SUARA yang terdengar di telinga Jared sungguh membuatnya pusing. Musik yang dengan sengaja diubah agar menjadi lebih ramai itu membuat para manusia berkumpul dan menggoyangkan badan mereka tanpa malu.
Sesungguhnya, Jared tidaklah awam akan ramainya dunia malam, namun semakin bertambahnya umur, Jared merasa jika dirinya sudah tidak merasakan adanya euphoria pada bar malam. Sudah bukan masanya, kalau kata temannya.
"Umur lo tuh udah 30, man. Lo gak pengen ada yang ngurusin hidup lo? Temen-temen seumuran lo tuh udah pada punya momongan." Yugo dengan kurang ajarnya bertanya, namun siapa peduli? Yugo bertanya suatu hal yang bersifat fakta.
"Biarin aja dah, Go. Gua yakin Tante Ari juga udah muak bilangin Jared." Jonah melirik tanpa minat pada sosok Jared yang tampak kacau hari ini. "Kenapa lo ngajak kita kesini? Gak biasanya."
Jared menghela nafasnya, terlihat lelah akan suatu hal yang tidak pasti. Pria matang itu pun menyembunyikan wajah lelahnya di antara lipatan lengannya, "Gue masih gagal move-on."
Yoga, Jonah, dan Hans pun reflek berpandangan satu sama lain, mereka pun langsung terkekeh setelahnya. Sudah menyangka akan hal ini. Karena dari dulu hanya akan selalu ada satu ensitas yang mengganggu pikiran Jared, tidak pernah berubah. Selalu Jose Madellyn dan akan selalu dia.
"Tuh kan! Udah gue tebak! Pantes lo susah nikah." Hans tertawa singkat lalu menyesap singkat nikotin yang berada di tangannya, Hans tertawa akan nasib bodoh yang menimpa temannya itu. Jared memang belum benar-benar berubah sedari dulu.
Jonah terlihat santai sembari memakan french fries kepunyaan Yugo. "Masih mikirin si Selebgram Jakarta itu ya ternyata. Si Cantik."
"Mau gimana nih, bro? Gua punya dua opsi. Yang pertama, gua bantu buat bujuk si Jose biar dia maafin kelakuan lo dulu dan akhirnya kalian balik. Kemungkinan ini sih 10% terjadi." Yugo menjeda kalimatnya dengan menyesap nikotin yang sedari tadi berada di tangannya.
"Atau, lo buat Jose seakan-akan nggak sengaja ketemu sama lo." Yugo mengakhiri kalimatnya dengan kata yang cukup ambigu. Tidak jelas mana solusinya.
Bahkan bukan hanya Jared yang hilang arah atas kalimat Yugo, para temannya pun juga. Sehingga Hans pun menaikkan alisnya seraya bertanya, "Buat opsi yang kedua itu maksud lo gimana, Go? Jelasin yang jelas. Udah sok bijak tapi omongan lo nggak jelas."
Yugo berdecak pelan. "Goblok. Kak Lory butuh model buat produk yang baru launching itu, kan? Lippies. Dan setau gua, Jose sering kali muncul buat jadi model brand lippies mana pun. Lo nggak kepikiran buat ngasih rekomendasi ke kakak lo, Red?"
"So? Dengan adanya Jose jadi brand model Kak Lory, it doesn't mean i can meet him whenever i can. Gua malah yakin kalau nantinya dia cari-cari cara buat makin menghindar dari gua. Lagian, emang Jose mau?" Jared membalas ucapan Yugo dengan alunan nada yang begitu frustasi untuk di dengar. Sungguh memalukan, sejujurnya.
"Pasti di terima, trust me. Kak Lory tuh punya merek yang namanya cukup besar di kalangan makeup local brand di Indonesia. Dan, kenapa lo nggak coba tukeran aja sama Kak Lory? Menurut gua, lingkupan brand yang lo berdua kelola itu masih sama." Yugo terlihat meyakinkan Jared dengan kata-katanya.
"Ada benernya yang diomongin sama Yugo. Memang nggak segampang itu buat tukeran role, tapi kan lo sama Kak Lory sebagai atasannya disini. Eventho, kalian masih ada di satu perusahaan yang sama. Orang-orang harusnya nggak perlu heran."
KAMU SEDANG MEMBACA
LET'S END THIS [JAEJEN]
Romance"Hey, Jose! Let's end each other's lonely nights!" He said. JAEHYUN-JENO STORY [BL] Jaehyun as Dom, Jeno as Sub. Read at your own risk [M+][21+]