Keesokan harinya.
Jungkook menjemput kekasih cantiknya di kampusnya. Jungkook dan Jimin sudah sepakat pergi ke rumah orang tua Jimin untuk membicarakan rencana pernikahan mereka.
Sesampainya di sana.
Mereka sudah disambut dengan ramah oleh kedua orang tua Jimin. Bahkan Nyonya Park sudah memasak banyak makanan untuk mereka berdua dan menyuruh mereka untuk menginap saja malam ini karena Nyonya Park sudah membereskan kamar Jimin.
Jungkook sih setuju saja, lagipula besok ia tidak punya jadwal terbang. Berbeda dengan Jimin yang menolak menginap karena besok ia ada kelas pagi.
Setelah makan malam. Jungkook yang mulai gelisah pun akhirnya memberanikan diri untuk mengutarakan niat awalnya yaitu ingin melamar Jimin.
"Abeonim. Saya ingin mengatakan sesuatu." Jungkook bahkan meremas pahanya sendiri karena saat ini jantungnya berdebar begitu kencang. Jimin yang ada di sampingnya tentu saja meraih tangan kekasihnya yang terasa dingin saking groginya.
"Bicaralah, Jungkook." Tuan Park dengan senyum teduhnya.
"Saya ingin menikahi Jimin." Tuan dan Nyonya Park awalnya terdiam sejenak, namun detik berikutnya senyum mereka mengembang dan menatap Jimin yang terlihat menunduk malu.
"Kenapa kamu ingin menikahi Jimin?" tanya Tuan Park melirik putra kesayangannya.
"Saya mencintainya dan saya ingin bersama dengannya selamanya." Jungkook tersenyum dan menatap Jimin yang merona malu. Kedua orang tua Jimin tentu saja saling pandang dan menatap sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta ini.
Sudah tiga tahun mereka berpacaran dan satu tahun belakangan ini mereka sudah tinggal satu atap. Jungkook pikir, ia harus segera mengesahkan hubungannya dengan Jimin ke tahap yang lebih serius.
"Bagaimana denganmu, Jiminie?" Tuan Park tersenyum menatap Jimin.
"Aku mau, Eomma, Appa. Tolong restui kami." Pinta Jimin dengan wajahnya yang menggemaskan.
"Aku tidak punya alasan menolakmu kalau Jimin sudah setuju. Kapan kalian akan menikah?"
"Dua bulan lagi. Tapi saya benar-benar minta maaf kalau mungkin saya tidak bisa mengadakan pesta mewah karena setelah kami menikah, saya berencana ingin berhenti menjadi pilot dan membangun bisnis." ujar Jungkook dengan sangat yakin dan menatap Jimin dengan penuh cinta. Jungkook sudah sangat mantap dengan pilihannya.
"Kamu yakin, Jungkook?" tanya Nyonya Park sedikit terkejut mendengarnya. Jungkook mengambil keputusan yang cukup berani. Setahu Nyonya Park, Jungkook sudah cukup lama menjadi pilot bahkan ia sudah dipercaya terbang ke luar negeri. Sayang sekali kalau Jungkook memutuskan karirnya saat ini.
"Yakin, Eomoni. Saya tidak ingin membuat Jimin kesepian lagi, saya ingin selalu di sisinya. Dan saya pikir, saya juga mulai bosan dengan pekerjaan saya ini. Jadi saya pikir, saya ingin mencoba membangun bisnis sebagai gantinya."
Tuan Park manggut-manggut mendengar jawaban Jungkook. "Aku harap kamu sudah memikirkannya matang-matang, Jungkook. Jangan melepas semua yang kamu punya hanya demi orang lain. Jangan sampai menyesal di kemudian hari."
Beruntungnya seorang Jeon Jungkook, mempunyai kekasih yang begitu mencintainya dan calon mertua yang sangat pengertian. Jungkook seperti punya orang tua yang sangat perhatian padanya. Itulah yang membuat Jungkook sangat mencintai Jimin dan tidak ingin melepasnya.
"Nde, Abeonim." Jungkook mengangguk yakin dan menatap Jimin sekali lagi.
Demi Tuhan, Jungkook sangat mencintai kekasihnya ini.
🐣🐣🐇🐇
Setelah mengobrol panjang dengan kedua orang tua Jimin, mereka berdua pamit pulang dan kembali ke apartemen mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love
FanfictionJungkook yang berprofesi sebagai pilot diberi tugas untuk terbang ke New York. Dan saat tiba di New York, Jungkook bertemu lagi dengan saudara kembarnya, Junghyun yang sudah lama terpisah.