➜ 02. Triwizard ˚⊱🪷⊰˚

203 36 8
                                    

⸙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DENGAR-DENGAR, Turnamen Triwizard akan diadakan secara langsung hari ini. Selepas menyaksikan kedatangan Beauxbatons yang berasal dari Prancis dan Durmstrang yang berasal dari Bulgaria, murid-murid bergegas mengganti pakaian menjadi seragam untuk duduk manis di Great Hall selagi Professor Dumbledore mengumumkan turnamen.

"Setelah kita sudah rapi dan nyaman, aku ingin mengumumkan," Dengan gemuruh Professor Dumbledore berbicara di podium, antisipasi tergambar jelas di wajah murid-murid. "Tahun ini, kastel ini bukan hanya rumah kalian..." Bersamaan dengan pintu aula yang dibuka oleh Argus Filch, ia melanjutkan. ".. melainkan juga rumah bagi tamu-tamu yang sangat istimewa. Kau lihat, Hogwarts telah dipilih-"

Ucapannya kian terpotong kala Filch menghampirinya dengan tergesa-gesa, napasnya tercekat. Dia nampaknya membisikkan sesuatu ke telinga Professor Dumbledore. Aku remang-remang mendengar kepala sekolah itu sempat membalas dengan tutur kata "Suruh mereka menunggu." sembari melirik was-was. Filch mengangguk lalu bergegas pergi keluar aula.

Maka, Professor Dumbledore kembali melanjutkan. "Jadi, Hogwarts telah dipilih untuk menjadi tuan rumah dari sebuah acara legendaris. Turnamen Triwizard."

"For those who do not know, Turnamen Triwizard mempersatukan tiga sekolah dalam serangkaian kontes sihir." Pria paruh baya tersebut mengangkat jari telunjuknya. "Dari setiap sekolah, satu siswa dipilih untuk bertanding. Sekarang, biar aku perjelas,"

"Jika terpilih, kau berdiri sendiri. Percayalah ketika aku mengatakan bahwa kontes ini bukan untuk orang berhati lemah. Namun, hal itu akan dibahas lebih jauh nanti," Ia melambaikan tangan, nadanya kembali ceria. "Untuk sekarang, mari kita sambut nona-nona cantik dari Akademi Sihir Beauxbatons, dan kepala sekolah mereka, Madame Maxime!"

Dengan serempak, para murid-murid menoleh kearah pintu aula yang kini terbuka lebar, menunjukkan siswi-siswi dari sekolah Beauxbatons yang telah berbaris rapi, langkah kaki mereka percaya diri.

Alunan musik elegan membaluti tarian, keelokannya patut dipandang dengan mata lebar. Kicauan burung juga dapat terdengar. Madame Maxime berjalan dibelakang mereka, seutas senyum tipis di wajahnya.

"Astaga, wanita itu besar sekali." celetuk Seamus, menyikut bahu Ron. Grace memukul ringan lengannya sambil melotot.

Di depan Great Hall, aku menangkap wajah familiar dari sepupuku, Fleur Delacour. Bersama adik perempuannya, Gabrielle Delacour. Gadis manis itu membungkuk hormat kepada para murid-murid yang sebagian ternganga lebar. Termasuk aku. Karena sedari dulu aku selalu mengaguminya, aku melambaikan tanganku diam-diam kearah Fleur, yang dibalas dengan lirikan mata dan senyum rupawan.

Ah, aku bangga.

Michael melonjakkan bahuku pelan, menarik-narik kain seragamku untuk mendapatkan perhatian. "Psst, Mads," bisiknya.

"Apa?" Aku menoleh, ikut berbisik.

Pemuda itu malah cengengesan, menunjuk diam-diam ke arah Cedric. Cedric Diggory. "Ku lihat-lihat, sedari tadi Cedric memperhatikanmu terus," gumam Michael geli.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐑𝐄𝐓𝐑𝐎𝐕𝐀𝐔𝐈𝐋𝐋𝐄𝐒, 𝘊𝘦𝘥𝘳𝘪𝘤 𝘋𝘪𝘨𝘨𝘰𝘳𝘺. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang