8.HADIRMU MENJADI CANDU KU
"Mau ku temani sampai kapan? Sampai masa lalu mu kembali atau sampai kau mendapatkan apa yang kamu mau? "
Veli melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah dan mengucapkan salam kepada ayahnya setelah melihat mobil Adryan sudah pergi. Dirinya melihat Akhmad yang duduk di sofa ruang tamu sembari memainkan handphone nya. Veli manyalami tangan Akhmad. "Adryan mana? " Tanya Akhmad. "Udah pulang yah. " Jawab Veli seadanya.
"Kenapa enggak disuruh mampir dulu? "
"Tadi udah Veli suruh yah tapi dia bilang nya enggak mau jadi ya udah. "
Akhmad pun hanya mengangguk." Ya sudah sekarang kamu bersih-bersih badan abis itu tidur. " Titah Akhmad kepada putrinya itu. Veli pun mengangguk mengiyakan dan berjalan menuju kamarnya.
Veli tidak langsung mandi atau berganti pakaian melainkan merebahkan dirinya ke kasur. Ia menatap langit-langit kamar sembari menghilangkan rasa penatnya terlebih dahulu. Setelah kurang lebih 10 menit dirinya rebahan, kemudian ia bergegas menuju ke kamar mandi untuk mandi dan berganti pakaian. Setelah keluar dari kamar mandi terlihat dirinya sudah mengenakan piyama berwarna navy dan bergegas menuju kasurnya. Ia menarik selimut nya dan mematikan lampu tidur kemudian ia memejamkan matanya.
****
Pagi ini terlihat cerah, Adryan baru saja bangun dari tidurnya. Dirinya mengecek handphone nya yang menunjukkan pukul 06.47 WIB. Dirinya bergegas ke kamar mandi untuk sekedar mencuci wajah mengingat memang masih pagi yang membuatnya malas untuk mandi. Tiba-tiba saja ia mempunyai pikiran untuk mengajak Veli jalan-jalan keliling kota mengingat hari ini dirinya tidak ada kelas. "Kira-kira Veli mau enggak ya? "
Akhirnya setelah dirinya selesai mencuci wajahnya dirinya berniat menelpon Veli. Jika sudah mempunyai nomor nya pasti akan memudahkan dirinya untuk menghubungi Veli kapan saja. Adryan menekan kontak yang bernama 'Fafa' dan tanpa mengirimkan pesan terlebih dahulu dirinya langsung menekan gambar telepon yang mana itu akan langsung menelpon sang pemilik nomor.
Setelah beberapa detik berdering panggilan itu pun tersambung. "Halo." Adryan menyapa terlebih dahulu untuk basa-basi.
"Iya halo. Siapa ya? "
Adryan membulatkan matanya karena yang ia dengar adalah suara seorang pria. Jantung nya berdetak tak karuan, apakah Veli pindah gender? Tentu tidak karena yang sedang dihubungi Adryan sekarang adalah Akhmad yakni ayah Veli.
"Ehh, om ini Adryan."
"Loh Adryan? Dapet nomor saya dari mana? " Tanya Akhmad di seberang telepon.
"Kemarin dikasih Veli om. " Jelas Adryan.
"Oalah, kalau begitu kenapa kamu telpon saya? "
Adryan menarik nafasnya guna menstabilkan detak jantung nya dan juga menetralisir kegugupan nya. "Jadi niat saya mau ngajak Veli jalan-jalan om, kira-kira om ngizinin enggak? " Tanya Adryan yang berusaha sesopan mungkin.
"Oh mau ngajak jalan Veli? Boleh. "
Adryan bernafas lega karena ternyata Akhmad membolehkan nya. "Bilangin sama Veli om, saya jemput jam 7."
"Malem? " Tanya Akhmad di seberang.
"Iya om boleh enggak? "
"Iya nanti saya sampaikan. Udah dulu ya? Saya harus berangkat kerja ini. "