High School Problems: Chapter 14

4.2K 309 23
                                    

Setelah sekian lamanya, perkemahan pun usai. Urgh, aku sungguh lega sekali.

Besoknya, aku kembali ke sekolah.

"Whoa! Si jenius datang!" Seru semua murid saat melihatku datang melewati koridor sekolah.

Semua murid menatapku dalam. Ah, aku sudah terbiasa dengan ini. Setiap hari, murid disini selalu menatapku seperti itu. Jadi, aku tak peduli.

Aku melihat mading sekolah dipenuhi oleh murid. Dan saat aku datang, mereka semua menatapku lalu memberi jalur kepadaku untuk melihat mading itu.

Ini sungguh aneh. Tidak biasanya mereka memberi jalur untukku untuk melihat mading yang tadinya dipenuhi oleh para murid gila itu.

Dengan rasa bingung, aku pun melihat mading itu.

MATH SCORES CLASS 2-A:

Abigail 98
Andrew 76
Jack 85
Zayn 74
Niall 53
Louis 66
Harry 42
Cathrene 100
Alex 90
Thalia 89
Rendy 78
Olaf 77
Celine 31
Hailey 99
Liam 76
Nicole 85
Nathasia 94
Abey 75

*catatan: Cathrene, Hailey, Abigail, Nathasia, dan Alex akan mengikuti Olimpiade Matematika.

Kepala Sekolah Harold,
Tessa Scott.

"Wow," gumamku setelah membaca salah satu kertas yang ada di mading itu.

"Congrats, Nerd." Ucap salah satu murid disampingku.

Aku hanya menunjukkan fake smileku padanya.

"Well well, congrats Cathrene.." Ucap seseorang dibelakangku. Uh, ini suara Harry. Aku sudah familiar dengan suaranya itu.

Aku menghadap kebelakang dan mendapatkan wajah Harry, Louis, Niall, Liam.

Ah, ada apa lagi sih?

"Selamat Cat, kau sudah masuk Olimpiade Matematika tahun ini. Tetapi jangan salah, aku juga akan ikut nantinya..." Ucap Harry lalu tersenyum miring padaku.

Apa?! Harry akan mengikuti Olimpiade itu? Bukankah nilainya sangat rendah?

"Nilaiku memang sangat rendah. Tapi aku bisa melakukan apa saja agar aku bisa ikut Olimpiade Matematika itu." Lanjut Harry lagi.

Harry pun mulai mendekatiku perlahan. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telingaku.

"Ingat bukan, aku pemilik sekolah ini. Jadi, aku bisa melakukan apa saja." Bisiknya tepat ditelingaku.

Urgh, sial. Aku hampir saja lupa bahwa dia adalah pemilik sekolah ini!

Mengapa Harry selalu menghantuiku?! Kapan ini akan berakhir?!

***

15.00 PM

Bel pulang pun berbunyi. Aku pun membereskan buku-bukuku untuk pulang.

Aku beranjak bangkit dari kursiku dan mulai melangkahkan kakiku ke pintu kelas.

Tapi sesaat, aku melihat Harry yang masih belajar di meja belajarnya. Sepertinya ia sangat sibuk belajar.

Ah, untuk apa aku menghampirinya? Lebih baik aku pulang sekarang.

Tapi.....

Sepertinya ia sedang kesusahan belajar Matematika.

High School Problems // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang