01.

174 19 5
                                    

Seorang anak laki-laki berambut raven berlari sekencang mungkin berlari dari sesuatu yang di belakangnya "Hos.... hos.... hosh..." suara napas yang tersengal sengal.

Ding dong kudatang padamu
bukalah pintu
Tak mungkin sembunyi dariku
Ding dong kudatang padamu
bukalah pintu
Kau tak bisa lari dariku

Suara penggelan lagu yang entah berasal dari mana seakan lagu itu berada di semua sisi gedung yang mulai menampakkan kengeriannya
"Duk. Duk. Duk" suara sepatu menapak di lantai yang mulai mendingin lorong-lorong sekolahan mulai gelap karna sang surya mulai bersembunyi di ufuk barat.

Dari balik jendela
Kutatap erat wajahmu
Kau diam membeku
Kudatang mendekatimu

Lari lari lari kaki berbalut seregam Junior High School itu terus berlari

Ding dong kudatang padamu
siapkah kamu
Lari dan sembunyi dariku
Ding dong menuju arahmu cepatlah lari
Larilah dan cepat sembunyi

Biji kelereng segelap malam itu menatap liar penjuru ruangan sekolahan tapi hampir semua tempat yang dia datangi terkunci.

Kudengar langkahmu
Kudengar desah nafasmu
Dan detak jantungmu
Ku 'kan temukan dirimu

"Deg. Deg. Deg." Suara detak jantung yang sangat keras mampu menulikan telinga si reven.

Kau sangat payah dalam sembunyi
Kau sangat payah dalam sembunyi
Kau sangat payah dalam sembunyi
Oh rambutmu terlihat

"Tes tes tes" suara tetesan keringat dingin membajiri seragam Junior High School.

Tik tok di depan kamarmu kuketuk pintu

Sekujur tubuhnya terasa sperti di siram air es, tubuhnya sperti membeku jantungya seakan berlomba-lomba untuk keluar dari rongga dadanya.

' Tahan napasmu tarik penutup matanya ' suara bisikkan.

Remaja yang duduk di kelas 8 itu harus terjebak dengan permainan hantu dari beberapa seniornya membuat dirinya menjadi umpan.
Sangking takutnya dia bahkan tak bisa membedakan mana suara manusia sungguhan dan mana hantu.

Dan mencoba masuk kamarmu
Tik tok di dalam kamarmu kucari kamu

Menahan napasnya seketika nyanyian bagai teror baginya berhenti membuat suasana yang memang sepi semakin sepi.

' Aaaagggrrrhh....!!! Dimana! Dimana! Dimana! ' raungnya penuh dengan kemarahan menatap marah semua sudut ruangan walau matanya tertutup oleh sebuah kain tapi dia dapat berjalan sperti orang normal.

"Brak " "Prang" suara benda dan kaca yang pecah karna di banting.

Berapa menit sih manusia bisa menahan napas tak mungkin selamanyakan, wajah remaja itu mulai memerah karna terlalu lama menahan napas.

' Tarik kain itu ' bisik suara di telinga pemuda itu lagi.

Sang pemuda berambut raven dengan gaya pantat bebek merasa ragu dengan bisikkan itu tapi jika diam saja maka dialah yang akan mati mencoba memberanikan diri keluar dari persembunyiannya di bawah bekas meja yang berada di gudang sekolah tak terpakai.

Sesosok wanita jangkung berkulit pucat dengan tangan hampir mencapai lantai rambut panjang sabokong dengan mata yang tertutup sebuah kain usang warna coklat giginya gemertuk tak senang menggesekkan giginya menimbulkan suara nyaring membuat telinganya berdengung keras.

Ghost my SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang