6. Work or Divorce After Marriage

67 8 0
                                    

"Kau mau melakukannya sekarang, nanti setelah mandi, atau besok?" Pertanyaan yang langsung ia berikan kepada suaminya, yang saat ini menatap suaminya yang tengah membuka jasnya.

Saat ini, mereka tengah berada di dalam kamar mereka.

Sementara sang empuh yang ditanya pun langsung mengerutkan dahinya bingung, begitu mendengar pertanyaan dari istrinya. "Melakukan apa?" Tanyanya. Sungguh, ia tidak dapat menemukan jawaban akan pertanyaan yang diberikan istrinya.

"Melakukan hubungan suami-istri. Ayolah, aku yakin kau tidak sepolos itu." Jawabnya acuh. Sepertinya, dia tidak malu untuk bertanya seperti ini.

Berbeda dengan dirinya yang saat ini sedang meneguk salivahnya secara kasar begitu mendengar penuturan sang istri yang sangat frontal. Ia tidak menyangka kalau istrinya akan berbicara seperti ini.

"Yak! Cepat jawab pertanyaan aku! Aku sudah sangat gerah dan ingin mengganti gaun brengsek ini!" Pintanya yang tengah bersusah payah membuka resleting belakangnya.

"Apakah kau tidak keberatan dalam melakukan itu?" Tanyanya. Bagaimana pun juga ia tidak mau memaksa istrinya. Kalau istrinya gak mau, ya dia gak bakal ngelakuin itu.

Ia yang mendengar itu pun mendecak kesal. "Kau pikir kita ini sedang ada di dalam drama? Yang mana sang istri tidak mau melakukan hubungan itu, hanya karena pernikahan mereka yang terkesan terpaksa dan terburu-buru? Ayolah! Aku tidak sekolot itu. Kita sudah menjadi sepasang suami-istri dan bukankah itu sudah menjadi tugasku sebagai seorang istri? Jadi, kau tinggal jawab saja!" Ucapnya kepada suaminya yang sangat bertele-tele ini. Apa susahnya jawab sih?!

"Aduh, brengsek! Yak! Mark Lee!Tolong bukain resleting aku! Tangan aku tidak sampai!" Protesan yang ia berikan kepada gaunnya, dan meminta tolong kepada suaminya ini.

Dia pun tertegun dan mulai membantu istrinya. Perlahan, ia mulai membantu menurunkan resleting belakang gaun istrinya. Ia juga dapat melihat punggung putih bersih milik istrinya.

"Yak! Kau tidak akan memikirkan hal yang tidak-tidak hanya karena melihat punggung putih mulus punya aku, kan?" Terkanya kepada suaminya yang masih terdiam dibelakang.

Shit! Bagaimana bisa istrinya ini tau mengenai pikiran dirinya yang sudah berkelana entah kemana? Kalau kalian lupa, dia ini seorang lelaki yang mana hormon bajingannya ini susah ditahan. Tapi untungnya dia lelaki yang gak bisa tahan sama istrinya yang ia nikahi sah secara hukum dan agama.

"Jadi, kau maunya bagaimana?" Tanyanya, setelah suaminya ini telah selesai membukakan resleting miliknya.

Tapi sebelum suaminya ini menjawab pertanyaan yang ia berikan, ia sudah lebih dulu mengintrupsi suaminya yang baru saja membuka mulutnya. "Terserah dirimu deh, ya. Aku mau ke kamar mandi terlebih dahulu! Aku sudah terlanjur gerah. Kalau kau ingin melakukan itu sekarang? Kau bisa temui aku di kamar mandi. Aku tidak mengunci pintunya." Serunya yang sudah lebih dulu masuk kamar mandi.

Sungguh, ia sudah tidak tahan untuk membuang air kecil serta mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah berasa lengket dan gerah. Sedangkan Mark? Ia langsung saja menyusul istrinya masuk ke dalam kamar mandi. Kapan lagi dia bisa mendapatkan kesempatan langka seperti ini? Apalagi pihak wanitanya yang mengajukan.
---

Pagi harinya, dirinya sukses di buat terheran dengan suaminya yang sudah rapih dengan style'an kantornya. "Kau mau ke mana?" Pertanyaan yang langsung ia berikan karena sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya. Namun dia juga masih berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih berkelana.

"Aku harus bekerja. Ada hal penting yang harus aku selesaikan." Jawaban yang suaminya berikan ini tentu membangkitkan amarah miliknya.

Bajingan! Sesudah mengambil aset berharganya semalam, suaminya malah dengan seenaknya pergi di pagi hari?! Apakah suaminya ini kira dia itu seorang pelacur yang langsung di tinggal, setelah di pakai?!

MY MISSION? - MARKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang