Gemini sang superstar

43 3 0
                                    

Gemini.. gemini .. gemini...
Sore itu, di bawah langit yang tampak kemerahan.
Sore itu, di tengah lautan manusia yang berteriak memanggil namanya..

gemini, pria dengan obsidian menawan itu bak dewa yang turun dari langit. Melambaikan tangan nya , lalu menunduk hormat kepada jutaan manusia yang datang hanya untuk melihatnya.

" my star.. are u ready?" Teriakan itu di sambut riuh di sertai tepuk tangan dan kata-kata manis yang memujanya.
My star, begitu cara gemini memanggil penggemarnya.

"Gemini sangat tampan"
"Gila, dia benar-benar tampan"
"Gemini , menikahlah dengan ku"

Teriakan riuh bersahut-sahutan yang terdengar seperti gemuruh ombak yang memekakan telinga.

Di bawah ratusan lampu sorot, dia, sang gemini berdiri sambil memaikan gitar kesayangannya. Menyanyikan lagu terakhir penutup konsernya hari itu. my first love.

*******

" wah gilaaa... ini dia bintang kitaa"
Teriak mark, sambil memeluk gemini erat ketika pria itu turunn dari panggung.
"Makasi kak" jawab gemini sambil membalas pelukan mark erat.
"Gem, ada yang nungguin lu di belakang."
Gemini melirik mark dengan tatapan malas,
"Lu undang dia kak?"
Mark mengangguk berlahan, lalu di balas oleh hembusan nafas berat gemini.
"Suruh dia pulang aja kak.."
Jawabnya sambil berjalan meninggalkan mark .

" gemini"
Terdengar seseorang memanggilnya, sambil membawakan seikat bunga matahari di tangannya. Berdiri tepat di depan laki-laki itu.
" papa bangga sama kamu"
Gemini membuang mukanya, malas menatap pria yang berdiri di depannya itu.
"Ngapain lu kesini?" Hanya kata-kata itu yang terucap dari mulut gemini ketika melihat papanya.

Lelaki tua itu terdiam , lalu menundukkan kepalanya. Tak sanggup menatap obsidian hitam yang kini terlihat menyala karna amarah.

"Gue tanya, ngapain lu kesini?!"
Gemini mengeraskan suara, terlihat pria di depannya itu terkejut.

"Gem, uda gem.. dia orang tua lu.." balas mark yang kini datang mencoba untuk menenangkan gemini. Pria itu menarik gemini untuk pergi dari tempat itu. Tapi nasi sudah menjadi bubur, rasa marah dan kecewa yang telah lama pria tampan itu kubur berlahan terasa muncul kepermukaan.
Gemini tak bergeming. Tetap berdiri sambil menatap sarkas pria tua di depannya.

"Papa.. papa bener-bener menyesal nak"

Praaang..

Pecahan kaca itu berhamburan.
Gemini, dengan tangan kosongnya menghajar sebuah cermin besar di sebelahnya. Menjadikan cermin itu kepingan kepingan tak berarti yang berserakan di lantai. Tangan itu ikut terluka, sama seperti hati pria itu saat ini. Bedanya, tangannya mengeluarkan darah segar yang mengalir deras , sedangkan hatinya terluka parah dengan perih yang begitu menganga.

" lu.." tangan itu menunjuk tepat di depan pria tua itu. Hembusan nafas berat kembali terdengar.
"Jangan pernah lu tunjukin diri lu di depan muka gue lagi"
"Gem.. papa benar-benar menye"

Brught...

Kali ini tangan gemini tepat mendarat di sebelah pria tua itu. Menghantam dinding putih di belakangnya.

"Kalau lu nunjukin muka brengsek lu di depan gue lagi.."
"Gue BUNUH lu"

Finalnya, sambil berjalan menjauh dari ruangan itu..

Glips of usWhere stories live. Discover now