'Jika ego dibalas dengan ego maka pemenangnya adalah perpisahan'
Foto
Sebuah mata memperhatikan foto itu cukup lama, mengamati setiap detailnya. Matanya mengisyaratkan ada rasa sakit dihatinya, tapi sebuah tangan mengembalikan kesadarannya."Kenapa mbak?" Tanya seseorang yang muncul dari belakangnya.
"Nggak papa kok" balasannya sambil segera menutup ponselnya.
"Ya udah ayok jajan" orang yang tadi dibelakangnya kini segera melangkahkan kakinya menuju halaman sekolah dan menghilang ke arah luar sekolah, diikuti dengan orang tadi.
"Mbak mi, kita mau beli apa nih?" Tanya orang itu kepada temannya yang biasa di panggil Ami itu.
"Terserah aja mbak" balas si pemilik nama.
Mereka sempat berhenti di depan gerbang mengamati para pedagang yang telah mampir di pinggir jalanan.
"Mbak beli bakso coy aja yuk" ajaknya sambil melangkah ke tempat pedagang bakso coy.
Mau tak mau Ami ikut melangkah menuju pedagang bakso coy, karena temannya itu sudah memutuskan untuk membeli bakso coy.
Bakso coy memang bakso legendaris yang banyak di minati oleh siswa-siswi di daerah tersebut, terutama siswa-siswi dari sekolah swasta satu ini.
Hiruk-pikuk terdengar dari siswa-siswi yang membeli bakso coy, bahkan sampai mengantri mengelilingi pedagang. Penjual yang sering dipanggil lelek itu sampai kerepotan dengan riuhnya pembeli. Ami ikut mengantri sedangkan temannya sudah menerobos masuk ke kerumunan untuk mengambil sendiri bagiannya. Sudah menjadi hal biasa untuk pembeli yang membeli mengambil sendiri bagiannya, nanti setelah selesai mereka hanya tinggal membayar bagian yang telah mereka masukkan ke plastik. Terkadang jika ada yang berlaku curang, pedagang tidak akan tau karena repot mengurusi pembeli yang lain.
"Mbak mau berapa? Biar aku ambilin" kata teman Ami sambil mengisyaratkan Ami untuk memegangi bakso miliknya yang sudah di bungkus.
"5000 aja mbak" sahut Ami cepat.
Kemudian temannya itu langsung mengambilkan bakso untuk Ami. Ami hanya terdiam memandangi para pembeli yang masih riuh, ada yang sedang mengambil bakso, ada yang membayar, bahkan ada yang teriak-teriak tak sabar."Lek ini lek uangnya balik 7000 lagi"
"Lek ikatkan tolong lek"
"Lek aku dulu lek"
Lelek itu hanya sabar menanggapi semua pembeli itu, orangnya sangat ramah dan tutur katanya sangat lembut.
"Sabar, sabar tangan lelek cuman dua" begitu jawabannya selalu.
Ami dan temannya segera menyodorkan uang kepada lelek itu ketika mereka telah selesai mengambil bakso bagiannya. Lelek itu kemudian menerima uang pas dari mereka berdua.
"Mbak nanti beli aqua di koperasi aja ya" kata Ami kepada temannya, yang di balas dengan anggukan.
Mereka kemudian masuk ke sekolah mereka menuju kelas mereka, tak lupa mereka mampir ke koperasi untuk membeli dua aqua gelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
September
Teen Fiction"Aku nggak mau Mar," Tolak Ami penuh dengan keyakinan. "Kenapa sih? Kan cuman aku kenalin doang" Lelaki itu terus menyakinkan wanitanya itu. "Nggak enak nanti kalau udah putus" Ami masih dengan tegas menolak ajakan Marcel. "Ya udah iya" Akhirnya M...