Macet (Oneshoot)

1K 42 2
                                    

Warn!!

Mature content

R21+


Chara:

- Jeriel Mars

- Fabian Sadewa


#Author pov

'BRAKKK'

Dengan tidak berperasaan, Jeriel membanting pintu kantornya membuat seseorang yang sedang berada didalam terlonjak kaget dan mengelus dadanya.

"Kau!! Ikut aku sekarang juga!!"

Fabian masih mengelus dada ratanya dan hanya bisa mengangguk menuruti sang atasan atau si pemilik perusahaan, sebagai seorang asisten pribadi dari Jeriel Mars, salah satu direktur termuda di perusahaan terkemuka Indonesia dan juga calon CEO, ia sudah hafal dan memaklumi tingkah bosnya itu yang memang terkenal kekanakan.

"Tapi ada ap-"

"Jangan banyak tanya!! Ayo cepat berikan aku kunci mobilmu!!"

Bahkan belum sempat pemuda yang lebih kecil melengkapi kalimatnya, Jeriel memotong sambil menggebrak meja Fabian dengan agresif, tidak memberikan kesempatan pada asistennya tersebut untuk barang sekedar mengetahui alasan mengapa ia marah-marah.

"Ayoo cepat kok malah diam!!"

Dengan ragu Fabian meraih kunci mobilnya dan berjalan mengikuti pemuda yang lebih tinggi itu, sang atasan bahkan tidak memberi belas kasihan pada kaki-kaki pendek Fabian untuk mengikuti langkah panjangnya.

Kedua pemuda berbeda tinggi badan tersebut akhirnya melangkahkan kakinya keluar dari gedung megah NT Group.

• • •

Fabian tidak lagi dapat membendung kemarahannya, jangan heran walaupun ia hanyalah seorang asisten, semua orang tau bahwa ia juga bertindak sebagai babysitter dari tuan muda Jeriel yang sangat absurd dan kekanakan itu.

Jeriel hanya bisa terdiam sambil sesekali melirik pada Fabian yang masih mengomel.

"Kau seharusnya berfikir sebelum bertindak! Demi Tuhan Jeriel!! Arrrgggg!!! Menyebalkan!"

Pemuda kecil yang duduk pada kursi penEludi itu mengacak rambutnya, setelah memberikan kunci mobil pada bosnya itu tanpa penjelasan, tentu ia bukanlah pihak yang akan menyetir, namun bosnya yang menurutnya menyebalkan maksimal itu. Tidak sadar, rambut acak-acakannya terlihat sangat sexy bagi Jeriel yang tidak henti-hentinya melirik sang asisten.

"Aku yakin, Gunadi memiliki rumah di area ini Fabian, dan aku yakin dia menyimpan buku besar korupsinya disana!"

Jeriel berkelit dari omelan tiada henti Fabian, menyampaikan dugaannya sembari memutar mobil yang bertemu dengan jalan buntu. Sebenarnya Jeriel sedikit bingung, dimana ia harus fokus, pada jalanan pasir didepannya atau pada sang asisten yang saat ini terlihat sangat sexy dan mengElaskan. Bibir merah itu benar-benar tidak berhenti berceloteh cepat.

"El!! Kita bahkan tidak menemukan satu rumahpun disini, bahkan kita tidak tahu ini dimana kann! Dan bagaimana bisa kamu berspekulasi buruk pada pamanmu sendiri?! Dia itu orang baik!"

Masih juga mengomel.. Jika saja Jeriel bukan atasannya, ia yakin tangannya itu akan secara otomatis menarik rambut lebat itu hingga tercabut beberapa helai.

"Kita cari sebentar lagi .."

Fabian, kau benar-benar harus menahan dirimu agar tidak termakan emosi.

• • •

MACET. (BxB R21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang