Enjoy :-)
Dengan enaknya pak Raka meninggalkanku sendiri di ruangannya. Dasar cowok dingin. Itu manusia apa es kok dingin banget? atau jangan jangan dia manusia manusia eskimo, saking dinginnya suhu disana jadi sikapnya juga ikut dingin
Sebaiknya aku kembali kerumah sebelum muda-mudi yang sudah tidak muda lagi itu kembali mencak-mencak kepadamu.
*****
Mobilku baru saja memasuki pelataran rumah, tetapi di sana terlihat ada 2 mobil yang sudah terparkir di tempatnya. heii tunggu sepertinya aku mengenali salah satu mobil itu. Kira-kira itu mobil siapa ya? apa mungkin?
Dari pada aku menebak-nebak tidak jelas seperti ini lebih baik aku langsung pastikan saja siapa pemilik dari mobil itu.
"Pah.... Mah... Keira pulang" ucap dengan sedikit berteriak. dan ternyata teriakan ku tadi membuat semua orang yang berada di ruang tamu menoleh ke arah ku dengan seketika.
Disana terdapat sepertinya sepasang orang tua yang terlihat seumuran dengan orang tuaku dan terdapat seorang laki-laki yang terlihat seperti,,, OH MY GOD dia adalah Pak Raka. Kenapa dia bisa ada disini? apa urusannya dia ada disini?
"Keira kok teriak begitu ini kan rumah bukan hutan?" kata mama dengan lembut. yang ku rasa kelembutannya itu hanya alibi di depan para tamunya itu yang tidak ku ketahui kepentingannya datang kemari untuk apa.
"Aduh ini ya jeng yang namanya keira? Cantik ya sekarang sudah besar" ucap tamu wanita yang pembicaraannya di tunjukkan ke mama tapi yang dibahas disitu adalah aku.
Setelah tante wanita yang tidak ku ketahui namanya itu berbicara seperti tadi aku hanya bisa tersenyum paksa. Iyalah aku cantik baru tau? Okay maafkan aku yang sedikit sombong.
"iya jeng rani ini Keira anakku cantik sih tapi sifatnya itu loh ..." kata kata mama harus segera ku sela, agar aib ku tidak terbongkar semua.
"mama ih" sela ku.
Pak Raka ku perhatikan sedari tadi hanya diam seperti tidak berminat dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Sepertinya anda benar benar orang eskimo Pak.
"ayo Keira kenalin ini anak tante, Raka sini" ucap tante rani -yang kuketahui namanya dari panggilan mama tadi kepadanya. sambil menarik tangan Pak Raka.
Pak Raka mengulurkan tangan kepada ku. "Raka Daniel Nugroho" aku tidak membalas uluran tangannya, dan itu membuat Pak Raka menatap tajam ke arahku, tatapan yang biasanya dia keluarkan saat aku telat dalam mata kuliahnya. Lagi pula kenapa harus berkenalan lagi toh kita juga sudah saling kenal.
"Keira itu ada orang mau kenalan di hargain dong jangan kaya gitu." kata mama ku yg mulai terpancing emosi karena sikap ku barusan.
"Keira udah kenal kok sama Pak Raka, Hai Pak Raka" ucapku dengan tampang polos.
"loh kalian kenal dimana?" kata mama ku penasaran. "Pak Raka itu dosen aku dikampus ma" dan mama hanya ber-Oh ria. Aku mulai berjalan menuju tempat di samping mama
"bener itu raka?" kata tante Rani dengan rasa penasaran yang sama dengan mama ku.
"iya bun, dia mahasiswa Raka" dan kata-kata Pak Raka barusan membuat kebahagiaan sendiri untuk bunda dan ayahnya Pak Raka, yang bisa kulihat dengan jelas dari perubahan raut muka mereka.
"Okay Baiklah kalo kalian sudah saling kenal, kita bisa mempercepat perjodohan ini" ayah Pak Raka mulai angkat bicara.
"Perjodohan?" "Perjodohan?" Ucap ku dan Pak Raka secara bersamaan, Sial kenapa harus bersamaan.
"cieee barengan, udah tanda tanda jodoh nih jeng anak kita" ucap tante Rani yang ditunjukkan ke mama.
"iya Perjodohan Keira, kami memang berniat menjodohkan kalian Eh salah bukan kami tetapi Kakek Nenek kalian berdua." Gampang sekali mereka berbicara tanpa memperdulikan perasaan kita berdua -aku dan Pak Raka. dan lagi pula mana mau aku menikah dengan om om seperti dia.
Demi orang orang korea yang sedang terserang wabah penyakit MERS, ya aku akui dia memang ganteng tapi ya tidak sedingin dan setua dia juga kali dan pastinya aku masih mau menikmati masa mudaku dengan bergonta-ganti pacar serta melakukan gebet mengebet dengan lawan jenis tentunya. Bukan harus terkurung dengan orang eskimo kedalam perjodohan gila yang diwasiatkan oleh kakek nenek kami.
"Jadi rencananya kami akan melakukan akad nikah 2 bulan kedepan" ucap Ayah pak Raka yang belum ku ketahui namanya siapa.
"ntar dulu Kami? berarti om dong yang mau nikah? " sela ku.
"Keiraaaaa" geram Papa.
"Okay okay peace hahaha" jawabku dengan kekehan sembari tangan menunjukkan tanda peace.
"Kita lanjutkan, jadi menurut wasiat almarhum orang tua saya mereka ingin kalian melaksanakan pernikahan kalian pada saat usia keira 21 tahun. Dan seperti yang kita ketahui 2 bulan lagi umur keira 21."
"Tunggu dulu apa tujuan Opa ngelakuin ini?" Tanya ku dengan rasa penuh penasaran, sedangkan si manusia eskimo itu hanya diam.
"Jadi sebenernya dulu Opa mu dan Opanya Raka adalah sahabat yang sangat dekat, tapi pada suatu saat Opa mu harus pindah ke London untuk mengurus pekerjaannya, makanya untuk tetap menyabung persahabatannya beliau berniat menjodohkan anak-anaknya tapi apa daya ternyata anak Opa mu dan Opanya Raka laki-laki semua. Tetapi halangan ini tidak membuat mereka menyerah. Makanya perjodohan ini berlanjut ke kalian." jelas Ayahnya Raka dengan panjang lebar.
"Dan mereka tidak menginkan adanya pernikahan yang main-main, jadi tidak ya yang namanya pernikahan kontrak dan lain-lainnya. pernikahan ini abadi. maka dari itu kami memberikan waktu 2 bulan untuk kalian saling mengenal satu sama lain.dan yang paling penting gak ada ya di umpet-umpetin jadi pernikahan ini harus di gelar secara besar-besaran supaya semua orang tau kalau kalian udah ada yang punya" ucap papa. " kalian mengerti?" tanya mamaku.
"iya ma" jawab ku dengan malas. "kamu raka?" " iya iya"
"Okay mulai besok karena kalian satu kampus jadi kalian harus berangkat bareng, raka harus kesini setiap pagi"ucap Bunda Raka tak terbantahkan.
"Bisa Raka berbicara empat mata dengan Keira bun?" "iya silahkan" "ingat raka tidak ada pernikahan kontrak, berusalah saling mencintai" ucap Ayah pak Raka.
"iya yah, Keira ikut aku" Kata pak Raka dengan memberikan tatapan tajam yang mengisyaratkan untuk mengikuti keluar dari ruangan menyebalkan ini.
*****
Makasih buat yang udah ngevote di part sebelumnya dan makasih juga untuk yang ngarepin part ini dilanjut. Enjoy :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
My life is My choice
ChickLitHidup itu pilihan, tetapi yang harusnya memilih itu diriku sendiri bukan orang tua ku ataupun dia lelaki dingin yang tidak ke ketahui ujung juntrungannya itu. Ini hidup ku jadi harusnya aku yang memilih, termasuk dalam hal memilih pasangan. - Keira...