prolog.

10 5 1
                                    

Selamat membaca.

Seorang gadis terus mengejar sang pujaan hati dengan tangan yang terus menggenggam sebuah kotak makan berwarna pink.

"Leon, tungguin aku dong!" teriak gadis tersebut. Dia adalah, Alisha Ayyara Almeta.

Pemuda yang namanya terus terpanggil dengan kesal membalikan tubuhnya dengan hembusan nafas yang kasar.

Alisha yang tidak bisa menjaga keseimbangannya, menabrak dada bindangnya.

"Bisa gak sih, sehari aja tuh mulut gak manggil nama, gua? Berisik, tau gak!" Dia adalah, Savier Willeon Kaivandra.

Alisha menggeleng sambil menyengir dan memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Enggak. Masa iya, pangeran seganteng ini, Lisha anggurin, sih." Vier menatap tajam Alisha, seakan akan Alisha mangsanya.

Tanpa menjawab lontaran Alisha, Vier menyelonong pergi begitu saja, tanpa memperdulikan teriakan menggema itu.

"Kebiasaan, ih." Alisha cemberut sambil menatap kotak makan berwarna pink tersebut. Tak lama, ia menepuk jidatnya dengan keras.

"Aduuh, Lisha lupa lagi ngasih bekal ini. LEONN!! BEKALNYA KETINGGALAN!! LEON TUNGGUIN LISHA!" Alisha berlari meninggalkan atensi yang terus memerhatikannya.

•••

"Hosh, hosh, hosh!" Alisha menaruh tasnya sambil merebahkan kepalanya dilipatan tangannya.

Seorang gadis berambut pink menepuk pundaknya sambil tersenyum.

"Tumben, udah dikelas. Biasanya, masih kejar kejaran sama fakultas sebelah." cibir gadis rambut pink itu. Anita Andini. Sahabat Alisha dari jaman mereka SMA.

"Tadi udah, kok. Tapi, biasalah ditinggal lagi." Anita menghembuskan nafas kasar.

"Dibilangin ngeyel sih. Gausah lah kau ngintilin dia, apalagi ganggu-ganggu dia. Enggak malu dipermaluin ditengah kantin fakultasnya?" Alisha hanya menggendikan bahu malas.

"Kau ni, dibilangin selalu aja kayak gitu. Enggak ada apa respon lain, selain gituin bahu!" ucap Anita.

"Tumben, pake 'kau', biasanya juga gue-lu." tanya Alisha.

Anita menyengir "Biarin dah, gue kan pengen coba pake 'kau' biar keliatan gimana gitu, wkwk." Alisha hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya.

"Pulang kuliah free, nte?" tanya Anita.

"Sok bahasa sunda, ntar disini ada yang orang sunda terus denger kamu ngomong bahasa sunda, bisa bisa diajak ngomong bahasa sunda, kamu. Emang ngerti?" Dibalas gelengan oleh Anita.

"Free. Tapi, males keluar aku, Mer." sambung Alisha.

"Dih, siapa juga yang ngajakin lu keluar," Alisha menaikkan satu alisnya.

"Gue pengen main kerumah lu. Lagian ni ya, gue juga ogah keluar jalan jalan, shoping, makan diluar. Mending nongki dirumah lu aje." Alisha memutar bola matanya malas.

"Sekarepmu lah, mbak." jawaban Alisha membuat, Anita tertawa.

•••


Kini, Alisha berlarian untuk sampai parkiran secepatnya. Tadi, ia harus mengikuti kelas tambahan dari dosennya, hingga ia terlupakan jika, Leon-nya akan pulang. 

Sesampainya diparkiran, Alisha membenarkan nafasnya terlebih dulu. Disela-sela ia membenarkan nafasnya, ia bisa melihat jika, Leon-nya, sedang duduk diatas motornya sambil menghisap rokok, dan mengeluarkan asapnya ke udara.

Alisha melambai-lambaikan tangannya, dengan senyum yang merekah bahagia. Bukan karna apa, Alisha sangat bahagia, karna Leon-nya melambaikan balik sambil tetsenyum manis kearahnya.

Belum selesai dengan kebahagiaan yang sudah dinantikan oleh Alisha. Alisha melunturkan senyumnya, dan digantikan oleh senyum yang menampilkan kesedihan.

Ada seorang wanita yang menghampiri, Vier dengan sebuket bunga mawar putih.

"Hai, sayang! Aku kangen banget sama kamu. Kamu ihh, katanya mau nyamperin aku ke australi, tapi apa? Kamunya malah gak kesana-sana!" ucap wanita itu dengan cemberut. Vier yang melihat kekasihnya ngambek, terkekeh pelan sambil mengacak acak rambut sang kekasih. Hal itu, tak luput dari pandangan Alisha yang masih membeku ditempatnya.

"Jadi, Leon, udah punya pacar?" batin Alisha.

"Maaf, sayang. Aku terlalu sibuk ngurusin urusan aku disini, jadi, belum sempat kesana buat ngeliat cinderella akuu." Vier mencubit gemas pipi sang kekasih sambil tertawa.

Alisha berlari meninggalkan parkiran dengan air mata yang sudah membajiri pipinya. Sampai kapan cintanya harus bertepuk sebelah tangan? Cape harus berjuang sendirian.

"Apapun yang terjadi, aku gak bakal nyerah buat mengambil hati, Leon." gumam Alisha.

•••

Sesampainya Alisha dimensionnya. Alisha sudah disambut dengan pelukan hangat sang Mommy.

"Aduduh, anak Mommy kenapa cemberut, sayang?" Alisha menggeleng dengan senyum yang dibuat samanis mungkin.

"Masa, sih? Ada yang nyakitin kamu? Siapa orangnya? Bilang sama Mommy, nak." Alisha menenagkan Mommy dengan elusan lembut dilengan kanan Mommy nya.

"Lisha, gak papa, Mom. Mommy gausah khawatir, gak ada yang nyakitin Lisha juga, Mom." ucap Alisha.

"Yasudah, kalau gitu. Ayok, kita makan dulu." ucap Mommy Lisha sambil menggandeng putrinya. Melinda Anissa Almeta–Mommy Alisha.

"Ayok, Mom." jawab Alisha, dengan membalas gandengan Mommy nya.







Janlup Votmen

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kisah cinta AlishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang