𝑬𝑳𝑬𝑨𝑵𝑶 - 3

13 5 5
                                    

" Semuanya sudah terjadi, apa yang perlu di sesali ? buktikan dan tunjukkan lo ga butuh rasa penyesalan, yang harus lo tau, lo salah berarti lo harus belajar."  Vyn

|
|
|

" OI VYN !! "

Mendengar teriakan orang memanggil namanya dengan lantang, Vyn pun berhenti berjalan, memejamkan matanya dan menurunkan sedikit topi yang di kenakannya.

" Kampret tu orang, malu maluin aja, klo bukan sepupu gue udah gue lempar ke antartika." Dumel Vyn dengan nada jengkel.

Masi sibuk mendumel, tiba-tiba ada yang menyentuh pundaknya, reflek Vynpun melihat siapa yang berani menyentuh pundaknya, ternyata sepupu tertuanya.

" Untung bang Naren, kalo bukan udah gue banting tu orang." Gumam Vyn.

Yang ternyata di dengar pria yang memakai airpods tadi yang bernama Naren, Naren pun mendelik mendengar gumaman adek sepupunya yang kelewat bar-bar itu.

" Ngawur, cukup si bangsat yang malu maluin, lo gausa ikut ikutan." Ucap Naren sembari mengambil koper yang di bawa Vyn.

" Jeli bener tu kuping." Ucap Vyn.

" Emang lo, kerjaannya hah heh hoh padahal udah denger." Sarkas Naren.

" Syaland kalo ngomong suka bener." Ucap Vyn.

" Dah yok, noh si bangsat kudu diseret sebelom tu mulut koar koar lagi." Ucap Naren kembali.

" Lo ae sono bang, malu gue kampret di liatin banyak orang gara gara dia." Ucap Vyn.

Naren pun menghela nafas memang benar saudaranya satu itu perlu di lakban mulutnya, bahkan sampai sekarang dia pun heran bisa bisanya dia memiliki saudara modelan Satya.

Ya, namanya Satya itu mengapa Vyn dan Naren memelesetkan namanya menjadi bangsat, padahal si yang punya nama sudah berulang kali protes untuk tidak memanggilnya begitu, tapi akhirnya dia pasrah karena memang saudara dan teman-temannya itu suka sekali meledeknya.

Naren pun segera bergegas ke arah Satya guna menyeretnya ke mobil, Vyn pun mengikuti dari belakang, Satya yang tiba-tiba langsung diseret pun ingin protes tapi di urungkannya karena melihat tatapan mematikan Vyn.

Skip di mobil.

" Lo tu ya Vyn durjana banget orang nanya bukannya di jawab malah diem ae dah gitu mana langsung di matiin lo tu blablablabla." Dumel Satya.

Vyn pun dan Naren menghela nafas lelah mendengar ocehan Satya yang tidak ada titik komanya, mereka pun heran mengapa tingkah Satya mirip dengan ibu ibu yang sedang mengomeli anaknya.

Naren pun fokus menyetir tanpa menghiraukan Satya yang sedang mengoceh, dia pun menoleh ke arah Vyn, melihat Vyn menyandarkan badannya ke kursi mobil, Naren pun seger menggeplak kepala Satya.

plak..

Mendapat keplakan secara tiba-tiba Satya pun mendelik, ingin kembali mengoceh namun.

" Lo ngomong lagi, gue robek tu mulut." Ancam Naren.

Satya yang mengerti, bahwa abangnya ini kalo ngomong ga pernah main main pun seketika kicep.

" Lo liat, adek lo tu capek lo malah ngoceh panjang lebar kampret." Ucap Naren.

" Lagian dia juga gada sosweet sosweetnya,  orang mah ya kalo ga pernah ketemu minimal peluk, ini malah di tinggal gitu aja gue, dapet deng tatapan maut tapi." Oceh Satya.

" Males, lo bau." Jawab Vyn.

Satya pun mendelik, enak saja adeknya ini, dia sudah mandi dan berpenampilan tampan begini di kata bau, padahal tadi orang di bandara menatapnya begitu intens karena ketampanannya ini.

pede gile ~ author

lah emang gue ganteng thor lo mah iri ae ~ Satya

cih, gue jodohin sma popo lo lama" ~ author

jangan woe gue masi doyan betina ye ~ Satya

Skip abaikan.

" Gue wangi ya Vyn ngadi ngadi lo ngatain gue bau." Jawab Satya sembari melotot.

" Apa !! mau gue colok tu mata. " Ucap Vyn

"  Buset galak amat neng, pms ya ? " Jawab Satya kikuk.

" Kalo iya kenapa, masalah buat lo ? " Ucap Vyn lagi.

" Ya ya ya ga si." Jawab Satya sembari menggaruk belakang lehernya karena gugup, takut kena terjang singa betina yang lagi mode galaknya.

" Kita mau langsung pulang apa makan dulu Vyn ? " Tanya Naren.

" Pulang." Jawab Vyn dan kembali memejamkan matanya.

Memahami sepertinya Vyn sudah tidak mood pun semuanya bungkam, tidak ada yang berani berbicara, Satya pun bermain hpnya guna menghilangkan rasa bosan.

Skip rumah.

Setelah beberapa saat perjalanan akhirnya mereka bertiga sampai di rumah, segera mereka turun dari mobil.

" Koper gue mana ? " Tanya Vyn.

" Biar gue yang bawa, lo masuk aja. " Jawab Naren

" Sat bawa mobil ke garasi. " Ucapnya kembali.

Satya pun mengacungkan jempolnya, segera Vyn memencet bel di samping pintu, seketika terdengar suara ricuh dari dalam rumah.

Ceklek...

Pintu pun terbuka, dan terlihat wanita yang masih cantik di usianya yang sudah tidak muda lagi, di susul seorang pria paruh baya yang juga terlihat tampan dan gagah.

" Assalamualaikum." Ucap Vyn.

"  Waalaikumsalam." Jawab pria dan wanita paruh baya tersebut.

Segera mereka pun menghampiri Vyn dan langsung memeluknya.

" Dasar nakal, tau ga kalo bunda tu udah kangen ga balek balek juga." Omel wanita paruh baya yang tak lain adalah bunda Vyn, Anisa Evelyn.

" Aduh duh duh bun sakit, jeweran bunda ga maen maen." Ucap Vyn sembari meringis kecil.

" pfft, mamam tu gue gabisa tapi bunda bisa. " Gumam Satya sambil menahan tawanya.

" Udah bun, kasian itu udah merah gitu kupingnya." Ucap pria paruh baya tadi.

" Yah help me." Ucap Vyn dengan puppy eyesnya.

Ya, pria paruh baya tadi adalah ayahnya Vyn, Maiden Noelo. Segera bunda pun melepaskan jewerannya, dan mengajak Vyn masuk, di ikuti mereka semua.

" Dah sana mandi dulu abis itu turun makan, terus istirahat." Ucap bunda Nisa.

" Woke bunda." Ucap Vyn kemudian langsung bergegas ke kamarnya, jika kalian bertanya dimana kopernya, kopernya sudah di bawakan ke kamarnya.

Setelah sampai di depan pintu kamarnya Vyn pun segera membukanya, senyum pun tersungging di bibirnya.

" Aroma dan warna yang sama, like it." Gumam Vyn sembari melangkahkan kaki memasuki kamarnya.

Bukannya mandi, Vyn malah merebahkan tubuhnya di kasur yang sudah lama tidak di tidurinya, setelah beberapa saat Vyn pun beranjak dari malas malasannya, kemudian bergegas ke kamar mandi.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Tandai typo.

ELEANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang