undesirable kid, Alan.

13 4 0
                                    

Di restaurant, Vancel memesan beberapa menu makanan lezat. Vancel makan dengan lahap sementara kakak nya Alan terus terusan bengong saat makan.

" Makan lah.." vancel mendorong Sepiring Daging asap ke depan Alan.

Alan memang memang makan, tapi kali ini dia kelihatan lesu (batin vancel)

" Apa yang mengganggu pikiran mu?" tanya vancel pada Alan.

mendengar pertanyaan vancel, Alan menatap wajah vancel dengan tatapan penuh misteri.

"Apa kau akan memerangi aku jika memang benar aku lah alasan ayah celaka?" pertanyaan dari Alan sontak membuat vancel berhenti mengunyah.

" Aku no comment aja, lagian itu juga kejadian lampau" sahut vancel.

" Kau yakin? " tatap alan sambil memainkan sendok dengan menatap inti jiwa adik satu satunya.

" Bruhh, come on bro.. aku ngerasa kamu tidak mungkin begitu" jawab vancel dengan suara lantang.

"sekarang tolong makan dengan lahap, jika kau sakit aku mau dapat uang darimana lagi?" canda vancel

"bego"

Alan lanjut mengunyah, tapi sekarang dia makan lebih lahap.

Mereka berdua selesai makan dan segera kembali ke rumah Alan, karena vancel minta untuk diantarkan ke rumah.


Alan tidak ikut masuk ke rumah, dia kembali ke Kantor nya karena memiliki jadwal dengan beberapa client hari ini.

Pov Heina.

Ayah Heina menyisihkan beberapa yang dan memberikannya pada heina

" Ini, gunakan untuk membeli belanjaan di dapur dan belikan juga tas & sepatu sekolah untuk sarah" ucap ayah.

" bagaimana dengan ayah? apakah ayah tidak mau aku belikan beberapa baju di toko?"

ayahnya berfikir sejenak dan menggelengkan kepala.

"tidak, uang ini ayah sisihkan untuk biaya kuliahmu. "

tidak perlu repot untuk membuat heina mengomel " ayah... ayolah heina bisa bekerja saja" rengek heina tidak mempengaruhi keinginan besar ayah untuk mengkuliahkan heina.

" Ayah mohon, biarkan aku menjalankan tugasku sebagai ayahmu"

"tapi tidak perlu repot rep-

"ssh, sudah pergilah kepasar sebelum sore" ucap ayah.

heina hanya bisa nurut dengan perintah ayah. "yahh mau bagaimana lagi kan? "
heina pergi ke pasar membeli barang dapur yang dibutuhkan, tidak lupa dengan pesanan adik nya sarah.

Dijalan, heina menatap sepasang suami istri yang sangat romantis. wanita itu sedang hamil dan suami nya menenteng semua belanjaan mereka.

tatapan iri heina tak dapat disembunyikan, dia masih muda tapi sangat ingin menikah.

"aku ingin menikah dengan laki-laki yang gentle dan selalu setia padaku" batin heina penuh harap

Seketika nama alan lewat di pikiran heina. wanita mana yang tidak tertarik dengan laki laki yang kaya dan baik hati?

" Aku harap, aku mempunyai suami seperti Alan magaskar. dia kaya dan baik, kurasa.. "  selepas mengucapkan itu heina tersipu malu oleh imajinasi nya sendiri.

Pov Alan.

Baik, senang bekerja dengan bapak.

Alan tersenyum tipis pada client nya, mata nya stereo menatap tubuh client nya tepat dari kepala hingga ujung kaki.

tergesit di hati alan juga ingin menikah dengan wanita cantik, dan hidup bahagia dengan wanita yang cerdas seperti client yang berada di hadapan nya.

Client itu meninggalkan ruangan. namun pandangan Alan dapat menembus kaca hingga client itu samar dan menghilang.

" sungguh cantik" puji alan.

Alan sendiri di ruangan nya, dan kembali memikirkan hal hal di masa lampau.

"anak tidak berguna"
"aku benci denganmu"
"kau bukan anak ku! "
"pergi kau sialan!"

kata kata dari mendiang ayahnya masih terus terulang ulang di dalam benak alan.

hhh

alan hanya terkekeh dengan semua cerita kelamnya.


" aku tidak berharga dimata ayah, semua kebaikan ayah hanya cerita belaka untuk ku" mata Alan perlahan-lahan mulai berkaca kaca. Alan tidak suka disaat dia merasa lemah.

segera dia mengusap air matanya.

Sialan! aku benci dengan mu.


To be continued.

Helo guyss! if you Like this story jangan lupa untuk vote yaa! thankyou💐.

#wattpad
#Principlesyou
#salammagaskar



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 09, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PRINCIPLES YOUWhere stories live. Discover now