"Jadi?"
"Mereka tampaknya berhasil mendapatkan informasi dari lokasi tersebut."
Pria yang bertanya tadi adalah V. Pria tersebut kini sedang duduk di kursi sambil menaikkan kedua kalinya ke atas meja, mata elangnya memperhatikan layar komputer di depannya.
Tepatnya kini dia berada di sebuah ruangan khusus untuk memantau CCTV miliknya.
V tersenyum remeh di saat melihat sosok wanita dan 3 pria bersamanya, nampak seperti sedang mengintai."Dia hanya menyuruh seorang wanita dan 3 pria untuk mengambil 1% informasi tentang ku?" V terbahak-bahak.
"Tuan, wanita itu adalah wanita kepercayaan mereka sekaligus ketua dari grup IT yang bekerja dibawah perintah mereka bertiga." Seru seorang bodyguard di sampingnya. "Jika terus seperti ini, maka mereka akan tau persembunyian kita satu persatu." Tambahnya.
"Apa yang harus kita lakukan, tuan? Apakah kita harus melakukan tindakan atau perubahan rencana?" Tanya Louis, salah satu tangan kanan V.
"Tidak perlu..." Sahut V dingin sambil menyesap rokok yang habis ia nyalakan tadi.
".... Aku kemari bukan untuk mengotori tubuhku dengan darah, aku akan menunggu mereka di sana." Sambungnya dengan seringaian.
"Aku tau kalau salah satu dari mereka akan menemui ku lebih dulu." V teringat seseorang saat mengatakan hal tersebut.
"Kita tidak bisa berbuat sesuka hati di sini, kita tunggu mereka mengunjungi rumahku... Lalu di situlah akhir dari mereka."
💎
"Justin, brengsek!! Lepaskan aku bajingan!! Sialan!! Lepaskan aku!!" Anné terus memukul pintu kamar dengan kuat dan berteriak.
"Kembalikan kalungku, Justin! Kembalikan!!"
"Maafkan kami, nona! Ini semua adalah perintah tuan Justin langsung! Kami akan membebaskan anda setelah mendapat perintah dari tuan Justin." Suara Thomas terdengar dari balik pintu.
"Sementara waktu, pelayan akan memenuhi semua kebutuhan anda yang ada di luar, anda tinggal berbicara lewat pintu dan bodyguard yang ada di depan pintu kamar anda akan melapor ke pelayan." Thomas memberi penjelasan.
"Brengsek kau, Justin!! Buka pintunya! Buka!!"
.
.
.
"Sial! Kenapa mereka berdua lama sekali!" Ucap Michael yang sudah merasa bosan.
"Jangan terlalu tidak sabaran, mencari informasi mengenainya tidak mudah, aku bahkan yakin mereka hanya mendapat 1% saja dari semuanya." Sahut Edward.
Kemudian mereka bertiga menoleh ke arah suara langkah kaki.
"Akhirnya..."
"Cepat katakan apa yang kalian dapat, Alexha, Chris." Ucap Michael saat melihat kedatangan Alexha dan Christopher.
Alexha dan Christopher langsung mendudukkan dirinya di depan ketiga pria di depannya.
"Seperti yang kita tau, tempat yang kita cari itu bukanlah pusat dari bisnisnya..." Ucap Alexha langsung.
"Bukan? Lalu dimana jika bukan di sana? Bukankah itu adalah tempat bisnis terbesarnya?" Tanya Michael yang di angguki oleh Edward dan Justin.