Api yang padam

985 27 7
                                    

Maji x Kaguwir (Req by Elviana_ell )


Kaguwir berjalan dalam panasnya dimensi Nether, langkahnya tidak terlalu terburu-buru, santai saja. Hari ini, dia akan ada pertemuan di Eclipse bersama dengan Noya. Mereka ingin mendiskusikan lebih prihal Gempita.

Pikirannya terlalu terpenuhi, sehingga Kaguwir tidak menyadari sepasang mata menatapnya. Dari kejauhan, terdapat Maji bersama dengan Ajul yang mengamatinya. Niat awal mereka sebenarnya untuk mengunjungi Asgard, tetapi tidak ada penghuni disana. Jadi ini adalah jalan pulang mereka.

Maji perlahan menoleh pada Ajul, lalu di balas oleh anggukan darinya. Ia kembali menatap Kaguwir, dengan Enderpearl di tangan, dia melemparnya ke belakang tepat di belakang Kaguwir.

.

"Wir.." Sebuah suara lembut memanggilnya, suara yang ia terlalu kenal, sigap Kaguwir menoleh dan dugaannya benar.

Disana terdapat Maji, dengan wajah tak bersalah, tepat di hadapannya. Karena tidak ada kepentingan dengannya, Kaguwir melangkah kebelakang, matanya menatap sinis kepada Maji. Beraninya dia memperlihatkan diri di hadapannya. Setelah apa yang terjadi.?

"Ngapain lu?" Dia bergumam kepadanya, sebelum membalikkan badan dan kembali berjalan, mempercepat langkahnya.

"Wir tunggu! Dengen dulu" Maji sontak mengejarnya, menggunakan Enderpearl untuk mengikutinya.

Kaguwir yang merasa risih ikut-ikutan memakai Enderpearl, menjadikan sebuah kejar-kejarnya di Nether. Langkah mereka saling menyusul satu sama lain, ketika Kaguwir melempar Enderpearl, mata Maji ikut teralih kearah lemparannya dan ikut serta.

"Kaguwir! Tunggu dulu!!" Tangan Maji berhasil meraih tangannya, menahan Kaguwir untuk pergi kemana-mana.

"Kaguwir, engga. Kaguta.. Gw mau ngomong" Mohon Maji dengan nada memelas, kepalanya menunduk, meminta simpati darinya.

Tetapi Kaguwir tidak peduli soal hal itu, dia sudah mengecewakannya, dia sudah mengingkari semua janji-janjinya, mementingkan tujuan pribadinya daripada keluarga yang mereka temui di Asgard.

"Mau apa emang lu?" Ia menoleh, masih dengan tatapan tajam yang menusuk Maji seperti sebuah pedang. Itu saja sudah membuatnya sakit hati.

"Ga banyak sih.. Gw tau lu bakal gini, cuma mau nanya, gimana Asgard?" Maji tetap terlihat tenang, ini sudah masuk dari dugaannya. Ya.. Tidak apa-apa...

"Pfft!.. Coba lu tebak sendiri deh" Ejek Kaguwir dengan senyuman kecewa, sedangkan Maji hanya membeku.

"Haha.. Iya ya. Lu sendiri gimana...?" Maji membalas senyumannya. Berprilaku seakan-akan keduanya masih seperti dulu. Menatap Kaguwir dengan mata yang lembut.

"Gausah banyak basa-basi deh Maji. Lu mau ngomong itu doang? Mendingan pergi sana. " Kaguwir kembali menegaskan, kakinya sudah bersiap untuk pergi.

"Wir.." Lirih Maji dengan tangannya meraih Kaguwir sebelum dia dapat pergi.

"Apa. Lu mau minta maaf? Udah basi. Kata-kata palsu lu itu ga guna!" Lagi-lagi Maji terbeku, kembali menarik tangannya. Kata demi kata yang Kaguwir lontarkan semakin mempengaruhinya.

"Gw tau. Gw tau lu punya tujuan tersendiri, iya gapapa! Gw cuma kecewa.. Ternyata lu lebih milih tujuan lu itu daripada Asgard" Mendengar perkataan Kaguwir, ia mengepalkan tangannya. Maji jadi teringat suatu kenangan. Ingatan yang membuatnya mengerti jalan Kaguwir selama ini.

.

"Maji, lu pengen tau kenapa gw berusaha keras mempertahankan Asgardian?" Suara Kaguwir memecah kesunyian di malam hari. Perhatian Maji langsung teralih padanya, hanya kobaran api unggun yang menemani mereka.

"Apa?" Ia tidak berkata banyak, membiarkan Kaguwir melanjutkan perkataannya.

Kaguwir perlahan mengalihkan pandangannya. Matanya menatap Maji dalam waktu lama. Maji sendiri tidak terlalu masalah, namun dia merasa tidak nyaman saja. Kaguwir sama sekali tidak berkedip. Beberapa saat kemudian, ia tersadar.

"Uhm.. Lu tau sendiri kan? Gw ga inget apa-apa tentang masa lalu gw.." Dia angkat bicara, berhenti menatap Maji. Matanya teralih untuk menatap api unggun di hadapannya, tangan kanannya menutup luka di wajahnya.

Maji hanya mengangguk pelan, kebanyakan dari mereka yang disini memiliki pengalaman yang sama. Itu pikirnya.

"Dan... Asgard sudahku anggap seperti keluarga sendiri" Lanjut Kaguwir, melepaskan tangan yang menutupi lukanya, perlahan sebuah senyuman terukir di wajahnya. Maji masih saja terdiam, pandangannya tidak pernah lepas dari Kaguwir.

"Jadi.. Setidaknya, gw mau melindungi keluarga Asgard ini" Kaguwir mengambil ranting di dekatnya, meleparnya ke dalam api unggun tersebut. Membuat apinya makin berkobar.

"Bukan cuma lu Wir. Gw juga, bakal lindungin Asgard" Ujar Maji sembari menepuk punggung Kaguwir, memberikan kepastian kepadanya. Mengejutkan Kaguwir dengan aksinya, ia menoleh kearahnya. Matanya masih terkejut dengan perkataan hangat Maji.

"Apa? Lu kira gw bakal diem aja? Mulai sekarang, gw bakal ada di samping lu" Maji terkekeh kecil, membuat Kaguwir kembali tersenyum hangat.

Mereka kembali berbincang-bincang hangat di samping api unggun. Dengan langit yang makin gelap, angin malam meniup mereka. Seperti memberitau bahwa hari sudah tengah malam, bulan biru masih bersinar terang.

"Udah malem ya" Kaguwir beranjak dari duduknya, ia mengambil water bucket untuk memadamkan api unggunnya. Seketika membuat sekitar menjadi gelap dan membawa pergi kehangatan yang diberikan api tersebut.

"Lu mau tidur?" Maji bertanya, masih duduk di posisinya.

"Iya, lu masih mau disini?" Kaguwir menghentikan langkahnya, membalikan badannya untuk menatap Maji.

"Ya, gw mau jaga malem" Maji beranjak dari tempat duduknya, meregangkan tangannya sembari melihat sekitar.

"Pfft! Oke.. Semangat jaganya pak satpam!" Kaguwir melambaikan tangannya sebelum sepenuhnya meninggalkan Maji disana.

.

Maji kembali tersadar dari lamunannya. Ia kembali menatap kedepan, mendapati Kaguwir yang sudah meninggalkannya. Dia juga menyadari sesuatu, dari pipinya terdapat air mata yang mengalir. Maji segera mengusap air mata tersebut.

"Ha.. Gw bener-bener minta maaf. Kaguwir" Maji menghela nafasnya, membalik badan dan berjalan kembali menuju Ragnarok.

[Close Request] Oneshot ytmci~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang