Berubah🥀 | Noya & Ubi

1.1K 38 14
                                    

Warning. Angst(Gw gbs nulis angst😅)

(Cerita ini terjadi di dunia modern, tetapi terinspirasi dari cerita di Brutal Legends)

Pertemanan bisa membawamu panjang. Namun, tidak selamanya. Orang-orang bisa berubah drastis hanya karena satu hal.

"Yo! Pagi Ubi" Seorang pria bertanduk menyapa. Dia terduduk di bangkunya, bersama dengan seseorang bersurai coklat.

Pria yang di sapa hanya menunduk, terlihat lebih murung dari biasanya.

"Lu kenapa dah?" Pria bersurai coklat itu angkat biacara, dia baru saja bangun dari tidurnya.

"Um.. Ada kabar buruk" Orang bernama Ubi itu berguman, perkataannya dapat terdengar oleh yang lain.

"Ada apa Ubi? Gw sama Epin bisa bantu" Si pria bertanduk itu bertanya, Epin yang duduk di sampingnya mengangguk.

"Gabisa Noya... Ini masalah di luar kendali gw juga" Mendengar perkataan temannya, Ubi malah makin murung.

"Ya cerita dulu bego. Gimana mau bantu kalau kita gatau apa-apa" Epin menentang ucapan Ubi, rasanya dia mulai kesal karena dia ini.

"Jadi gini.. Gw bakal pindah kota" Sontak kedua pria itu langsung lebih fokus ke Ubi.

"Hah?! Tiba-tiba gitu?? Emang ortu lo mikirnya gimana" Noya bertanya, dia mulai berdiri dari kursinya, menatap Ubi tepat di mata.

"Gw juga gatau, tapi kayaknya ada hubungannya dengan kerjaan bapak gw" Ubi menjawab, matanya tidak berani menatap Noya.

"Lu kapan pindahnya?" Epin ikut bertanya.

"Besok."

Suasana makin hening. Mereka seperti terjebak di ruangan terkunci, tidak ada celah sama sekali. Tidak ada jalan keluar dari situasi ini.

Noya menghela nafas berat, dia menatap Epin lalu kembali menoleh ke Ubi.

"Kalau gitu... Kita habisin waktu terakhir kita bersama. Hari ini" Walau susah untuk menerima kenyataan, Noya tetap memasang sebuah senyuman.

"Today will be a good day" Dengan itu, Ubi maupun Epin pun ikut tersenyum bersamanya.

Dan memang, hari itu penuh dengan emosi, mereka tertawa bersama, bersenang-senang, mungkin ada sedikit pertengkaran, di akhir hari pun, saat malam mulai tiba...

"Eh, tunggu sebentar ya" Ubi berhenti berjalan, mengorek kantong celananya dan mengambil handphone miliknya.

"Halo?"

.

.

.

"Ada apa?" Noya menoleh ke belakang, menatap Ubi dengan heran.

"Itu, nyokap gw nelepon, harus beres-beres rumah" Dia menatap kembali dengan kecewa.

Untuk beberapa saat, mereka semua terdiam. Sebelum Noya kembali bicara.

"Yaudah kalau gitu, jadi ini selamat tinggal ya?" Noya tersenyum pait, sedangkan Epin memukulnya pelan.

"Noya lu jangan maksa senyum terus anjg. Kayak apa aja" Dia menggaruk-garuk kepalanya. Sebelum Ubi angkat bicara.

"Gw...

"Gw bakal kangen sama kalian" Dia menaikan kepalanya, menatap kedua sahabat lamanya itu. Air mata mulai keluar, mulai turun ke pipinya.

Epin ikut menangis, dia menarik Noya untuk berpelukan bertiga bersama Ubi. Perpisahan terakhir mereka.

Noya pun tak bisa menahannya lagi, dia meneteskan air mata juga. Menangis sekeras-kerasnya.

[Close Request] Oneshot ytmci~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang