BAB-02

361 40 2
                                    

4 tahun lalu...

2020 menjadi tahun paling bahagia dimana di tahun itu Kim Suho ayah dari ke empat gadis malang ini masih di beri kesehatan jasmani dan rohani. Orang-orang sangat mendambakan memiliki keluarga seperti mereka tanpa tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang.

Kim Jisoo sebagai anak pertama yang  masih duduk di bangku SHS ( Senior High School ) sebentar lagi akan menjalani kelulusan Sekolah, tak ada yang tahu jika anak sulung Suho  secara diam-diam menyukai hal-hal berbahaya seperti BALAPAN LIAR.

Ketiga adiknya bahkan orang tuanya tak tahu menahu tentang Hobi yang di sukai gadis itu, jika mereka tahu pun pasti sudah melarang Jisoo untuk berhenti balapan.

"Mau kemana dia malam-malam begini?"ucap seorang melihat Jisoo mengendap-endap keluar rumah.

 

                           °°°°°°°°°°°°°°°

Di kamar si bungsu, Jennie masih terjaga karena Lisa terserang demam tinggi sejak tadi pagi.

Adik bungsu nya itu sudah di bujuk untuk di bawa ke Rumah Sakit namun menolak dengan alasan sakitnya akan sembuh sendiri tanpa bantuan dari Dokter, Padahal mereka semua tahu bahwa itu hanya alasan Lisa saja yang takut dengan jarum suntik.

"Adik Nini cepat lah sembuh ya? Nini tidak suka melihat Lili sakit-sakitan seperti ini sayang."ucap nya mengusap lembut puncuk kepala adiknya.

Ckleak

Pintu terbuka memperlihatkan Chaeyoung disana membawa bantal tupai miliknya dan segelas susu hangat untuk Jennie yang sudah ia duga akan begadang jika si bungsu terserang demam.

"Bagaimana kondisi Lisa? Apakah demam nya sudah turun Unnie?"

"Sudah, tapi masih tinggi. Beruntung sekarang sudah turun karena tadi  demam nya bahkan mencapai 40° derajat celsius. kamu juga tau sendiri jika Lisa sudah terserang demam tinggi akan lama turunnya dan yang paling membuat ku kesal adalah, bocah nakal ini tidak mau di bawa ke Rumah Sakit padahal semua itu demi kebaikan nya sendiri."Chaeyoung mengangguk setuju akan tutur kakaknya barusan.

"Anak ini memang keras kepala. Tapi kita semua tidak bisa membantah ucapan nya. jika tidak, dia akan semakin rewel dan itu jauh lebih menjengkelkan."

"Lisa ku memang seperti itu. "Jawab Jennie terkekeh lalu matanya tak sengaja melirik susu hangat dalam genggaman tangan adiknya itu.

"Ah iya ! Apa itu susu hangat untuk Unnie sayang?"

"Ya, tadinya seperti itu tapi sekarang aku haus jadi boleh tidak jika susu nya buat aku saja? Aku--"

"Aish... tidak boleh. Jika berbuat baik itu tidak boleh setengah-setengah nanti keberuntungan yang kau dapat  akan setengah-setengah juga."potong Jennie merebut gelas berisi susu dari tangan Chaeyoung.

"Filosofi dari mana itu?"

"Filosofi dari seorang Jennie Kim."jawab Jennie mulai menyombongkan diri.

Chaeyoung memutar bola matanya malas tak lama ia teringat dengan sesuatu.

"Unnie, tadi aku melihat-"ucapan Chaeyoung terpotong saat ponsel Jennie berdering.

"Sebentar ! ada yang menelpon Unnie."Chaeyoung mengangguk saat Jennie menyuruh nya untuk diam.

"Halo Joy, ada apa?"Jennie mengangkat panggilan itu sambil turun dari ranjang dan pergi ke balkon kamar mencari udara segar.

"Hai Jennie, maaf mengganggu mu malam-malam. Besok ada waktu? Jika tidak mari bertemu , Aku punya berita baik yang pastinya akan sangat mengejutkan mu Jen."

"Tentang apa? Untuk saat ini aku tidak bisa pergi keluar Rumah terlalu lama,  Lisa sedang sakit dan aku tidak mau dia menangis karena mencari ku. Dan kau tau sendiri jika Lisa sangat manja jika sedang sakit."balas Jennie gegabah mengambil keputusan karena dia terlalu menyayangi Lisa melebihi apapun di dunia ini.

"Arra-arra, tapi ini tentang impian mu Jennie. Kau tau? Aku mendapat tawaran dari kenalan Sungjae. dia mengatakan sedang mencari wajah baru untuk  Brand Ambassador Calvin Klein, tapi di dalam persyaratan yang mereka ajukan kita di tuntut untuk melakukan pemotretan langsung di Paris jika hal ini sukses besar mereka akan menjadikan kita wajah baru untuk Global Ambassador mereka Jennie-ah."mata Jennie melebar sempurna mendengar berita yang di sampaikan oleh sahabat nya itu.

Perlu di ketahui jika Jennie sangat mendambakan posisi itu. Ia ingin di kenal banyak orang dan menjadi Model Profesional tapi selalu terhalang karena orang tuanya tidak mengizinkan.

"Kau tidak sedang berbohong kan Joy?"Jennie bertanya memastikan bahwa ia  tidak salah dengar.

"Mana mungkin aku berbohong padamu Jennie. jika kau minat besok datang lah ke Apartemen ku, akan ku berikan dokumen yang perlu kau tandatangani dan jangan lupakan berusaha lah untuk mendapatkan tanda tangan asli orang tua mu karena itu penting untuk kita yang masih di bawah umur."

"Arraseo, akan ku usahakan datang kesana besok."

"Baiklah, ku tunggu kedatangan mu kemari."sambungan telepon itu di akhiri oleh Jennie.

Gadis bermata kucing itu tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya saat ini. Sebentar lagi, sebentar lagi impian nya akan segera terwujud dan hari itu hanya tinggal menunggu waktu saja.

"Akhirnya impian ku akan segera terwujud."gumam Jennie sambil menatap langit  yang di penuhi banyak bintang di atas sana.

                                    °°°°°°°

Mobil yang di kendarai oleh Jisoo berhasil melewati garis finis terlebih dahulu. Dapat Jisoo lihat lawan terberat nya malam ini begitu marah karena kalah telak darinya.

Sebelumnya pria itu  begitu sombong dan yakin  bahwa Jisoo pasti akan kalah darinya. Namun fakta menjawab sebaliknya.

"Bagaimana? Masih mau meremehkan ku lagi?"ucap Jisoo bersandar pada mobil sambil melayangkan tatapan remeh pada pria sombong yang berani menghina nya lemah.

"Ck , kau begitu sombong Nona. Lihat saja nanti akan ku balas kau di balapan selanjutnya."balas pria itu tidak mau mengakui kekalahan nya.

"Hahaha baiklah, akan ku tunggu balas dendam mu."pria itu pergi setelah melempar kunci mobil Sport nya pada anak buah Jisoo atas pinalti dari kekalahan nya malam ini.

"Jangan terlalu sombong Jisoo. yang ku tau pria bernama Taehyung itu akan melakukan segala cara untuk mengalahkan lawan nya meski dia harus bermain curang sekalipun."ucap Nayeon sahabat Jisoo yang mengurus perlengkapan gadis itu jika turun ke arena balap.

"Kau tenang saja Nayeon , pria sepertinya tidak akan pernah menang melawan ku. Kita lihat saja siapa yang lebih dulu celaka."ucap Jisoo dengan senyum misterius nya.

"Terserah kau saja lah yang terpenting aku sudah mengingatkan mu lebih awal."Nayeon begitu kesal pada sifat arogan yang Jisoo miliki karena gadis itu tidak mau mendapat masukan dari siapapun meski ia sudah di peringati, dan meski itu  akan membahayakan keselamatan nya sendiri.

"Semoga Tuhan selalu melindungi mu Jisoo-ya."

"Terima kasih atas doanya. Tapi maaf, aku tidak butuh sama sekali perlindungan dari Tuhan."setelah mengucapkan kata arogan itu Jisoo kembali masuk ke dalam mobilnya karena ini sudah menunjukkan pukul 04:47 menit dimana sebentar lagi matahari akan segera terbit.

"Ku harap mereka semua belum bangun. Bisa gawat jika ada yang memergoki ku pulang sepagi ini."gumamnya mulai melajukan mobilnya semakin kencang agar ia bisa cepat sampai rumah.

                       Bersambung

Kutukan seorang ibu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang