*****
Hallo semua... Kalian pasti menyadari perubahan ini, ya aku rasa terlalu cepat menyimpulkan untuk segera update. Karena ketergesaan Ars sampai lupa alur selanjutnya gimana?
Hehe sorry....
Happy reading!!
___________________________
Sefarina menatap lekat pantulan dirinya, ia baru saja selesai menghadiri sebuah pesta topeng dengan balutan dress hitam cantik dan tatanan rambut tergulung indah.
Hiasan make up natural di wajah seputih susu itu memancarkan pesona miliknya, kini Sefarina mengistirahatkan diri di sebuah kamar bernuansa gelap.Helaan nafas panjang setiap kali melihat kaca, mengingatkan Sefarina harus menerima takdir untuknya.
Kediaman Chamberlain, dimana setiap orang tidak akan ada yang tahu berapa banyak anggotanya dan siapa saja mereka?
Dulu! sebelum pada akhirnya mengetahui segalanya sampai rahasia besar yang di sembunyikan dengan rapi dari sorotan dunia, bahkan kini Sefarina menjadi bagian dari Chamberlain sendiri.
Terkurung dalam genggaman pria berkuasa asal Italia
Terlibat dunia bawah hitam dan sebuah transaksi takdir rumit.
Menjadikan dirinya sebagai obat hidup bagi seorang pewaris pertama kediaman Chamberlain yang di rumorkan sebagai pria sempurna bernasib malang!
Memikirkan kembali ketika dirinya menjadi sandra pengusaha taipan muda kaya raya generasi kedua. Ia tersenyum mencela kala membayangkan reaksi para wanita sialan yang menghina dirinya.
Sayangnya, mereka yang mengira pewaris pertama lumpuh harus menelan pil pahit karena pria tersebut bukan hanya tidak lumpuh, tapi teramat tak nyata. Ketampanan pria itu terlampau sempurna.
Jika saja pria tersebut sempurna seperti yang tergambar dalam ekspektasi setiap wanita, tidak lebih tepatnya ekspektasi Sefarina.
Mungkin saja dirinya tidak akan mencoba untuk melarikan diri saat pertama kali bertemu.
Bisa jadi dirinya sendiri secara sukarela menawarkan diri sebagai sandra? Iya kan? Pikirnya.
Andai saja dirinya melarikan diri semudah yang terkira.
Kalo saja ia tidak jadi menghadiri pesta. Mungkin semua yang terkubur dalam oleh takdir untuknya tidak akan pernah di sadari sampai selamanya.
Sefarina mengingat hari sebelum dirinya mendapat undangan dan datang menapaki kembali negara ini.
Bagaimana kabar keluarganya? Apa yang terjadi selama dirinya berada di sini? Pikirannya mulai kalut.
"Kau harus segera mengisi perutmu, Baby girl."
Tersentak! Ketika merasakan sepasang tangan kokoh berurat membelit pinggangnya dari arah belakang. Mendekap dengan erat seakan hari esok tidak akan pernah muncul.
Dirinya menoleh kearah pria di belakang tubuhnya yang tengah duduk di depan meja rias, mengelus lembut rahang pria itu.
"Aku akan melakukanya, jadi... jangan khawatir,"
"As you wish, My Beloved Sefarina."
Merinding! walau sudah dirinya biasakan selama delapan bulan lamanya. Entah kenapa? Suara pria ini begitu memabukkan. Membuat radar sensorik miliknya selalu menghantarkan rasa nyaman berlebihan dan hal itu membuatnya gelisah.
Sekarang dirinya hanya mampu terdiam dengan apa yang pria itu lakukan, merasakan kelembutan basah dari mulut pria itu di tangannya, memberi kecupan? Mungkin, entahlah.
"Mengapa aku merasa kau ingin kabur, Baby girl?" Geraman suara rendah terdengar di keheningan ruangan mewah itu, "Apa yang tengah otak mungil ini coba pikirkan, hmm?"
"Aku tidak------"
Tidak! Arina tercekat, bibirnya kelu dengan mata terbelalak menatap pantulan kaca dimana dirinya dan pria itu yang berlumuran cairan.
"Mengapa kamu tidak bisa menerimaku?"
Sefarina mempertahankan ekspresi miliknya, mau bagaimanapun seharusnya yang bertanya itu dirinya.
Selama ini apa yang terjadi pada tubuh pria itu, mengapa ketika menerima penolakan reaksi tubuhnya di luar nalar manusia?
Tersadar akan pikirannya, ia tidak menyadari seluruh tubuh pria di belakangnya mulai terkelupas.
Bau darah tercium samar,
Sebisa mungkin dirinya coba tahan.Segera Arina berbalik badan hanya untuk mendapati tubuh pria itu di penuhi selur garis merah darah yang keluar dari dalam tubuhnya.
Arina menangkup wajah rupawan di hadapannya, mengecup leher itu. Terakhir membawanya dalam dekapan lembut, penenang.
Arina menghiraukan tubuhnya yang terkena noda darah.
"Maafkan aku... Kumohon redakan amarahmu, oke."
Arina melirik selur garis darah dalam tubuh dekapannya berkurang. Menghela nafas lega, kerana setidaknya tidak akan melihat kembali kejadian aneh saat pertama kali bertemu pria ini di dalam peti bermandikan darah.
.
"Sefarina, semua yang ada padamu adalah milikku, bahkan aroma tubuhmu hanya aku yang bisa menciumnya."
"Ingatlah satu hal, Baby girl. Memilikimu adalah hak ku.."
__________________&&_______________
Oke segitu dulu ya.
Ini cerita pertama dari seorang amatir seperti saya jadi maafkan kalo banyak kesalahan penulisan.
Hanya sekedar pengingat,
Tekan bintang kecil di pojokkan. Support to me!
Jangan lupakan tinggalkan jejak. Comment!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Different; Recflection Of The Soulmate
De Todo"Aku menyukai semua yang ada padamu. Memilikimu adalah hak ku." ______________&&____________ Sefarina Lupika Quinten, seorang public figur asal Spanyol yang tengah naik daun pada usia dua puluh tahun, memiliki segalanya tidak membuat hatinya tenang...