08.34am. Di tengah pemakaman kelas bangsawan RBP (Royal burial place). Sepasang mata yang sayu menatap nisan makam seseorang, dengan menggenggam bouquet bunga kecil dan menaruhnya diatas makam itu. Anehnya Isak tangis tak lagi terdengar dari bibirnya, seakan-akan dia menyambut roh dengan penuh kebahagiaan. Jas Hitam yang dikenakan olehnya sudah membuat identitasnya sebagai bangsawan sangat mencolok.
"hmh" cengirnya dengan sangat angkuh sambil meraba nisan makam tersebut.
"ini lah akibatnya kau bermain' dengan ku, apa kau kedinginan? "
kemudian dia meraba saku jas nya dan mengeluarkan sebatang rokok, lalu menikmati nya sambil melihat pemandangan sekitar pemakaman.
seorang penjaga makam yang rutin membersihkan area pemakaman itu entah muncul dari mana dan menegur nya " Pak, sebaiknya jangan merokok di pemakaman, disini banyak dedaunan kering yang kapan saja bisa terbakar".
Mendengar teguran itu, dia menatap kebelakang dengan sudut matanya tanpa memutar badan dan hanya tersenyum tipis ke arah tukang sapu itu. melihat sepasang mata yang menatap nya, tukang sapu baru menyadari bahwa orang yang ditegurnya barusan adalah Anak dari tokoh bangsawan yang sudi menolong dan menghidupi keluarga kecil nya. Ialah ALAN MAGASKAR putra sulung dari MAGASKAR EDWARD & JOLINA MAGASKAR.
tukang sapu mulai bertingkah gugup tak karuan menatap punggung Alan, dia segera meminta maaf dengan menunduk terus menerus kepada pria yang berada dihadapannya. " Maafkan saya pak alan, saya gak tau kalau itu bapak. bapak bebas merokok disini, akan saya bersihkan nanti!" sahut tukang sapu dengan tubuhnya yang gemetaran.
Alan tegak dan menghampiri tukang sapu itu, alan mematikan rokoknya dan mencampakkannya ke tanah, kemudian menginjak' rokok itu sambil menatap tukang sapu dengan tatapan yang tajam.
Sekujur badan tukang sapu itu semakin kuat bergetar melihat sikap Alan padanya. dia menunduk dan berusaha terus terusan meminta maaf.
"Ehehehe just joking" Alan tersenyum lebar kearah tukang sapu dan menepuk pundaknya. Alan merangkul pundak tukang sapu itu, dan menunjuk makam dimana dia duduk tadi. " Coba lihat, kau tau itu makam siapa kan? "
"Iya pak" tukang sapu mengangguk dan dengan sigap mengiyakan perkataan alan.
Alan bergelak tawa melihat tingkah gugup tukang sapu ini seakan-akan alan akan membunuhnya saja. " Ah kau ini iya iya saja, memangnya itu makam siapa? " tanya alan kembali.
"Itu makam ayah bapak..?" jawab tukang sapu dengan ketakutan.
"Siapa ayahku hm? " Alan terus melontarkan pertanyaan agar tukang sapu itu tidak terus merasa ketakutan bila berbincang dengannya.
" Ayah bapak.. Tuan besar MAGASKAR EDWARD? " jawab tukang sapu. perlahan-lahan ketakutannya semakin reda karena nada bicara Alan yang mulai lembut padanya.
"Ou. jadi kau tau kan apa maksudnya? " ucap alan.
tukang sapu itu kebingungan dan menggelengkan kepalanya karena tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh alan.
Alan mengeluarkan beberapa uang cash dari dompetnya dan memberikan 8USD pada tukang sapu itu. " jadi maksudnya adalah.." potong alan sambil menaruh uang itu di tangan tukang sapu.
"kau jangan coba coba mengatur ku, untuk yang tadi aku maafkan, sekarang kau sudah tahu. " tegas Alan.
Tukang sapu mengangguk dan kembali menundukkan kepalanya pada Alan seraya meminta maaf.
Alan tersenyum dan merapikan jasnya.
" Baiklah, aku pergi" ucap Alan dengan sedikit senyum tipis dari ujung bibirnya.Kemudian Alan berjalan meninggalkan tukang sapu itu " Pastikan makam nya tetap bersih. " Sahut Alan sambil terus berjalan meninggalkan area pemakaman tersebut.
Setelah bayang bayang Alan sudah mulai hilang dan tak terlihat, barulah si tukang sapu itu bisa bernafas dengan normal kembali. Dia Merasa senang dan ketakutan diwaktu yang sama. namun kebahagiaan melebihi rasa takutnya karna dengan uang yang diberikan oleh Alan dia bisa mempergunakan uang itu untuk Keluarga kecil nya dan putri nya yang sedang berjuang untuk melanjutkan kuliah.
*unlocked* Alan membuka pintu mobil dan masuk. Dia ingin pergi ke kantor untuk bekerja dan mengecek keadaan adik satu satunya.
Dia menghidupkan mobil dan memutar stir dan berkendara dengan kecepatan penuh.
Tibanya Alan di kantor.
*phones ringing*
Telepon masuk dari telepon rumah ibu Alan.Pelayan rumah menyampaikan pesan dari ibu Alan. JOLINA MAGASKAR meminta Alan dan adiknya untuk segera kembali ke rumah karena kesehatan ibunya yang sedang memburuk. ibu Alan yang sudah rentan membuat Alan harus tetap siaga kapan pun dan dimanapun.
Alan masuk ke ruangan kantor nya dan menemukan adiknya yang sedang sibuk memandangi Komputer milik Alan.
Alan memiliki adik laki laki bernama VANCEL MAGASKAR dan Vancel adalah adik Alan satu satunya.
Vancel sedang asik bermain komputer dimeja kerja Alan. Vancel masih remaja, berumur 17 tahun, sedangkan alan sudah berumur 28 tahun. Itu lah sebabnya alan selalu memaklumi adiknya yang gemar bermain gadget dan bersikap kekanak-kanakan all the time.
Wajah vancel dan Alan memiliki sedikit kemiripan yaitu sama sama memiliki hidung mancung dan dagu yang lancip. namun perawakan vancel lebih manis dibandingkan Alan yang memiliki perawakan sangar seperti ayah mereka.
"Vancel! cepat bersiap, ibu memanggil kita ke rumah."
Vancel tidak merespon panggilan Alan dan memasang wajah cemberut tanda tak mau berhenti bermain.
" Vancel!" tegas Alan
"yahh! last game lan, last game! " rengek vancel.
Alan menatap diam vancel dari pojok dinding. " Jangan keterlaluan, bergerak cepat. "
Melihat kakaknya yang sudah marah, vancel pun meninggalkan komputer dan mengambil hoodie miliknya. kemudian berjalan pelan mengikuti Alan dari belakang.
*ding dong*
Alan dan vancel tiba di rumah ibu mereka dan nyelonong saja ke kamar ibu nya. Setiba dikamar Alan menatap wajah pembantu rumah mereka, raut wajah pembantu itu memberi tahu pada alan bahwa hal yang sama terjadi lagi. Ibu Alan sedang duduk di kasurnya sambil menatap foto ayah alan dan meratapi kepergian suami nya itu.
Vancel berjalan ke arah ibu nya dan duduk disamping ibu nya, ibu melihat kedatangan vancel dan hanya diam menatap vancel dengan tatapan kosong.
Vancel memberikan isyarat pada Alan tuk mendekat, Alan berjalan ke arah ibu nya, namun se perkian detik ibu melihat wajah alan berada di depannya ibu mulai bersikap tidak wajar. Ibu tidak mau menatap wajah alan dan membuang wajahnya seakan tak sudi memandang wajah Alan.
Melihat hal itu terus terusan terjadi, semua orang disana juga tak tau harus berbuat apa lagi.
Alan berjalan mendekat " Ibu yang meminta aku datang, tapi setelah aku tiba ibu bersikap begini" ujar Alan penuh kekecewaan membendung emosi nya.
Ibu membentak Alan. " Aku ingin kau kemari untuk membawa Vancel, aku tak butuh kehadiran mu disini. kau manusia bejat! " Rutukan ibu benar-benar menyayat hati Alan.
Dalam batin Alan "Seandainya aku tak sayang kepada ibu, mungkin ibu akan membenci ayah".
To be continued.
Helo guyss! if you Like this story jangan lupa untuk vote yaa! thankyou💐.
#wattpad
#Principlesyou
#salammagaskar
YOU ARE READING
PRINCIPLES YOU
Teen FictionCinta antara dua individu yang memiliki prinsip teguh dan wanita yang keras kepala, Alan dan Heina mungkin memiliki perbedaan pendapat yang kuat dan cenderung mempertahankan prinsip-prinsip mereka, namun cinta adalah alasan mereka tetap kuat dan sal...