01 : before marriage

260 33 4
                                    

Katanya takdir itu ciptaan Tuhan, tetapi kali ini Yeri merasa takdir itu pilihan. Pilihan untuk mengambil jalan yang sepertinya akan mengubah hidupnya. Bulan depan graduation ceremony digelar dan dia akan menjadi mahasiswa pertama yang lulus di angkatannya. Benar seperti dugaannya, bukannya diminta mencari pekerjaan atau diberikan pekerjaan oleh kedua orang tuanya, Yeri malah diminta datang ke kencan buta.

The fucking blind date yang sebenarnya tidak akan mempengaruhi siapa jodohnya kelak. Tetap saja Yeri datang ke pertemuan itu, bertemu dengan seorang lelaki yang usianya beberapa tahun di atasnya.

Luckily, pertemuan perdana Yeri dengan lelaki bernama Jaehyun tidak menghasilkan hasil yang zonk. Yeri melihat raut wajah memohon pada wajah Jaehyun at their first met. Jaehyun juga menarik dan terlihat lebih dewasa.

"Kau siap?"

Yeri mengangguk pelan. Siap tidak siap, saat ini dirinya sudah berada di depan rumah kediaman Jung bersama Jaehyun. Dia tidak bisa kabur.

Jaehyun menjemputnya ke rumah dan dia meminta izin pada Papa Kim untuk mengenalkan Yeri ke keluarga Jung. Tentu saja Papa dengan senang hati mengizinkan Yeri dibawa oleh Jaehyun.

Pinggang Yeri dirangkul erat oleh Jaehyun ketika keduanya masuk ke dalam pintu utama rumah ini. Ada dua pelayan yang menyambut mereka di sana. Pelayan itu menunduk sambil mengucapkan selamat datang kepada Jaehyun dan Yeri.

"Mengapa aku grogi ya?" tanya Yeri dengan berbisik pada Jaehyun.

Jaehyun hanya terkekeh. "Relax. Ibuku tidak galak." ucapnya santai. Dia merangkul Yeri masuk ke dalam rumah, Ibu memintanya untuk membawa Yeri ke ruang keluarga.

Hanya ada Ayah dan Ibu Jung di ruang keluarga. Ibu Jung bangkit dari sofa tempatnya duduk, dengan excited perempuan yang usianya tidak muda lagi itu berjalan heboh menghampiri Yeri.

"Omo! Omo! Menantuku datang!" pekiknya senang. Senyum sumngirah terbit dari bibir Ibu Jung, tidak ada keriput di sana. "Selamat datang, Kim Yerim."

Yeri juga mengulas senyum manis, "ah iya! Halo Bibi Jung." salam Yeri kemudian membungkuk sembilan puluh derajat, memberikan salam kepada Ibu Jung.

Ibu Jung tersenyum bangga melihat bagaimana sikap Yeri di pertemuan pertama mereka. Benar-benar cerminan dari keluarga dengan education well and mannered.

"Yeobo! Bangunlah, menantuku datang!" panggil Ibu Jung ke Ayah Jung yang saat ini sedang duduk memejamkan mata di kursi pijat. "YA! JUNG YUNHO!"

Selama dua jam pertemuan antara mereka, Yeri lebih banyak tersenyum dan mengangguk. Dia menjawab sekenanya saja. Jaehyun tidak membriefingnya terlebih dahulu, dia takut salah bicara dan membuatnya blunder. Hingga akhirnya kedua orang tua Jaehyun pamit sebab mereka harus berangkat ke Jepang untuk sebuah pertemuan bisnis. 

Suasana kediaman Jung sepi, rumah ini sepertinya sering ditinggal penghuninya untuk keluar daripada ditinggali. Berbeda dengan rumah keluarga Kim.

"Apa kau ingin di sini dulu atau pulang?"

"Terserah."

Jaehyun menghela napas mendengar jawaban Yeri. Yeri sering kali memberikan jawaban yang membingungkan untuknya. Jaehyun adalah orang yang tidak peka dan sulit untuk bisa memahami bahasa kaum wanita. Hal itu kemudian membuatnya cukup bingung menghadapi Yeri akhir-akhir ini.

***

"Apa kau sedang berdiet?"

Mereka akhirnya ke apartemen Jaehyun karena Jaehyun tidak suka di rumah. Keduanya kelaparan namun malas untuk delivery. Akhirnya Jaehyun berinisiatif membuat ramyeon untuk mereka.

Jaehyun bergidik melihat porsi makan Yeri yang sangat sedikit. Dia bahkan bisa menghitung berapa helai ramyeon yang Yeri tuang ke mangkuk.

"Kau bilang kau lapar." Jaehyun berdecak kesal. Dia menatap sinis mangkuk Yeri yang berisi beberapa helai ramyeon. "Kalau kau tidak suka masakanku, tidak usah makan saja!" ucapnya ketus.

Yeri tidak terima, dia memiliki alasan untuk hal ini.

"Aku belum makan sama sekali. Is it okay if I eat ramyeon yang super pedas ini?"

"Ah benarkah? Mengapa kau tidak makan dari pagi?" Jaehyun langsung melirik jam tangannya. "Yerimah, ini sudah pukul tiga sore, dan kau belum mengisi perutmu dari pagi?!"

"Aku pikir kau akan mengajakku makan siang bersama keluargamu." ungkap Yeri jujur. Sebenarnya Yeri tidak bisa tidur dan lupa makan sebab dia memikirkan pertemuannya dengan keluarga Jaehyun hari ini.

Jaehyun berdecak. Lelaki itu kemudian mengeluarkan box-box berisi berbagai macam lauk. Dia juga mengambil nasi dari rice cookeer.

Dengan cekatan Jaehyun mengambil rumput laut kering, memipihkan nasi di atasnya. Lalu menyusun lauk sedemikian rupa. Dan terakhir menggulung dan memotongnya

Ah selesai juga. Kimbab buatan Jaehyun.

Yeri tersenyum melihat semuanya. Dia tidak menyangka Jaehyun bisa memasak.

"Silakan nona Kim."

Anggukan pelan diberikan Yeri pada Jaehyun. "Terima kasih bapak Jung." dengan senyuman manis Yeri lalu mengambil satu buah kimbab kemudian memakannya dengan lahap.

"How was the taste? Enak?"

Yeri kembali mengangguk sebagai jawaban. Masakan Jaehyun lezat dan dia merasa insecure jika Jaehyun nanti akan makan masakannya. Karena Yeri tidak pandai memasak.

"Kau sering memasak?"

"Ya. Aku tidak suka membeli makanan di luar."

"Oh."

Lelaki yang duduk di hadapannya ini menyeruput kuah ramyeon dengan khidmat.

"Kenapa? Kau ingin mencobanya?" tanya Jaehyun sadar ketika dia diperhatikan oleh Yeri.

Ini adalah kali pertama Jaehyun membawa perempuan ke apartemennya. Jaehyun sangat anti membawa perempuan ke sini, dia tidak ingin membawa berhala yang akan membuatnya hancur di rumahnya.

"Kau mengingatkanku dengan Joohyun Unnie."

"Joohyun Unnie? Istrinya Junmyeon Hyung?"

"Yah."

"Memangnya apa hal yang mengingatkanmu tentangnya?"

Yeri meletakkan sumpitnya. "Apapun yang dia buat, harus ada nasinya. That's so Asian thing." ucap Yeri kemudian tertawa.

Tawa Yeri menular, Jaehyun jadi ikut tertawa bersamanya.

TERMS AND CONDITION MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang