FORCED TO LEAVE

16 3 1
                                        

Happy Reading
-
-
-
Jihan terus mengumpat pria yang baru beberapa jam menjadi suaminya.
Pria berwajah kaku yang berdiri di depan pintu kamar seakan gelisah,ia selalu melihat jam tangannya seakan mengejar waktu

"Hu.. kenapa? nona lama sekali , Aku takut singa besar mengamuk karena keterlambatan ku ,Bisa -bisanya Bobi melemparkan tugasnya padaku "ucap Gerald menggerutu

Pintu kamar terbuka lebar, Terlihat gadis cantik yang masih memakai kebaya pengantin dengan raut wajah masam.keluar begitu saja melewati Gerald yang menunggunya cukup lama di depan pintu kamarnya.

Sang asisten terperangah melihat sikap masam Jihan

Dengan hati yang gondok Jihan beranjak mengikuti pria kaku di hadapannya.
"Pergilah dulu, nanti aku menyusul"ucap Jihan ketus
Gerald baru mau menolak apa yang di perintahkan nyonya mudanya,Jihan mengibaskan tangannya dan berlalu pergi Tampa bicara.

Gerald berdecak sebal sambil menggerutu sepanjang jalan hingga terlihat seorang supir pribadi dari keluarga Kevin berdiri di samping mobil mewahnya , Gerald menyapa supir itu,
"Sorry Doni!, kemungkinan kita akan sedikit terlambat"

Doni terdiam menatap Gerald , pikirannya masih bergelut dengan sikap nona mudanya,entah apa yang akan terjadi ketika ia terlambat menjalankan perintah sang bos.Doni pun bergidik membayangkan hukuman yang akan ia terima.

Kevin Cullen adalah seorang ceo yang dingin dan arogan dan sangat kejam , mempunyai kekuasaan serta kekayaan adidaya yang melimpah membuat sikapnya bertambah angkuh ,anak buahnya sangat takut akan kekejaman Kevin ,satu kesalahan sedikit saja tidak mudah di toleransi.

Rasa gelisah Doni semakin menjadi hingga membuat ia cemas, bayangan hukuman seakan menghantui dirinya.

"Maaf Tuan ini sudah waktunya kita berangkat, Tuan muda Kevin akan marah besar"! ucapnya cemas

Gerald mengangguk sambil melihat arloji yang melingkar di tangannya.
"Sebentar lagi nyonya akan keluar,berikan waktu sedikit untuknya"

"Hmm .. baiklah, tetapi anda sangat mengerti kan akibat keterlambatan ini"ucap sang supir memberi peringatan

Gerald memang sangat mengenal sifat bosnya yang dingin, arogan,tidak bisa ia pungkiri semua kekejaman sang bos dalam menghadapi semua musuhnya.
Semua anak buahnya selalu bergidik ngeri melihat tempramental sang bos.

Jihan mencari keberadaan ayahnya ,ia tidak mungkin pergi Tampa berpamitan.
Seorang pria tampan dengan sorot mata yang tajam menghampiri Jihan sambil berkaca-kaca, pria itu memeluk Jihan serta mencium kening dengan penuh kasih.
"Kakak..!ucap Jihan sendu butiran air mata jatuh di pipinya membasahi tuksedo yang pria itu pakai .

"Hei.. tidak usah menangis, wajah cantik mu nanti jelek , seperti Wewe gombel"ucap Ardan Smith menggoda adiknya.Putra sulung dari keluarga Smith, baru'saja tiba, dia memang sengaja tidak datang pada saat ijab sang adik.

Ardan sangat kecewa dengan keputusan sepihak , kakek serta ayah untuk menjodohkan Jihan dengan pria yang terkenal arogan dan kejam.Perdebatan yang dilakukan dirinya dengan sang kakek memang sangat alot , hingga membuat Ardan mengucapkan perjanjian secara tertulis dengan kakek.

Dalam jangka lima bulan pria arogan itu, tidak menghargai adiknya atau menyakiti jiwa dan batinnya,akan ia ambil secara paksa walaupun itu menentang hukum.

Syarat tertulis yang di sahkan melalui saksi serta advokat.

"Kakak ! kenapa? baru datang "ucap Jihan dengan gaya manja
"Maaf! kakak banyak urusan penting "sahutnya menyesal

Ardan bertambah gemas melihat sikap manja adik tercintanya.
Dia menggelengkan kepalanya dan terkekeh
"Hei adikku sayang ubahlah sikap manja mu nanti di depan keluarga barumu, bersikaplah yang anggun, agar mereka sangat menghargai mu"ucapnya bijak sambil mencubit pelan hidung Jihan

"Siap komandan!"sahutnya lantang seakan Jihan sebagai prajurit yang siap menerima tugas.
Ardan semakin berat berpisah dengan adiknya,tidak jauh dari tempat kedua adik kakak berdiri, seorang pria paruh baya menatap sendu hatinya terasa tersentuh melihat kasih sayang keduanya, sangat kompak.

Pria tua itu mendekati mereka ,dan ikut memeluk keduanya tak terasa matanya berair.
"Ayah!"ucap kedua adik, kakak
"Ayah bangga sekali dengan kalian, ayah janji akan selalu menjaga kalian sampai hari yang akan menjemput ayah"

Mereka melepaskan pelukannya,
"Ayah ! jangan bicara seperti itu , membuat kami sedih "sambung Jihan.
Ardan berdecak sebal atas sikap ayahnya yang merusak suasana hati Jihan ,jadi bertambah sedih

Asisten pribadi Kevin sudah tidak sabar menunggu Jihan , yang sudah terlambat batas waktu yang di janjikan.
Ia pun bergegas memanggil nona mudanya, Gerald terpaku melihat momen indah sebuah keluarga,ia sangat iri dengan nona mudanya.

Keharmonisan keluarga yang tidak ia dapatkan,ia hanya seorang anak yatim yang di adopsi oleh keluarga Cullen.
"Anda memang sangat beruntung nona"gumam  Gerald

"Maaf nona menganggu momen anda, tetapi lebih baik kita berangkat sekarang"ucapnya tegas

Ardan berdecih menatap tajam sang asisten
"Menganggu saja "sungutnya kesal

"Ayah, kakak ! Aku pergi dulu "pamit Jihan sambil mencium punggung tangan ayah dan kakaknya, sebelum melangkah jauh Jihan berhenti membalikan tubuhnya, rasanya seperti mengganjal sebelum ia ungkapkan.
"Bolehkah aku bertanya,apa Kakek hadir disini?

"Kakek mu tadi sudah hadir disini tetapi ada sesuatu pekerjaan penting yang harus ia selesaikan"sahut ayah sedikit berbohong
"Pasti kakek akan berkunjung di masion tempat mu tinggal"timpal Ardan mengikuti kebohongan ayahnya
"Oh! baiklah salam untuk kakek "sahut Jihan,ia pun melangkah menuju pintu keluar

"Ayo nona silahkan masuk,"ucap Gerald membukakan pintu mobil
Didalam mobil suasananya terasa sepi,Jihan melirik kedua pria tampan di depannya
"Wajah mereka seperti zombie kaku seakan tak bernyawa hi!"batin Jihan bergidik
"Apakah seluruh anak buahnya bersikap kaku dan dingin "?gumam Jihan, pandangan Jihan berpindah menuju kaca jendela mobil yang didalamnya terlihat semua sedangkan di luar tidak transparan di pandang , tatapannya kosong sehingga ia tertidur sangat pulas

Doni menyunggingkan senyum sedikit, melihat nona muda di bayangan kaca dalam mobil sempat memandangi dirinya serta asisten Gerald.

"Nona! bangun kita sudah sampai "ucap Gerald lembut

Jihan mengedipkan matanya, mengumpulkan sedikit memori yang terjadi barusan
"Hu lelah sekali sepertinya aku kurang istirahat"gumam Jihan sambil merenggangkan kedua tangannya
"Silahkan nona anda turun "ucap Gerald datar

"Iya cerewet!"sahutnya kesal dengan sikap Gerald

Beberapa pelayan berbaris menyambut Jihan , dengan tersenyum manis
"Selamat datang nona semoga anda betah tinggal di masion ini" ucap salah satu pelayan
"Terima kasih atas penyambutan kalian "sahut Jihan ramah

Doni mengeluarkan koper serta membawanya masuk dan diserahkan koper itu , dengan kepala pelayan
"Ku berikan tugas kalian selanjutnya ,dan layani nona dengan baik"ucap Gerald
"Baik,Tuan!"sahut Joni sebagai kepala pelayan serta sedikit membungkuk

Gerald beranjak dari tempat itu ,dan memindahkan langkahnya menuju ruang kerja Tuan Kevin 
 

"Silahkan nona! anda naik ke lantai atas ,mari ikuti saya"ucap Joni
Jihan mengikuti langkah  kepala pelayan.Dan berhenti di kamar utama
"Ini kamar anda nona! silakan anda beristirahat, kalah ada sesuatu yang di butuhkan tolong pencet tombol ini "ucapnya menunjukan tanda tombol di sebelah pintu kamar

Jihan menjatuhkan tubuhnya di ranjang besar itu, pandangan matanya terus menelisik keindahan ruang kamar yang ia tempati, interior kamar sangat modern
"Orang ini pastinya sangat pandai mencari arsitektur yang hebat, tapi! kenapa dari tadi aku tak melihat pria angkuh itu?"gumam Jihan

Jangan lupa vote serta komentarnya


My Spoiled Grill Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang