Hinata kesal setengah mati memikirkan betapa bajingan pria yang telah berhasil menghancurkan moodnya di pagi buta seperti ini. Sungguh setelah menyelesaikan sarapannya Hinata langsung saja keluar meninggalkan pria bajingan itu seorang diri.
Lagipula Hinata tidak ingin lagi berdekatan dengan pria mesum seperti Sasuke. Sudah cukup ia yang keras kepala saat pertemuan pertama mereka, namun kali ini Hinata tidak akan sudi lagi untuk sekedar berdekatan dengan pria Uchiha itu.
Perlakuan dan perkataan tidak menyenangkan yang pria Uchiha itu berikan padanya masih membekas jelas di ingatan hinata. Dan ia jelas masih menaruh dendam kusumat akan perlakuan serta perkataan tidak tau malu bajingan tengik Uchiha terakhir itu.
Jadi sejak keluar dari restoran Hinata memutuskan untuk menjauh dari Sasuke. Hinata tidak tau pasti apakah pria itu akan menetap di desa kecil ini atau melanjutkan perjalanannya namun jika boleh berharap maka Hinata sangat menginginkan jika pria itu melanjutkan kembali perjalanan panjangnya itu.
Hinata sudah tidak Sudi jika ia harus dipertemukan lagi dan melihat wajah menyebalkan itu. Sudah cukup mereka bertemu untuk ketiga kalinya secara berturut-turut dalam waktu yang berdekatan dan Hinata jelas tidak ingin akan ada pertemuan keempat atau seterusnya karna jujur saja Hinata merasa pertemuan tidak sengaja mereka ini seolah-olah sudah dirancang begitu saja.
Hinata mendengus pelan saat otaknya kembali memikirkan tentang bajingan tengik itu. Saat ini Hinata sedang berjalan-jalan mengelilingi desa kecil yang akan menjadi tempat tinggal sementaranya untuk beberapa hari kedepan, memburu berbagai macam makanan untuk mengisi perutnya. Jujur saja Hinata tidak cukup kenyang saat menyantap sarapan paginya, bukan karena makanannya tidak enak tapi karena selera makan Hinata yang menghilang begitu saja karena kehadiran Sasuke.
Hinata berhenti melangkah saat manik amethys-nya melihat sebuah toko yang terlihat begitu ramai dengan pengunjung. Dan yang lebih parahnya lagi yang memenuhinya adalah para wanita.
Hinata melirik keatas melihat papan toko yang bertuliskan kedai minum. Ia semakin menarik alisnya merasa aneh karena para perempuan yang menggerubungi kedai minum yang biasanya dikunjungi para lelaki.
Hinata masih terdiam ditempatnya namun bisik-bisik penuh kekaguman para wanita-wanita itu sekilas terdengar ditelinga Hinata membuat Hinata tanpa sadar menaruh rasa penasaran.
Dengan langkah ragu-ragu Hinata mulai berjalan mendekat, ia tidak mengerti dengan apa yang sedang ia lakukan tapi sungguh kerumunan para wanita didepan sana berhasil membuat Hinata penasaran setengah mati.
Terlalu banyak bergaul dengan Ino paska perang berakhir membuat tingkat keingintahuan Hinata menjadi jauh lebih meningkat. Hinata tidak tau apa ini pengaruh baik atau buruk.
Kini Hinata telah berdiri tepat didepan pintu kedai, ia sedikit berjinjit guna melihat lebih jelas dibalik celah saat para wanita yang berdiri didepan pintu jauh lebih tinggi dari dirinya. Dalam hati Hinata sedikit mengeluh akan tubuh pendeknya ini.
Manik amethys indah Hinata celingukan mencari objek yang menjadi pusat pembicaraan para wanita yang terus berbisik-bisik penuh kagum hingga saat manik amethys indah Hinata menangkap satu sosok yang amat ia kenali duduk disalah satu meja yang hampir di setiap sisinya dipenuhi para wanita Hinata jadi tau apa penyebab kerumunan wanita-wanita ini.
Sial, jika tau begini maka Hinata tidak sudi untuk menuruti rasa penasarannya.
Manik amethys indah Hinata menatap jijik kearah pemuda yang masih duduk dengan santai menikmati minuman kerasnya dengan wajah datar tanpa ekspresi. Pria itu terlihat begitu tenang tanpa terganggu sama sekali dengan pekikan serta kalimat penuh pujian yang para wanita lemparkan kepadanya dan hal itu berhasil membuat Hinata yang melihatnya mendengus tanpa sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate Nightmare ✔️
Fanfiction"Ayo bercinta Sasuke-kun?!" "Kau gila Hyuga?!" ••• Hinata memutuskan untuk menyerah akan perasaannya terhadap sang pujaan hati membuatnya memutuskan untuk pergi sementara waktu dari desa, namun Hinata tidak menyangka kepergiannya malah membawa petak...