Chapter 2

10 2 0
                                    

Aurora bangun dan terkejut berada di tempat yang tidak ia kenal. Ditambah lagi bertemu dengan orang yang menyiksanya waktu itu.

"Hey, dia sudah bangun."
"Kau tidak apa apa?"
Ucap Lucas yang khawatir padanya.

"I-iya, aku tidak apa-apa."
Ucapnya terbata, mengingat kejadian kemarin.

"Syukurlah kau tidak kenapa-kenapa."

Hening.

"Bi-bisakah kau meninggalkan ku?"
Aurora merasa tidak nyaman atas kehadiran mereka.

"Baik Luna. Ayo Lucas kita pergi" Lucas mengangguk mengiyakan, mengikuti Leonard yang telah lebih dulu meninggalkan mereka.

"Bagaimana keadaannya Beta Noah?"
"Dia sudah sadar Alpha"
"Baiklah kau boleh pergi"

Alex pergi melesat menuju kamar yang ditempati oleh Aurora.

Tok.
Tok.
Tok.

"Bolehkah saya masuk?"
"Ya, silahkan"

"Kau tidak takut dengan ku kan?"
"Tentu tidak, kan tadi kau telah menolongku"
"Memang kau melihatnya?"
"Ya, sebelum aku benar-benar pingsan"

"Tapi, sebenarnya aku dimana? Dan kau siapa?"
"Kau berada di pack ku, dan perkenalkan namaku Alexander"

"Apa itu pack?"
"Kau tidak tahu?"
Aurora menggelengkan kepalanya. Alex baru sadar bahwa matenya itu seorang manusia.

"Kau itu mateku."
"Mate? Apa itu mate?"
"Mate adalah pasangan seumur hidup seorang makhluk immortal"

"Ja-jadi kau bukan manusia?" Ucap Aurora terbata.

"Bukan, aku adalah seorang werewolf, lebih tepatnya Alpha dari pack fullmoon ini"

Aurora sedikit bingung. "Tenang saja, aku akan mengajarimu tentang dunia immortal yang aku tahu"

~~~~~~~~~~~~

"Luna, aku membawa makanan untukmu." Ucap seorang omega.

"Jangan panggil aku luna, namaku bukan luna." Omega itu hanya tersenyum dan pergi setelah menaruh makanan tersebut. Sedari pagi, banyak orang yang memanggilnya dengan nama luna, dan setiap Aurora tanya, para omega itu hanya tersenyum.

"Aku harus bertanya kepada Alexander.

"Dimana Alexander?" Tanyanya kepada salah satu omega.

"Alpha sedang pergi karena ada urusan."
"Kapan ia akan pulang?"
"Saya juga tidak tau pasti luna."

~~~~~~~~~~~~~~~

3 hari berlalu, Aurora selalu berada di kamar yang dijaga oleh 2 warrior. Setiap Aurora ingin keluar dari kamarnya, ia selalu tidak boleh keluar dari kamarnya

"Hmm, kenapa aku tidak boleh keluar dari kamar ini? Aku bosan tau!"
"Maaf luna, ini perintah Alpha."

"Bisa gak sih kalian jangan panggil aku luna, namaku bukan luna!"
"Tidak bisa, karena kau adalah luna kami." Jawaban itu selalu muncul ketika Aurora bertanya tentang itu.

Alex telah kembali dari semua urusannya, dan kini yang ingin ia tuju adalah kamar Aurora.

Tok
Tok
Tok

"Masuk saja"
"Halo, kau merindukanku?"
Suara yang dia tunggu sejak lama. Ia langsung memutar badannya yang sedari tadi melihat ke arah jendela.

"Alexander, kapan kau pulang?" Ucapnya dengan nada gembira. "Baru saja."

Mereka lalu duduk diranjang Aurora."Aku sebenarnya punya banyak sekali pertanyaan yang ingin aku tanyakan kepadamu"
"Benarkah, apa?"

"Kenapa setiap orang disini memanggilku dengan luna?"
Melihat pertanyaan polos Aurora, ia menjadi gemas dan rasanya ingin mencubit pipinya itu, tapi ia tahan, takut akan matenya menakuti dirinya.

"Karena kau adalah calon istriku."
"Hah? Maksudmu? Apasih itu luna?"

"Luna itu adalah pemimpin suatu pack, yang berarti mate dari Alpha."

"Jadi aku itu ratu disini, begitu?" Tanyanya terkejut tak percaya

"Ya, bisa dibilang begitu"
"Tapi, aku bahkan tidak berpengalaman, bagaimana?"

"Tenang, aku akan mengajarimu kok."
"Benarkah? Terima kasih atas semua kebaikanmu." Ia tersenyum.

"Ini sudah jadi kewajibanku, jadi tidak perlu terima kasih."
"Baiklah."

"Aku ingin pergi keluar, apakah boleh?"
"Kau tidak boleh keluar dari pack ini!"

"Yah, berarti aku tidak bisa keluar dari sini dong?"
"Kalau masih didalam pack tidak mengapa, tapi kau harus ditemani aku, atau seseorang yang bisa kupercayai."

"Apa kau ingin ke taman?"
"Disini ada taman?"
"Tentu saja."

"Aku ingin pergi ke taman itu, apakah boleh?"
"Jika kau bersamaku, tak mengapa"
Mereka langsung pergi ke taman yang berada di belakang pack tersebut.

~~~~~~~~~~~~~

"Tempat ini indah sekali."
"Apa kau suka?"
"Tentu, disini juga sangat luas."

"Siapa yang menanam bunga-bunga ini?"
"Oh, ibuku yang melakukannya."
"Ehm, begitu rupanya."

"Alexander, apakah aku boleh ketaman ini lagi?"
"Tapi, kamu harus ditemani, jangan pergi sendiri!"
"Baiklah, aku mengerti."

Setelah Aurora puas menikmati tempat tersebut, Alexander mengajaknya untuk ke perpustakaan pack.

"Ini adalah perpustakaan pack."
"Wah, ternyata besar juga ya tempat ini." Alexander mengangguk mengiyakan sambil tersenyum.

"Aurora, sini aku punya sesuatu untukmu"
"Apa itu?" Dia berjalan menyusul Alexander.

Dia menunjukkan sebuah buku yang terlihat tebal.
"Buku apa ini? Kenapa terlihat sangat tebal."
"Ini adalah buku mengenai hukum dan asal usul werewolf."

"Apa aku bisa memahaminya semua?"
"Tentu, kenapa tidak?"
"Sekali lagi terima kasih"
"Ya, ini sudah menjadi kewajibanku"

Rasanya Aurora ingin memeluk pria tersebut, tetapi ia sadar dan menahannya. Alexander pun merasakan hal yang sama. *Kenapa aku jantungku berdebar ya?* Kata Aurora di dalam hati.

~~~~~~~~~~~~

Maaf, kalau ceritanya kurang bagus atau lain sebagainya, karena ini cerita pertamaku.
Gak suka skip aja. 😊

Yang suka, silahkan vote, kalau gak mau gak papa sih. 😊

The Queen and Alpha [Hiatus] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang