HEINA ZEELI

7 3 0
                                    

Ibu tak berhenti nya untuk merutuki Alan, seakan akan alan anaknya itu adalah orang paling hina dimatanya.

"alright then.. i leave"

Alan berjalan menjauh dari ibu nya dan segera meninggalkan kamar, bahkan vancel sekalipun tak sanggup menenangkan ibu mereka. melihat ibu yang semakin menggila

" Tenang bu.. relax please? " vancel mengusap punggung ibunya dengan lembut

" Dia bejat nak!" bentak ibu sambil menangis histeris

"Itu anak ibu, saudara ku, tidak pantas ibu mengatakan hal itu kepadanya". tegas vancel pada ibu membuat ibu menangis semakin histeris.

" D-dia pembunuh! suamii ku!!!!!" teriak ibu yang semakin menggila.

kata-kata yang ibu lontarkan berhasil membuat vancel kebingungan hingga menggaruk" kepalanya dengan ekspresi kesal.

"Apa apaan sih bu? gak mungkin. itukan ayah kami!" bentakan vancel berhasil membuat ibu berhenti menangis, ibu menatap wajah vancel dengan tatapan kesal.

PLAKKK!

satu tamparan keras berhasil mendarat di pipi vancel.

"Kau sama saja, kau bunuh saja aku sekalian! " teriak ibu dengan ekspresi mencekamkan.

"Ugh... " vancel yang masih labil itu berusaha untuk menahan emosinya, karena yang sedang dihadapannya ini adalah ibu. " Tak mungkin aku membalas  tamparan lezat ini" batin vancel.

"Bu, jangan kasar - kasar bisa?"

vancel ikut ikutan kesal dan memilih untuk keluar dari kamar, tidak lupa vancel membanting pintu Sekuat-kuatnya.

Melihat vancel yang keluar dari kamar dengan wajah yang memerah dan ekspresi yang masam juga terpancar, alan hanya bisa terkekeh. "Kenapa? ibu makin sawan?"

vancel datang kearah alan yang sedang bersandar di balkon taman rumah ibu mereka " Ahh kau ini, aku ditampar. "

"Ahahahahaha, gimana rasanya?" Alan hanya membalas vancel dengan gurauan.

"biasa saja, lagian ibu tak segila kamu jika sedang marah" balas vancel dengan gurauan nya yang berniat untuk menyindir Alan.

"Ohh kau mau mati ya? " Alan mengepalkan tangannya dan siap untuk meninju vancel

"Ehhh tunggu dulu, memangnya apa sih maksud ibu soal kau yang membunuh ayah? " tanya vancel pada Alan.

mendengar pertanyaan vancel, sontak Alan menurunkan kepalan tangan nya dari hadapan vancel.

"Ohh itu, kau tau sendiri kan ibu itu bagaimana, ibu sudah begitu semenjak ayah mati. " jawab alan.

vancel mengangguk "iya lalu? "

"Yaaa menurutku dia hanya terlalu meratapi ayah, dan mungkin ini juga karena aku tak pulang saat pemakaman ayah 5 tahun yang lalu.

" ya, menurut ku juga begitu." sahut vancel.

" Oh ya,kenapa? " balas alan dengan wajah yang penasaran.

vancel menjawab kakak nya dengan seteguh kepercayaan nya "menurut ku kamu bukan orang yang jahat, tidak mungkin kamu membunuh ayah mu sendiri" tegas vancel.

mendengar penjelasan vancel, alan hanya bisa tersenyum tipis dan menepuk pundak adik satu satunya itu
"baik, terimakasih sudah disampingku van". ucap alan.

Grrrrr~
" aku lapar"

ucap vancel.

"Ayo beli beberapa makanan untuk makan siang ini"

PRINCIPLES YOUWhere stories live. Discover now