Sinar matahari menembus lewat celah jendela. Di sebuah ruangan serba putih dengan suasana dan penghuni yang sama terlihat di sana. Seorang gadis tengah menikmati sarapan sambil sesekali mengaduk-aduknya, karena bosan dengan menu rumah sakit yang itu-itu saja.
“Sabar... Tinggal beberapa hari lagi aku akan keluar dari rumah sakit. Nikmati dan habiskan saja, setelah itu aku bisa makan apapun yang aku mau,” kata Eunhye.
Ketika sedang menyeruput kuah samgyetang[9], ketukan pintu di depan ruangannya membuat gadis itu terdiam sejenak. Siapa yang datang pagi-pagi begini, pikirnya.
“Masuklah!” Eunhye berucap sembari menggeser nampan di atas meja.
Pintu pun terbuka, memperlihatkan seorang gadis dengan rambut digulung ke belakang dan kacamata di atas hidung. Dia mengenakan kemeja panjang coklat tua dipadukan vest berwarna krem, serta celana panjang hitam. Dia berdiri di seberang ranjang Eunhye, mata berbingkai kacamata itu juga tampak berkaca-kaca.
“Si—Kyungmi!”
Hampir saja lidahku yang licin ini salah menyebut namanya.
“Nona Eunhye, saya sangat senang melihat Anda. Syukurlah Anda sudah sehat.” Kyungmi terharu.
Kenapa suasananya jadi mellow begini? Aku merasa terbebani.
“Nona Eunhye, apakah saya boleh memeluk Anda?”
Eunhye tersenyum. “Mendekatlah.”
Kyungmi merentangkan kedua tangan dan memeluk Eunhye. Untuk sesaat, gadis itu merasa begitu nyaman. Ingatannya menerawang jauh ketika menjalani kehidupan sebagai Moon Haneul, dia lupa kapan terakhir merasakan pelukan itu. Waktu di mana dia hanya fokus mencari uang, serta memprioritaskan kekasih yang bahkan tidak menghargainya.
Hangat... Aku mulai menyadari satu hal. Semakin bertambahnya usia manusia, mereka tetap membutuhkan suatu sentuhan yang bisa menenangkan jiwa.
Eunhye melepas pelukan. “Kyungmi, kita ‘kan seumuran. Kau tidak perlu bicara terlalu formal padaku. Aku jadi merasa percakapan kita begitu berat.”
“Nona Eunhye itu atasan saya, jadi saya bersikap sopan.”
“Baiklah. Jika hanya ada kita berdua, kau harus memanggil namaku, ya?” Kyungmi mengangguk.
Son Kyungmi merupakan teman semasa kuliah Eunhye di jurusan yang sama, yaitu tata desain. Hubungan yang awalnya sebatas tegur sapa pun berubah, ketika Eunhye mengulurkan bantuan untuk membantu biaya pengobatan ibu Kyungmi. Sebagai rasa terima kasih karena telah dibantu, Kyungmi bersedia menjadi asisten Eunhye yang kala itu baru merintis Lariettte.
Kyungmi juga menjadi garda terdepan Eunhye ketika Yang Minsuh meminta agar Lariettte diserahkan paksa padanya. Yang Minsuh begitu terobsesi dengan uang dan kekayaan. Dia tidak hanya menginginkan LH Group, melainkan Lariettte yang berada di puncak penjualan saat itu. Gadis itu sangat marah dan tidak terima, jika ibu tiri Eunhye menguasai brand tersebut. Dia yang tersulut emosi pun menjambak rambut wanita itu, tetapi berakhir dengan pemutusan hubungan kerja sepihak dari Minsuh, sehingga gadis itu tidak memiliki sumber penghasilan.
Alasan Eunhye di masa lalu tidak pernah melawan Minsuh adalah karena takut kehilangan ibu tirinya. Dia yang kehilangan ibunya sejak remaja, merasa begitu senang ketika mengetahui Hyejung menikah lagi dan dia memiliki ibu pengganti. Namun, kesenangan itu tidak bertahan lama, karena Minsuh mulai menunjukkan taringnya.
Dia menerima segala bentuk perlakuan buruk yang dilayangkan padanya. Dipukul, dibentak, hingga dikunci di ruang bawah tanah. Minsuh melakukan perbuatan tak terpuji itu saat suaminya sedang dalam perjalanan bisnis ke luar negeri. Eunhye yang sejak remaja tidak melakukan perlawanan apa-apa, semata karena dia tidak ingin kehilangan ibu lagi.
“Kyungmi, tolong ambilkan papan plastik di dalam laci meja ini.”
Kyungmi menurut. Dia mengambil sebuah papan plastik berwarna hijau, disertai lembaran kertas putih polos yang penuh dengan beragam desain. Gadis itu tertegun beberapa saat ketika melihat hasil goresan tangan Eunhye.
“Eunhye, kau yang membuat semua ini? ”
”Benar, sekalian aku ingin melatih tanganku dengan menggambar,” ucap Eunhye sembari melakukan peregangan ringan. “Kau sudah melihat desain itu, kan? Aku ingin desain set perhiasan nomor dua segera dimulai pengerjaannya di Lariettte, sementara desain gaun nomor tiga tolong kau hubungi perancang gaun terbaik di Korea.”
Kyungmi mengangguk kemudian bertanya lagi, “Apakah kau akan menghadiri sebuah perjamuan setelah keluar dari rumah sakit, Eunhye?”
Eunhye tersenyum lebar. “Bukan untuk apa-apa, aku hanya ingin menambah koleksiku.”
***
Samgyetang[9] = Sup ayam yang dicampur dengan beras ketan, bawang putih, jujube, kastanya, dan ginseng.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Weak Girl (HIATUS)
FantasíaMoon Haneul terjatuh dari tangga setelah bertengkar dengan kekasihnya. Ketika kematian semakin dekat, dia membuat permohonan agar diberikan kesempatan hidup kedua. Seolah Tuhan mendengarnya, Haneul terbangun dalam tubuh seorang tokoh utama webnovel...