Pagi kamis yang mendung, gadis cantik dan anggun dengan seragam Pramuka berjalan santai menuju kelas nya. Sesekali ia menyapa balik teman-teman nya itu. Angin yang berhembus kencang, dan langit terlihat gelap, pasti sebentar lagi akan turun hujan lebat.
"Dira!!!"
Diranna Araini dengan rambut di kuncir satu, dengan jepitan stroberi disisi kiri langsung menoleh kesamping "Apa Dio?!" Ucapnya kesal.
"Santai aja kali, Pr Seni Budaya udah belum? Pasti udah, liat dong Ra," ucap laki-laki ber- name tag Dion Anggara.
"Enak aja! Gue nggak mau kasih liat Lo!" Dira melajukan langkahnya, malas sekali jika pagi sejuk ini dirusak oleh laki-laki jahil itu.
"Yah Ra... kenapa? Gue ada salah apa? Apa gara-gara kemaren gue ga jadi beliin Lo mie ayam? Yaelah gitu doang, hari ini deh! Janji!" Kata Dio sambil jalan menyamping.
"Ga mau,"
"Terus mau apa? Ama bakso juga? Oke! Tapi liatin dulu Pr nya yaa?"
"Engga Dio! Lagian kalo gue kasih liat Lo terus kapan mau pinter nya?"
"Iya nanti,"
"Keburu lulus, baru belajar,"
"Iya Dira... boleh ya?"
"Dira..."
"Ra..."
"Diraaa..."
"Gue lupa kalo ada pr seni budaya, makanya liat yaa?"
"Ngapain Lo kemarin malam? Main game? Pasti lah, apa lagi yang Lo kerjain selain main game? Nongki? Bodo amat,"
"Yah Ra, kemarin main sama Sasa, Lo tau kan dia dari kemaren mau main Barbie terus ama gue? Ngerti kan lo gimana capek nya gue, jadi gak sempet ngerjain deh,"
"Bukan nya Lo tadi bilang lupa ya kalo ada pr?"
Dio tak tau lagi harus beralasan apa lagi, ia hanya tersenyum manis dengan mata terpejam. Ketahuan semua rencana nya. Dio tetap mengekori Dira hingga masuk kedalam kelas mereka, Dio duduk kearah belakang, ke arah Dira.
"Ra..."
"Makanya belajar!" Dengan kesal Dira mengambil buku nya di dalam tas tak lupa dengan pulpen merah muda motif kuda bertanduk cantik.
"Makasih Dira cantikku!" Dengan cepat ia menyalin semua kalimat yang lumayan panjang itu di buku tulis nya.
Tanpa menjawab lagi, Dira mendengarkan musik daripada mendengar semua ocehan laki-laki itu. Tapi tiba-tiba laki-laki itu mengambil hp nya dan membuka WhatsApp dan memutar musik yang ia kirim ke nomor Dira.
Alunan lagu mulai terdengar, ia mendengarkan dengan pandangan ke luar jendela, air hujan yang turun dengan lebat, dan pandangan lapangan dengan murid-murid yang berlarian agar tidak kehujanan.
Jendela yang ia biarkan terbuka, agar angin itu masuk. Untungnya air tidak akan masuk kedalam. Dengan hembusan angin itu membuat Dira memejamkan matanya. Tapi tidak dengan Dio, ia malah tak berhenti menatap wajah manis itu.
Masih kuingat selalu saat kau berjanji padaku
Takkan pernah ada cinta yang lainnya
Terasa begitu indahTapi, semua berbeda saat kau kenali dirinya
Sadarkah dirimu diriku terluka?
Saat kau sebut namanyaAku memang manusia biasa
Yang tak sempurna dan kadang salah
Namun, di hatiku hanya satu
Cinta untukmu luar biasaAndaikan saja kau tahu
Aku takkan mudah berubah
Aku 'kan bertahan selalu bertahan
Sampai waktu memanggilku
![](https://img.wattpad.com/cover/352860771-288-k199630.jpg)