00

40 17 0
                                    

Cepat atau lambat Fujiyoshi tahu bahwa ia harus segera mencari kerja paruh waktu. Kuliahnya sejauh ini baik-baik saja, orangtuanya juga bekerja dengan keras sehingga secara finansial mampu menopang kebutuhan keluarga.

Meskipun begitu, lelaki dua puluh tahun itu tahu bahwa keuangan keluarga mereka sedang surut. Sudah beberapa kali dalam sebulan ibuku meminta lebih banyak berhemat lewat telepon.

Hal itu seperti pemberitahuan secara implisit bahwa usaha ayah mereka tidak dalam keadaan baik.

Tidak perlu di komando, Kai langsung memutar otak untuk mencari beberapa beasiswa lokal dan mencari lowongan kerja paruh waktu. Ia tidak mungkin meminta keringanan biaya dari kampus karena itu memerlukan persetujuan ayahnya pasti menolak keras dan berkata bahwa ia baik-baik saja.

Satu yang sedikit lebih baik adalah beasiswa akademis, tapi itu artinya ia perlu bekerja sedikit lebih keras karena indeks prestasi kumulatifnya agak terseok-seok miris di bawah persyaratan yang di berlakukan.

Maka dengan tekad yang kuat selepas mata kuliah transformasi digital berakhir Kai memutuskan untuk menjelajahi barangkali ada beberapa kedai minuman dan makanan yang membuka lowongan.

Satu, dua, tiga, hingga entah berapa tempat yang ia singgahi namun hasilnya masih saja nihil.

Kai menggerutu jengkel.

"Pantas banyak pencopet dan orang jahat, mau cari uang dengan benar saja sulit sekali."

Kai menyerah dan memutuskan untuk berhenti sebentar di kafe. Tubuhnya seperti sedang membutuhkan latte. kesannya efek terlalu banyak berpikir sejak pagi.

Kai juga baru ingat ia melewatkan sarapan karena bangun kesiangan.

Perutnya meronta-ronta melihat deretan kue artisan yang terpajang di balik kaca.

"Pesan satu coffee latte ya." matanya melihat sekeliling Cukup hening dan tenang.

Otaknya berdebat apakah perlu minum di sini dan bersantai-santai sebentar atau kembali ke asrama dan segera mengerjakan tugas untuk besok Duduk di sini benar-benar menggiurkan.

Tidak tidak pulang saja.

Tugasnya masih menumpuk dan dia mungkin akan berleha-leha nanti setelah semuanya selesai.

"Terima kasih banyak," kini tumblr nya terisi penuh.

Kai yang hendak berbalik berhenti dan dengan iseng ia bertanya pada karyawan di depannya.

"Permisi adakah lowongan paruh waktu di sini?" Karyawan itu terlihat tidak yakin.

"Oh? Kudengar kami butuh paruh waktu, tapi belum ada pengumuman resmi, sebentar!"

Kini muncul dua orang di hadapannya Yang satunya adalah karyawan yang tadi yang ia dapat lihat bernama Inoue Rinao, berdasarkan label nama yang tersemat di dadanya.

Sementara lainnya adalah manajer atau malah pemilik kafe ini.

"Ini orangnya?" Perempuan itu berbicara kepada Rinao.

Hono memberi isyarat kepada Rinao untuk mengurus pembeli baru yang datang.

"Kau mencari kerja paruh waktu?" Nada Hono berubah sedikit menjadi lebih ramah.

Belum sempat Kai menjawab sebuah kalimat lain sudah datang.

"Sebenarnya kami butuh karyawan paruh waktu karena Rei harus pindah kota. Tapi itu akan memerlukan beberapa minggu mungkin?"

Kai bingung harus menjawab apa lagipula yang di lontarkan oleh perempuan di hadapannya lebih seperti pernyataan di bandingkan dengan pertanyaan.

"Tidak masalah Aku ingin bekerja di sini. Mungkin aku bisa kembali ke sini beberapa minggu lagi." Jawabannya sepertinya sedikit meluluhkan hati Hono karena perempuan itu akhirnya meminta nomor telepon Kai dan berjanji akan menghubunginya kalau kepindahan Rei sudah pasti.

Setelah itu Kai pulang ke asrama Kakinya terasa melayang-layang dan punggungnya terasa jauh lebih ringan.

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang