Matahari sore ini terasa begitu terik dan panas. Di teras rumah, duduk Sabian dan Matheo. Berbincang ringan sambil menikmati eskrim.
"Panas-panas gini enaknya beli pulau" Celetuk Sabian
"Lah, Emang Siapa yang jual pulau?"
"Top 1 orang paling serius di muka bumi"Cibir Sabian
Matheo menghela nafas panjang. Memilih kembali menikmati eskrimnya yang sudah meleleh itu.
"Kalo Ayah tiba-tiba miskin, kira-kira kita gimana yah?" Tanya Sabian
"Yah janganlah bego"
"Ngegas bangke. Gue cuman nanya"
"Yah lu lihat aja noh orang miskin pada umumnya. Kalo jatuh miskin nih yah, lu jadi pengemis jalanan buat nambah uang keluarga"
"Taik" Sewot Bian.
Matheo terkekeh senang, berhasil menjahili Kakaknya itu.
"Wahai para beban keluarga, Kuy main"Antony tiba-tiba muncul dari dalam rumah, tersenyum cerah secerah harapan orang tuanya.
Sabian dan Matheo meneliti penampilan Antony dari pangkal rambut sampai ujuang kakinya. Penampilannya sudah layaknya atlet basket.
"Buset dah, lu mau main apa mau ikut pertandingan internasional?" Celetuk Sabian
"Orang kaya mah bebas. Sekalian pamer. Mumpung masih baru, Dibeli kemarin sama Ayah"
"Sombong amat. Tapi gue suka" puji Sabian
"Theo, Kuy lah ikut. Daripada dirumah mulu, gak ada kerjaan"
"Males ahh, mager jalan. Kalo mau, gendong"
"Kayak jompo aja lu,setan. Birain deh, palingan entar Ella boker lu yang diminta cebokin" Mulut Antony memang minta di sekolahkan lagi. Ini nih, Akibat bergaul sama Sabian.
Matheo mencebik kesal, menimbang lagi akhirnya dia ikut pergi.
_______________
Sepi. Sangat menggambarkan keadaan rumah Alvino sekarang setelah kepergian tiga Bocah pembuat onar tadi.
Jennie tengah menemani Ella tidur, walau pada akhirnya dia juga ikut ketiduran.
Anjelo masih belum pulang dari kampus. Mungkin masih ngardus sana sini sama cecan kampus?
Sedangkan Sang kepala kekuarga Yakni Alvino masih berkutat dengan pekerjaannya di kantor.
Dirumah, hanya Emmily yang tengah bereksperimen di dapur. Membuat kue dengan bermodalkan arahan dari youtube yang dia tonton. Nyatanya,Emmily itu tidak jago memasak, dia masih belajar dari sang Bunda. Jagonya Emmily adalah mengasuh sang adik Ella dan mengumpati Antony juga Sabian.
"Buat dulu deh, Jadi atau enggak urusan belakangan. Asal ada kemauan" Ucapnya meyakinkan diri.
"Entar, bang Sabian duluan deh yang coba. Hitung-hitung sebagai kelinci percobaan,ngehe" Jahat sekali gadis ini.
"Ngapain,dek?"
"Ehh Anjing, ngagetin sat"Latah Emmily
Anjelo menatap sang adik dengan muka datarnya. Sekali dalam seumur hidup, dia diumpati oleh Emmily. Mimpi apa dia semalam?
"Kalo anjing noh samain sama Sabian" Ungkapnya sambil membuka kulkas untuk mengambil minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Bapak Alvino
HumorTentang kehidupan sehari-hari dari dua pasutri yang awet muda; Alvino Raden Gandhani dan Jennie Ruby Arietty berserta keenam anak mereka juga tetangga yang gak kalah bobroknya. Si sulung Anjelo yang Darah tinggi, Sabian yang tengil, Matheo yang ding...