Three Problems about Them

124 13 1
                                    

"PAK! Saya minta tolong, kalau shoot diambil dari sisi kanan, gimana? Saya merasa kurang waktu lihat hasilnya. Dan, Tracy, tolong lebih bervariasi ya gayanya." Sudah dari beberapa menit yang lalu keadaannya seperti ini. Jared terlihat banyak sekali bergerak demi mengatur photoshoot agar terlihat sempurna.

Namun, Jose menganggap jika hal yang dilakukan Jared adalah untuk mencari perhatian kepada para model. Memang benar begitu, sih. Jared tryin' to take Jose's attention.

Lory sudah menitipkan brand model yang hari ini menjalankan photoshoot kepada Jared, sedangkat dirinya berpamitan dengan berbagai macam alasan, ini dari sudut pandang Jose. Jose sebenarnya sungguh tidak masalah berada di dalam satu lokasi dengan mantan kekasihnya yang tidak begitu ia sukai, namun, berkat beberapa hal yang mengganggunya, ia jadi merasa badmood. Dan ini adalah hal yang paling merepotkan, sungguh!

Jose sudah selesai touch up sedari tadi, dirinya hanya disuruh menunggu. Namun, menunggu benar-benar bukanlah sifatnya. Ia sudah menekuk wajahnya sedari tadi, Bian pun bahkan sudah turut menghiburnya, hal ini Bian lakukan demi menjaga image dan mood si karakter utama.

"Dellyn mau apa biar nggak badmood? Sebentar lagi udah mau giliran mu, lho. Harus jaga mood biar hasil fotonya bagus, ya?" Bujuk Bian.

Jose menggeleng dengan netra yang masih terfokus pada gawai yang berada di genggamnya. Jose merasa ia butuh sesuatu, namun tidak tau apa. Ia seperti butuh makanan yang berperisa manis dan mempunyai tekstur yang kenyal, namun ia tidak tau makanan apa itu tepatnya.

"Nih, buat lo. Titipan dari Lory." Jose mendongak dengan satu alis yang terangkat satu, betapa terkejutnya ia melihat Jared Bentley berdiri di hadapannya sembari menyodorkan agar-agar dengan beberapa rasa. Woah, Jose cukup terkejut.

"Oh, makasih ya. Bilangin juga buat Kak Lory." Jose berkata dengan kaku sembari mengambil agar-agar dari Jared. Bian yang melihatnya hanya menahan tawa, 'tak kuasa melihat tingkah kaku dari si Seleb.

Jared mengangguk singkat dengan mimik muka yang datar, "Sekarang udah giliran lo." Jared menengok kearah lokasi photoshoot dan pergi dengan begitu saja. Jose melihat Jared melenggang begitu saja tanpa adanya kejelasan, lalu mencemooh Jared melalui ekspresinya.

"Evaluasi buat lo hari ini, dengerin. Gerakan lo terlalu kaku dan ekspresi lo kelihatan kurang santai. Gua nggak tau hal ini ada hubungannya sama Kak Jared atau nggak, tapi gua harap lo bisa lebih profesional karena kedepannya lo bakal kerja bareng lagi sama Kak Jared." Bian memberikan evaluasi dengan nada dan mimik yang terlihat tegas.

"Gua terima, thanks atas evaluasinya. Tapi, kinerja gua nggak ada hubungannya sama interaksi gua dan kak Jared tadi." Jose terlihat mengaduk acak makanannya dengan muka yang tertekuk. Agar-agar yang diberikan Jared ternyata tidak membantu apapun.

"Maaf kalau gua terkesan nggak profesional tadi. Gua badmood karena banyak banget hal yang ganggu gua di lokasi tadi." Jose lanjut berbicara dengan nada yang sedikit pelan dan lesu, "Lo masih ingat kan sama cerita kemarin tentang gua dan Kak Jared? Dan ada sahabat perempuan Kak Jared di cerita itu, gua harap lo masih ingat. Sahabat Kak Jared itu namanya Kak Mima dan lo pasti nggak asing sama namanya, coba lo tebak."

Bian membulatkan matanya, terlihat terkejut. "Wow. Mima Monica yang lu maksud itu?" Shoot! Tepat sekali tebakan Bian dan Jose tanpa ragu mengangguk dengan pasti, "Iya, dia itu sahabatnya Kak Jared dan tadi lo lihat sendiri, dia ada di lokasi photoshoot."

"Gua awalnya seneng dikasih agar-agar sama Kak Jared tapi langsung down lagi waktu lihat Kak Jared juga ngasih agar-agar ke Kak Mima. Ternyata, i'm still not the one for him." Jose melanjutkan ucapannya dengan nada yang lesu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LET'S END THIS [JAEJEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang