Pengobat Lukaku (Oleh Ridha Chintia M)

11 1 0
                                    

Kisah ini kumulai sejak aku duduk dibangku kelas 2 SD, kami bertiga selalu bersama, bermain, mengerjakan tugas, dan segala aktivitas di sekolah.

Hingga pada puncaknya, tepat pada waktu kenaikan kelas 4, aku menyadari mereka mendekatiku hanya karena otakku.
Mungkin aku terlalu kecil waktu itu, namun aku telah dipaksa sebelum waktunya, aku telah tau bagaimana membedakan yang benar dan salah.

Perlahan namun pasti, mereka menjauh dan akupun merasa sendiri waktu itu, aku merasa seperti berada diruang yang gelap walaupun sebenarnya ruangan itu terang benderang, aku merasa kesepian walau disekitarku ramai, aku dan mereka bagaikan bumantara dan bumantara mereka di tempat yang sama namun mereka aksa.

Sejak saat itu, aku tak percaya dengan adanya ketulusan diasmaraloka, ingin rasanya kuberhenti berlari mengejar apa yang tak dapat ku gapai, aku lelah dalam kesendirian, tanpa adanya seseorang untuk mengatakan "kau kuat, kau hebat, kau boleh menangis, kau boleh kecewa, namun setelah ini kau tak boleh lagi meneteskan air mata hanya karena sebuah pengkhianatan."

Aku selalu menyalahkan takdirku, walau aku tetap mengikuti rainanya, diotakku selalu terangkai kata kenapa, kenapa aku alyang mengalaminya, kenapa aku yang menanggung rasa sakitnya, kenapa aku yang dijauhi oleh mereka, pada saat itu, aku merasa duniaku benar hancur tnpa adanya teman disampingku, aku tak memiliki sandaran namun aku tetap berjalan.

Satu tahun berlalu, tepatnya tahun 2020 aku dapatkab lagi yang selama ini hilang, aku percaya lagi pada ketulusan, kutemukan definisi sahabat yg sesungguhnya pada diri mereka bertiga, ku dapatkan vitamin penyemangat hidup diakhir kelas 5 di sekolah madrasah.

Ingin rasanya kumengulang semuanya, aju berhenti menyalahkan takdir, kuhapus semua kata kenapa dalam pikiranku, sejak aku bertemu mereka sahabat ku, semua kami lewati bersama bukannya tidak pernah ada masalah dalam persahabatan kami, tpi itu semua sebagai pengerat tali prsahabatan.

Sahabat bukan mereka yang datang saat butuh, namun mereka yang databg untuk mengobati.

Kumpulan Cerita tentang SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang