Kakel

67 7 3
                                    

.
.
.
.

"ToD? "Tanya salah satu temannya yang bernama haechan.

Sekumpulan pemuda itu sedang berkumpul di kelas, jadi mereka sedang memainkan permainan truth or dare dikarnakan kelas mereka sedang jamkos.

"Karna gue males milih truth, lu nanyanya sering aneh-aneh jadi gue milih dare. "Ucapan pemuda tersebut yang bernama jeno langsung mendapatkan sorakan dari temannya karna memilih dare.

"Wow.. Berani juga lu ya jen. " ucap chenle sambil terkekeh.

"Oke karna lu milih dare, coba lu tembak kakel kita yang namanya tapi harus diterima. " ucapan haechan langsung mendapatkan pelototan dari temannya.

"Gak ya! Ganti-ganti, males gue kalo dare nya itu! " Jeno bersungut-sungut kesal, kenapa temannya itu sering sekali menajilinya.

"Gak bisa, kalo ganti lu kasih gue duit 10juta." jawab haechan sambil terkekeh geli melihat raut wajah temannya yang semakin masam.

"Duit dari mana gue 10juta,kalo punya sugar daddy gue kasih lebih dari itu. "

"Noh si jaemin kaya, kalo lu diterima jadi pacar dia kan enak, duitnya bagi dia. " ucap haechan santai sambil menaik turunkan alisnya mengejek Jeno.

Jeno mendengus sambil menggeplak kepala haechan
"Dih, iya-iya gue terima tantangan itu. "
Ucap Jeno sambil berlalu pergi meninggalkan temannya itu.

.
.
.
.

Tepat saat bel istirahat berbunyi Jeno menghampiri kelas kaka kelasnya itu, namun saat dia memasuki kelasnya dia tidak melihat sosok yang dicarinya itu dia hanya menemukan sosok kaka kelasnya yang lain.

"Em ka renjun, liat ka jaemin gak? " tanya jeno menyembunyikan raut terpaksanya.

"Oh jeno? Tumben nanyain jaemin ada apa nih. " jawab renjun jahil karna tidak biasanya adik kelasnya itu menanyakan temannya yang sangat acuh itu.

Jeno menggaruk kepalanya tidak gatal
"Ada perlu aja ka. "

Renjun mengangguk sambil memperhatikan Jeno.
"Dia keperpus,kalo ada perlu cari aja kesana. " ucap renjun sambil tersenyum menatap Jeno.

"Oh Oke ka, makasih. " Jeno yang sadar diperhatikan seperti itu tidak enak, dan langsung berpamitan untuk mencari kakel esnya itu.

.
.
.

S

aat jeno telah sampai di perpustakaan dia mencari kakel nya itu, kesegala sisi ruangan penuh buku itu.

"Mana si es itu coba. " ucap jeno malas.

Akhrinya jeno menemukan kaka kelasnya itu sedang belajar di pojok, jeno menghampiri sambil berdehem agar atensi orang itu beralih memperhatikannya.

Sadar tidak dianggap, jeno berdehem lagi namun dia merasakan tangannya ditarik agar terduduk.Jeno yang tidak siap itu akhirnya jatuh dipangkuan jaemin.

Mata mereka bersitatap, ntah sadar atau tidak jeno sepertinya nyaman dengan posisinya itu,setelah jeno tersadar dia berdehem canggung namun tidak berpindah posisi.

"Ka gue mau lu jadi pacar gue. " ucapnya singkat padat dan jelas menyerukan maksudnya mendatangi kakelnya itu.

Sedangkan jaemin mengerutakan dahinya bingung dengan ucapan adik kelasnya tersebut.

"Lu serius? " tanya jaemin sambil memegangi pinggang adik kelasnya tersebut.

"I-iya!lu harus mau ka. " ucap jeno mencoba melawan rasa gugupnya, dapat jeno rasakan kakelnya itu mengelus pinggangnya.

"Oke gua mau, sekarang lu ikut gua. " ucap jaemin sambil menarik tangan jeno meninggalkan halaman sekolah menuju parkiran mobil.

"Masuk." perintah jaemin sambil membukakan pintu mobilnya.

Jeno tanpa berpikir dia  masuk kedalam mobil kakelnya itu.




Setelah beberapa menit mereka sampai di mansion milik jaemin, awalnya jeno tercengang dengan luasnya rumah jaemin meskipun rumah dia juga besar, tapi masih kalah luasnya dengan milik jaemin.

Saat sudah sampai di kamar milik jaemin, dia menarik jeno kearah kamar mandi.

"E-eh ka, lu mau ngapain! " tanya jeno takut pasalnya jaemin melepaskan seluruhnya pakaiannya sendiri sehingga terlihat benda yang sangat besar menggantung diantara kaki jaemin.

"Let's take a shower together. " ucap jaemin setelah dia masuk kedalam bathup dan memberi gestur agar Jeno mengikutinya.

"Gak mau ya! Tar lu apa-apain gue lagi. " Jeno rasanya ingin menangis saja setelah menerima dare dari temannya itu.

"Kenapa? " jaemin berjalan mendekati jeno, sedangkan jeno berjalan mundur perlahan, namun jaemin tak gentar mendekati adik kelasnya itu, dan memojokan nya dia anatara tangannya.

Jaemin terkekeh melihat raut ketakutan adik kelasnya yang terkenal sangar itu, jaemin melepaskan pengait celana jeno beserta dalamannya, jeno sendiri pasrah dah terpampang lah penisnya yang tidak seberapa besar itu.

"Apa ini bisa dibilang penis? Dan pantat lu mulus banget dan berisi ternyata, lebih dari ekspektasi gua. " jaemin terkekeh lagi sambil melepaskan seluruh pakaian jeno dan sekarang adik kelasnya itu naked.

"Hik." satu isakan lolos dari belah bibir jeno, ini salah satu kelemahan jika dia terpojokan makan dia akan menangis.

"Astaga gemasnya Lee jeno yang terkenal sangar itu ternyata cengeng. " ucap jaemin sambil membawa jeno kedalam dekapannya.

"Sialan lu ka! Hik. " jaemin hanya terkekeh lalu mengangkat tubuh adik kelasnya itu, didukannya di atas wastafel kamar mandinya.

"Dari awal gua kenal lu itu, emang menggemaskan ternyata emang bener. " ucap jaemin menciumi pipi putih jeno yang memerah.

"Eum, kaka lu mau jadi pacar gue? " tanya jeno menatap jaemin polos.

Jaemin menurunkan jeno dari wastafel dan mempertemukan ranum mereka, sebelum itu jaemin berucap "gua mau. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang