03. Mom & Me: Kecurigaan Mencuat

14 3 0
                                    

"Thank you, ya, Gi! Jadi ngerepotin." Angel menyerahkan helm yang sempat dikenakannya pada Gio, bertepatan ketika mereka telah sampai di depan halaman rumah Angel.

Gio tersenyum tipis seraya mengambil alih helm tersebut. "Santai aja kali. Ya udah, gue mau langsung ke rumahnya Tante Silvi. Duluan ya, Ngel!" Ujar Gio. Lalu menghidupkan motornya kembali.

"Ya udah. Gue juga mau masuk. Hati-hati, ya, Gi!" Kata Angel, sebelum akhirnya Gio benar-benar telah melenggang dari hadapannya.

"Ekhem! Siapa, Ngel?" Sahutan yang terbilang cukup keras dan mengagetkan, membuat Angel terlonjak sampai melatah.

Saat menoleh ke arah daun pintu, Alfina, sang mama tengah menatapnya tajam dengan sesekali mendengus.

"Tumben Mama udah pulang?"

"Barusan siapa? Pacar?" Alfina tak mengindahkan pertanyaan putrinya. Pikirannya lagi-lagi terhasut akan hal-hal negatif.

"Bukan. Dia cuma temen, kok." Kata Angel, apa adanya.

Saat hendak menyalimi tangan sang mama, beliau malah menepisnya tiba-tiba. Sontak Angel mendongak dengan ekspresi bingung.

"Mah?"

"Jujur sama Mama. Dia pacar kamu 'kan?"

"Apaan, sih? Angel nggak pacaran! Dia cuma temen. T-E-M-E-N!" Terang Angel, mengeja setiap huruf dalam kata 'temen'.

"Temen kok pulang bareng." Gerutu Alfina, kemudian kembali masuk ke dalam rumah.

Sungguh, ada apa dengan mamanya? Kenapa begitu sensi hanya karena Angel pulang dengan seorang cowok?

Aneh.

"Terserah Mama, deh. Angel mau mandi." Pungkas Angel, lalu melenggang menuju kamar tanpa mau memperpanjang.

****

Selesai mandi dan ganti baju dengan pakaian santai, Alfina menatap lekat-lekat putrinya dari atas sampai bawah di tengah aktivitasnya mengemasi beberapa barang.

"Mau ke mana?" Pertanyaan Alfina masih terdengar sinis seperti tadi.

Diam-diam Angel menghela napas pasrah saat tatapan serta ucapan mamanya lagi-lagi begitu tajam dan sensitif.

"Nggak ke mana-mana."

"Tumben nggak ke mana-mana, tapi pakaiannya rapi?"

"Ya, masa Angel harus pake seragam sekolah jam segini?"

Alfina tak lagi membalas. Perasaannya gondok, apalagi saat netranya tanpa sengaja melirik Angel yang tengah menggaruk perutnya.

Duhh, pengen nanya, tapi nggak siap kalau jawabannya bener-bener 'iya'!

"Ekhem. Mama mau ke kantor lagi, masih ada yang harus dikerjain. Pulangnya bakalan malem, kamu kunci aja pintunya, Mama bawa kunci cadangan, kok. Dan ... awas kalo kamu masukin cowok ke rumah!" Alfina menyerocos panjang lebar. Tatapan serta ekspresinya masih sama sinisnya.

Angel hanya bisa diam, pasrah dan mengangguk. Pikirnya, mungkin mamanya lagi banyak kerjaan, makanya beliau begitu sensitif hari ini.

"Iya."

"Denger kata Mama barusan 'kan! Jangan masukin cowok ke rumah!" Ulang Alfina.

"Iyaaa, Mamaaa! Dan lagi, Angel nggak punya cowoookkk! Udah dibilangin ratusan kali juga."

Alfina berdecak, lalu mendengus. "Ya, intinya gitu pokoknya. Awas, ya!"

Mom & MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang