CHAPTER 2

3 0 0
                                    

"Vanesha!" panggil Kaivan disela dirinya fokus mengendarai motor. "Apa?" tanya Vanesha sambil membuka kaca helm-nya. "Mau ke mini market dulu, nggak?" tanya Kaivan. "Hmm.. Okeh, tapi jangan lama-lama!" jawab Vanesha. "Aman, mah!" ujar Kaivan, lalu membelokkan motor-nya dan berhenti do sebuah mini market. Setelah memakirkannya, kedua kakak-beradik itu lalu memasuki mini market tersebut. Sesampainya di dalam, mereka berdua memutuskan untuk berpencar sesuai membeli apa yang diinginkan masing-masing. "Beli apaan, ya? Ini apa ini?" tanya Vanesha pada dirinya sendiri sambil menunjuk-nunjuk beberapa biskuit yang tertata rapi di raknya. "Ini aja kali, ya?" ujarnya kembali sambil mengambil sebuah biskuit cokelat, lalu ia berjalan menuju kasir. Namun, ia tak sengaja menabrak seorang laki-laki yang mengenakan pakaian putih-abu-abu, persis seragam sekolah yang dikenakan Vanesha, hanya saja yang membedakannya adalah lambang sekolahnya. "Maaf, saya.. saya tidak sengaja!" ujar Vanesha memohon maaf kepada laki-laki yang tak sengaja ia tabrak. "Ya, bukan masalah!" jawab laki-laki tersebut. "Sekali lagi maafkan saya!" ujar Vanesha kembali memohon maaf sambil membungkuk. "Bukan masalah!" jawab laki-laki tersebut. Namun, saat Vanesha menatap wajah laki-laki tersebut, ia merasakan wajah laki-laki tersebut tidak asing dimatanya. "Lo... Xavier?" tanya Vanesha tiba-tiba. Laki-laki tersebut terkejut karena namanya di sebut oleh gadis di hadapannya. "Maaf, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya laki-laki itu untuk memastikan. "Akh, tidak, maafkan saya!" ujar Vanesha. "Oi, masih lama lu, Vanesha?! Entar telat gua yang lu salahin!" teriak Kaivan dari meja kasir. "Iya, iya! Sabar napa lu!" balas Vanesha. "Saya pamit duluan, ya!" pamit Vanesha kepada laki-laki tersebut, lalu berjalan menuju kasir dan membayar belanjaannya. "Siapa tuh?" tanya Kaivan. "Nggak ada! Orang yang nggak sengaja gua tabrak tadi," jawab Vanesha sambil membayar belanjaannya. "Hahaha.. makanya mata, tuh dipake! Biar nggak nabrak orang!" ledek Kaivan sambil menempeleng wajah Vanesha. "Ishhhh..." desis Vanesha sinis. Lalu kakak-beradik itu keluar dari mini market. Tanpa mereka sadari, laki-laki yang tak sengaja ditabrak Vanesha tadi memerhatikan mereka. "Apa... itu lo, Vanesha?" pikir laki-laki itu dalam hatinya.

>>>-------------------------<<<

"Hah... hah... capek banget gua! Untung gerbangnya tadi belum ditutup!" ujar Vanesha menaiki tangga menuju kelasnya dengan nafasnya yang tersengal akibat berlari. Setelah menaiki beberapa tangga, gadis itu mencari kelasnya yang sudah di share lewat group chat kelasnya oleh teman-temannya. Tak lama, gadis itu akhirnya menemukan kelasnya, kelas XI Seni 3. Tanpa ada kata ba bi bu, gadis itu langsung memasukinya. "WELCOME TO THE NEW CLASS!!!" teriak nya memasuki kelasnya. Memang kelasnya kosong karena orang-orang sedang mengikuti upacara bendera sekaligus pembukaan acara MOS buat siswa kelas X yang baru masuk. Vanesha tidak bisa mengikutinya karena memang kondisi tubuhnya tidak bisa mendukung dirinya mengikuti aktivitas tersebut. "Hai, Vanesha!" sapa seorang gadis yang duduk di bangku paling belakang sambil melambaikan tangannya. "Oh, elu ternyata Qei! Hai!" ujar Vanesha sambil berlari mendekati Qeiza, sahabatnya sedari kecil. "Sini duduk! Udah sengaja gua jagain biar nggak diambil orang! Apalagi ini tempat paling pewe banget!" jelas Qeiza sambil berpindah duduk dibangku sampingnya. "Iya, iya! Tau banget gua suka duduk deket jendela!" ujar Vanesha sambil mencubit pipi chubby-nya Qeiza. "Iyalah, nama nya juga kawan baek elu dari kecil!" ujar Qeiza. "Eh, btw tumben banget lu telat datang? Nggak kayak biasanya!" tanya Qeiza. "Tadi berhenti dulu di mini market, ada yang mau Kaivan beli tadi," jawab Vanesha sambil membuka botol teh yang tadi ia beli. "Oh, barengan sama abang lu ternyata!" ujar Qeiza dan Vanesha hanya menganggukkan kepalanya. "Lo udah minum obat belum? Kok wajah lu pucat gitu?" tanya Qeiza yang baru menyadari wajah Vanesha begitu pucat. "Udah, cuman tadi gua abis lari-lari karena hampir telat," jelas Vanesha. "Kirain lu kagak minum obat lu!" ujar Qeiza sambil menyandarkan badannya. "Ya, kali! Bisa-bisa bunda marah sama gua!" ujar Vanesha. "Mau nggak?" tawar Vanesha. "Thanks!" ujar Qeiza menerima sebuah botol teh yang memang sengaja ia beli 2. Lalu mereka pun asik mengobrol hingga upacara selesai.

>>>-------------------------<<<

Bel istirahat berbunyi berbunyi begitu keras. "Baiklah, mungkin sampai disini dulu perkenalan kita. Ibu pamit undur diri! Kalian boleh istirahat!" pamit bu Reni, guru TIK. Sepeninggalnya bu Reni, siswa-siswa kelas XI Seni 3 pada berhamburan keluar dari kelas. "Ke kantin, yuk!" ajak Qeiza. "Nggak ah, males gua! Rame juga!" tolak Vanesha mentah-mentah sambil memasang headphone hitamnya. "Ayolah, Nesh!" paksa Qeiza sambil mengguncang-guncang tubuh kecil Vanesha. Gadis itu menghela nafasnya dengan kasar lalu ia bangkit dari duduknya. "Yaudah, yok!" ujar Vanesha terpaksa. "Yeay, makasih besti-nya Qeiza yang imut dan lucu jni!" goda Qeiza sambil mencubit pipi chubby-nya Vanesha. "Apaan, sih? Alay!" ujar Vanesha dingin sambil menepis tangan Qeiza sedangkan Qeiza cengiran tanpa dosa. Lalu kedua gadis itu pun pergi ke Kantin.
  Di Kantin, Vanesha hanya duduk di bangku pojokan menunggu Qeiza memesan makanan mereka berdua. Sejujurnya, Vanesha tidak betah berada disini karena suasana di Kantin begitu berisik dan ramai. Tak lama kemudian, Qeiza pun datang membawa pesanannya. "Nih, minuman green tea lo! Sorry, kelamaan, soalnya banyak antrian tadi!" jelas Qeiza. "Never mind! Cus, balik ke kelas! Nggak betah gua! Berisik!" ujar Vanesha dan kedua gadis itu kembali ke kelasnya.
>>>-------------------------<<<
   Bel pulang berbunyi. Setelah bu Stella, guru seni musik menutup pelajarannya, seluruh kelas XI Seni 3 berbondong-bondong keluar kelas, kecuali Vanesha. "Gue duluan, ya Vanesha!" pamit Rahsya, teman sekelasnya. "Hati-hati di jalan!" balas Vanesha dan gadis itu pun keluar dari kelasnya. Kini, hanya Vanesha seorang diri di kelas karena Qeiza, sahabatnya sudah duluan pulang. Tiba-tiba Hp Vanesha bergetar menandakan ada pesan masuk. Gadis itu merogoh salu jaketnya, terlihat bunda mengirimkan pesan kepadanya.

Setelah membalas chat dari bundanya, gadis itu mengambil tasnya dan segera menuju gerbang sekolah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membalas chat dari bundanya, gadis itu mengambil tasnya dan segera menuju gerbang sekolah nya. Takut bunda terlalu lama menunggunya.
  Sesampainya di gerbang sekolah, benar saja, sang bunda sudah menunggunya. "Bunda!!!" ujar Vanesha sambil memeluk bundanya. "Gimana sekolahnya?" tanya sang bunda setelah melepaskan pelukannya. "Yah, seperti biasanya, bun," jawab Vanesha. "Yuk, pulang!" ajak bunda dan disetujui oleh Vanesha. Setelah keduanya sudah berada di dalam mobil, ibu dan anak itu meninggalkan area SMA Insan Cakrawala.
  "Tumben hari ini bunda yang jemput Vanesha?" tanya Vanesha saat di perjalanan. "Nggak boleh, ya?" tanya bunda seolah dirinya sedih memdengar pertanyaan Vanesha. "Eh, bu.. bukan gitu maksudnya, bun. Biasanya jam-jam segini, kan bunda masih di kantor. Gitu," jelas Vanesha. "Kerjaan bunda udah kelar, makanya hari ini pulang cepet. Lagian hari ini jadwal kamu check-up, kan?"
"Oh iya, hampir lupa!" kaget Vanesha. Dirinya baru sadar kalau hari ini adalah jadwal check-up nya. "Untung bunda ingat! Kalo nggak?" ujar sang bunda. Vanesha hanya cengiran malu. "Maaf, bun!" cicit Vanesha. Sang bunda hanya tersenyum melihat kelakuan putri angkatnya tersebut.
>>>-------------------------<<<

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OUR STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang