O 1 .

105 22 0
                                    

Bagi Shaira hal mendadak itu sering memberi rasa tidak nyaman dan tidaj mengenakan. Apalagi setelah dewasa dan sibuk dengan pekerjaannya. Bukan karena Shaira tidak bisa fleksibel, tapi lingkungannya menuntut begitu.

Waktu seminggu itu sebenarnya tidak bisa dikategorikan mendadak. Tapi menurut Shaira seminggu itu waktu yang pendek. Sangat pendek untuk mempersiapkan diri menghadapi dan menerima kehadiran seseorang. Ia membutuhkan waktu sebagai orang yang terbiasa sendiri. Kalau Jendra pulang sehari dua hari seperti sebelumnya, Shaira masih bisa mengatasi. Cuman Shaira mikirnya mungkin Jendra bakal tinggal lama di rumah ini atau mungkin selamanya? Yang terakhir itu buat dia kepikiran akhir-akhir ini.

Satu hal mendadak yang bisa ia lakukan di dewasa ini adalah pergi bersama Risa ke suatu tempat atau sekedar makan bersama. Menghabiskan waktu dengan seseorang yang setidaknya jelas tidak menghabiskan energinya.

Yaps, masalahnya bukan di waktu, tapi energi. Shaira harus mengumpulkan banyak energi untuk menghadapi orang yang tidak dekat dengannya.

Ah ya, bicara tentang Risa, dia hampir lupa kalau dia punya janji dengan cewek itu. Sebelum memakai rangkaian skincare malam, Shaira menggunakan masker wajah. Sembari menunggu, ia menghubungi Risa. Mumpung inget.


Risa

Ris, ketok e koe gak iso nginep
(Ris, kayaknya kamu gak bisa nginep)
di tempatku minggu depan

Yo gak apa sih
Emange kenapa bu?

Bojoku bali, jare oleh promosi
(Suamiku pulang, katanya dapet promosi)
tapi dipindah tugas kesini

Wkwkwkwkwk akhire yo bu
setelah bertahun tahun LDR-an

Kosan tempatmu ono sing kosong?
(Kosan tempatmu ada yang kosong?)

Nggo sopo?
(Buat siapa?)

Aku

Lahhh piye sihh
(Lah gimana sih)

Ya masa aku sekamar sama dia.
Tau sendiri kan kamar cuman satu

Lah kan kui bojo mu buu
(Lah kan dia suamimu buu)
Biasanya juga gitu bukannya?

Bukan itu masalahnya risa,
aku takut dianya gak nyaman
Lagian rumah punya dia,
ya aku yg harusnya ngalah. Ya to?



Ingatan Shaira tiba-tiba saja melompat, otaknya tanpa perintah memutar kejadian dimana ia hidup bersama Jendra selama sebulan. Sebenarnya hidup bersama Jendra tidak begitu buruk. Sampai pada akhirnya kilas balik suatu kejadian tanpa sengaja hadir. yang mana hal itu salah satu alasan dia mantap buat kerja di luar kota dan hidup sendirian. Kalau dipikir-pikir itu bukan suatu yang besar.

Hidup Shaira selama di sini bisa dibilang mirip kayak anak kos, berangkat ke kampus, kalau senggang jalan bareng Risa, kalo ada waktu sampe rumah nonton film, drama atau baca buku. Yang ngirim uang pun ada. Cuman bedanya tekanannya lebih berat aja. Mirip anak yang kabur dari rumah dengan gaya.

Atensi Shaira beralih lagi pada ponselnya yang bergetar. Seperti yang ia duga, pesan dari Risa.


Risa

Yowes nanti tak tanya ibu kos

nek gak ada nanti tak temenin nyari

Nah gitu doongggg bestieee

PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang