Marion sudah ada di kantor PT Farmasi Sejahtera Indonesia di jam tujuh pagi, disaat orang-orang mungkin masih macet-macettan di jalan, atau bisa saja baru berangkat dari rumah.
Sebagai leader tim Creative, tentunya Marion memang sering berangkat lebih awal. Selain harus mengecek pekerjaannya yang super ekstra, tapi dirinya juga harus membagi-bagi beberapa hal yang nantinya harus diserahkan pada penanggung jawab terkait.
Baru saja membuka pintu ruangan, Marion terkejut melihat Wisma sudah ada di ruangan. Tampaknya Wisma baru selesai membuat kopi di dapur kantor, dan matanya bersitatap dengan Marion saat ini.
"Hai, Kak," sapanya sambil tersenyum, lalu melangkah menuju meja dan duduk di kursi.
"Tumben Wis udah di kantor jam segini?" tanya Marion heran. Cowok itu juga segera menghampiri meja kerjanya yang terletak di tengah-tengah ruangan dekat jendela, posisinya seperti memimpin lima kursi di sisi kanan dan lima kursi di sisi kiri.
"Gue ada deadline jam 9 nanti. Kemarin gak kuat lembur karena asam lambung kambuh. Sorry ya, Kak."
"Loh? Kenapa gak istirahat? Kerjaan lo bisa kasih Hisyam, tuh."
Wisma menggeleng cepat, "tuh anak satu juga kerepotan sama projeknya tim Produksi. Gapapa, gue masih kuat kok. Soalnya kerjaannya juga dikit lagi selesai sih asal dikerjain dari sekarang."
Marion tersenyum, "yaudah Wis, kalo ada apa-apa jangan maksain."
"Tenang, Kak."
Marion kembali fokus dengan komputernya. Perusahaannya memang fokus pada produksi obat yang sering ditemukan di apotek, tapi urusan ads atau iklan dan konten di sosial media diserahkan pada tim Marion.
Mata Marion melirik Wisma yang sudah fokus pada layar komputernya. Gadis berumur 24 tahun itu setahun yang lalu bergabung di sini. Wisma adalah seorang copy writer handal. Jebolan Universitas Indonesia dan pernah magang di salah satu perusahaan media ternama yaitu MND. Tempat di mana program televisi terkenal seperti, 'Astaga Pagiku', 'Singing In The Fire' dan lain-lain berasal.
Meski masih muda, nyatanya gadis itu kompeten dan cukup profesional. Bahkan, jika saja tidak ada permasalahan cinta di antara Wisma dan seseorang, mungkin saja Wisma bisa mengalahkan Naomi di jajaran karyawan ambisius dan gila kerja.
Satu jam kemudian, Marion melihat pintu terbuka. Di sana, Naomi masuk. Fashionable sekali seperti biasa. Gadis berumur dua puluh tiga itu memang terlihat sekali memiliki vibes cici-cici. Wajar saja, Naomi ini memiliki darah Harbin, Cina sana.
"Tumben dateng pagi Na?" Marion bertanya heran.
Sedangkan Naomi yang baru saja mendudukkan diri di kursi yang terletak jajaran kiri Marion, mengangkat satu alis heran, "ini jam delapan loh Kak. Pagi darimana?"
Kepala Marion langsung beralih ke jam dinding di sebelah kanannya yang tergantung.
"Kok gue gak sadar ya?"
Naomi tertawa, "lo gak fokus ya? Ada juga gue yang harus ngomong 'tumben' sekarang."
Marion ikut tertawa juga sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Tak lama kemudian beberapa orang lainnya masuk juga. Dimulai dari Kathalina, Jovan, Juan, Rai, Hisyam, Chester, dan Gadis. Orang-orang ini memang selalu datang di jam delapan tepat, atau beberapa menit terlambat dari jam kantor.
"Anjir! Wisma lo masuk hari ini?" tanya Hisyam heboh setelah duduk di jajaran kanan tepat di sebelah Wisma.
Wisma hanya mengangguk lemas, tapi tetap berusaha untuk mengerjakan pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CROWN (aesdream)
FantasyDalam pikiran sebelas orang ini, tak pernah sedikit, pun terbesit untuk menjadi anggota keluarga kerajaan. Kathalina, Jovan, Wisma, Januar, Hisyam, Gadis, Naomi, Rai, Marion, Chester, dan Juan yang awalnya hanya rekan kerja sesama karyawan di PT Far...