Rumor pelukan

26 5 0
                                    

.
.
.

Viona tidak tahu apa yang sedang terjadi. Sumpah tidak tahu. baru saja dia dan sahabat sahabatnya keluar dari kelas untuk istirahat, orang yang melihat viona buru-buru bisik-bisik. Entah apa yang sedang mereka bicarakan. Bukannya kepedean, tapi ini sungguh jelas, jika mereka sedang membicarakannya. Begitupun dengan sahabat-sahabat nya.

"Nape mereka pada liatin lo pi?". Tanya naraya penasaran. Pasalnya ini sangat janggal. Mengingat beberapa hari belakangan ini viona sedang tidak ada proyek skandal. Bahkan aman dari ruangan bk. Lalu apa yang membuat mereka membicarakan viona.

" Lo baru ngulah ya! ". Tuding raka.

" Fitnah lebih kejam daripada kentut bau tapi nggak bunyi! ". Jawab viona.

Viona berfikir sejenak apa yang membuatnya jadi bahan gunjingan. " Apa ya? ". Monolognya.

Karena tidak mau mati penasaran, akhirnya naraya si ahli julid yang akan menyelidikinya. Bertanya kepada beberapa orang yang sepertinya memang membahas tentang viona. Dan betapa terkejutnya naraya setelah tahu apa yang dia dengar.

Gubrakkk...

" Astaga naga buaya kadal... " Viona langsung terlonjak, ketika naraya dengan bengisnya mendobrak meja tempat mereka duduk melingkar di kantin. Begitupun yang lain.

"Taik lu nay! " Pekik heboh gelpa yang sama kagetnya.

Tapi naraya tidak menggubris tatapan para sahabatnya yang seakan ingin mengeluarkan seluruh sumpah serapah ibu maling kundang. Tatapannya malah menjerumus pada viona. Tajam dan penuh intimidasi.

"Lo... " Naraya menunjuk viona.

Viona cengo, ada apa sebenarnya dengan naraya itu "ape? " Tanyanya bingung.

"Lo ngapain aja pas kemaren lusa pulang duluan? " Naraya langsung duduk berhadapan dengan viona. Menatapnya lebih tajam.

Viona kedap kedip. Sepertinya dia ketahuan. Tentu saja teman-temannya itu tidak tahu jika dia baru saja ikut tawuran. Dan viona tahu, sepertinya ini yang jadi permasalahan.

"Lo ikut tawuran? "

"Ape! Lo ikut tawuran na? " Raka langsung menyahut tak percaya.

Semua mata tertuju padanya.

Dengan ragu viona menganggukkan kepala.

"Astagaaaa! " Naraya mendesah. Jadi benar berita yang naraya dengar.

"Anjirr.. Lo ikut tawuran? " Gelpa menggeleng gelengkan kepala "gue seumur hidup belum pernah ikut na padahal" Gelpa benar-benar tidak percaya.

Sedangkan Teratai hanya meringis. Viona emang agak lain.

"Tapi bukan itu masalahnya" Naraya menjeda, lantas semua memusat padanya. "Lo ikut tawuran, ngelawan geng motor yang katanya penguasa jalanan. Terus dengan entengnya elo MELUK LEADER GENG ITU!!! " Sumpah, naraya mulutnya memang tidak bisa dijaga. Ini sedang dalam kantin yang pastinya banyak pasang mata ketika naraya tiba-tiba berteriak. Malu-maluin!.

Viona spontan menutup kupingnya. Suara naraya benar-benar menusuk gendang telinga.

"Pionaaa... " Raka menatapnya tak percaya. Bukan hanya dia saja, tapi gelpa dan teratai bahkan seluruh penjuru kantin menatap kearah mejanya. Kemudian terdengar lagi suara bisik membisik.

Viona menghembuskan nafas. Sepertinya dia akan jadi aktris dadakan habis ini. Akhirnya rumor pelukan itu menyebar luas sekarang. Dia tidak tau jika aksinya tempo hari akan berbuntut panjang.

Padahal kan cuma pelukan. Itupun demi melindungi tetangganya yang dalam bahaya. Niatnya baik padahal. Tapi kenapa orang-orang pada heboh.

"Iya, emang kenapa? " Suara sedikit lirih. Takut takut semua orang bakal tahu.

Naraya menghembuskan nafas, lalu menatap malas viona yang ada dihadapanya. "Ya kagak ape-ape sih, cuman kan ya lo aneh aja. Ngapain lo peluk-peluk leader itu" Naraya bingung. Pasalnya kan viona jomblo karatan yang sepertinya tidak begitu peduli dengan keberadaan laki-laki. Apa viona mulai labil sekarang? Apalagi katanya, leader geng itu, tampan. Kan naraya juga pengen daftar.

"Yaaa, itu taktik perang gue! " Jawabnya enteng.

"Taktik perang pala lo" Sargah naraya sambil menoyor kepala viona yang sepertinya bergeser itu.

"Terus-terus, itu gimana urusannya? Gue yakin gak sampe situ aja. Mesti ada konsekuensinya! " Raka berkomentar.

Sedangkan gelpa dan teratai hanya mengangguk-angguk kan kepala.

Viona mengangkat bahu, tanda tak mau tahu. Dia sih santai santai saja. Toh, apa yang dia lakukan tidak terlalu fatal. Menurutnya. Lagi pula kejadian itu sudah berlalu. Bahkan dirinya saja sudah lupa. Tapi kenapa orang-orang baru membicarakannya. Dasar ketinggalan zaman.

Ke-4 orang disisi viona memandangnya intesns. Kenapa ada mahluk ciptakan Tuhan seperti viona. Mereka tak habis fikir. Viona itu tercipta dari tanah apa. Kelakuan absurd nya kelewat batas. Beru kali ini mereka mendengar orang tawuran berpelukan. Setidaknya kalau viona suka, cari tempat yang lebih baik. Mall misalnya.

Sepertinya berita kali ini akan sangat hangat diperbincangkan. Sesuatu yang tidak boleh dilewatkan. Baru  jam istirahat, seantero sekolah tahu. Jangan sampai berita ini terdengar sampai ke guru-guru. Bisa masuk bk lagi mereka gara-gara viona.

Disaat para sahabatnya sedang memikirkan nasib mereka, dia malah asik stalker akun hwang min-hyun. Sambil senyum senyum tidak jelas.

"Ihhh, gemes gue pengen jual lo ketoko pedia! " Seru naraya frustasi.

"Sabar yang, sabar! " Raka sebenarnya gemas juga, tapi kalau sudah begini dia mau bagaimana lagi.

"Hah, diluar nurul! Gue besok juga ikut tawuran ah! Biar bisa pelukan juga" Sepertinya otak keblinger nya viona sudah menular ke gelpa. Si play boy cap kaki tiga itu malah cari kesempatan.

"Lo kalo mau play boy tau tempat dong pa! " Naraya berseru, tambah gemas. Raka berusaha mengipasi, takut takut pacarnya itu berubah jadi rubah ekor Sembilan nanti saking frustasinya menghadapi orang orang dihadapannya itu.

"Heh, sembarangan aja lo kalo ngomong! Gue tu ga play boy ya" Gelpa tak Terima. Pasalnya ini menyangkut harga dirinya. Bagaimana bisa mulut naraya itu bisa menyebutnya seorang play boy.

Naraya makin melotot "terus kalo bukan play boy ape? Purel? "

"Ya gue cuma mencari yang pas aja" Sanggah gelpa.

Suasana jadi panas gara-gara masalah yang tidak ada faedahnya.
Mereka memang fakir otak sepertinya. Sebenarnya ada, tapi tidak digunakan sesuai dengan tempatnya. Teratai jadi bingung, mereka pada kenapa. Dia yang malas meladeni memutuskan untuk terus diam saja.

Perdebatan mereka akhirnya selesai saat bel masuk berbunyi.

Seisi kelas heboh kembali ketempat masing-masing. Termasuk viona juga yang sebenarnya sih tidak begitu berpartisipasi. Apalagi saat eksistensi nya melihat guru setengah baya yang baru saja masuk. Viona menghembuskan nafas jengah. Kenapa pelajaran yang tidak ia sukai selalu berada diurutan pertama mata pelajaran. Bahasa Inggris. Eh, bukannya viona tidak menyukai pelajaran apapun kecuali pelajaran kosong.

Karena masih duduk paling belakang juga sendirian, dia bisa bernafas lega. Niat awal ingin tiduran, ia urungkan mengingat ada beberapa oppa-oppa Korea yang belum dia stalker. Jadinya dia mengambil ponsel disakunya. Lalu membuka layar kunci. Belum sempat membuka instagram, fokusnya teralihkan oleh sederet notifikasi dari whatsapp.

Tetangga lima langkah 🐒

P
P
P
Pi!
Pi!
Lo dimana?
Kawat banget pi ini!
Kawat! Kawat! Kawat!
😭
Nanti pulang sekolah temui gw di markas. Nnti sherlock.

Viona hanya menyerngit heran. Ada apakah gerangan ardan menyepamnya. Segala pakai ingin ketemu. Dia pula yang disuruh kesana. Bukan dirumah, tapi malah di markas.

....


Up😭😭

Tengkyu💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Secret Asyhadu [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang