Hari ini seluruh keluarga Diwangka tengah mengadakan pesta tahunan yang biasa diselenggarakan 10 hari sebelum tahun baru. Mengingat kesibukan personal yang membuat keluarga itu jarang sekali bisa berinteraksi satu sama lain.
Dilihat sekilas saja aura old money dari setiap member Diwangka tidak dapat terelakkan.
"Mbak Lembah aku kemarin lihat campaign Mbak sama Calvin Klein, lho!"
Adik sepupu Teja menyapa La Lembah dengan semangat. Tahu jika yang diajak bicara adalah wanita paling dikagumi teman-temannya. Maka dari itu Malaika begitu excited setiap kali Lembah diundang dalam acara keluarga Diwangka.
"Oh, ya?"
"Mbak itu kerennnnnnn super duper kerennnn tau nggak! Mbak sadar nggak sih Mbak itu idaman cewek-cewek." La Lembah terkikik geli mendengar penuturan gadis 17 tahun ini. Pembawaan Malaikha yang ceria, memang memudahkan dirinya akrab dengan orang lain. Dan, La Lembah menyukai gadis kecil ini.
Sebagai seseorang yang mengidamkan untuk menjadi kakak selama 27 tahun ia hidup, maka ketika bertemu Malaikha membuat La Lembah serasa dianugerahi seorang adik kecil yang manis.
"Masa sih? Kamu emang paling jago bikin Mbak seneng."
"Beneran, Mbak! Kalo sampe temen-temenku tahu Mbak pacaran sama Mas Teja udahlah amburadul hati mereka."
"Kenapa tuh? Cemburu sama Mbak?"
"BUKANNNNN!" Malaikha terlihat menggebu-gebu dalam gosipnya kali ini. "Justru mereka bakal cemburu sama Mas Teja karena bisa dapetin Mbak Lembah."
Sontak saja penuturan Malaikha membuat La Lembah tertawa cukup keras. Apa personal branding yang ia bangun sesukses itu? La Lembah jadi bertanya-tanya.
"Tapi Mas-mu juga keren Malaikha, dia diplomat muda, kharismatik, coba kamu lihat gimana dia ketika menyampaikan argumennya dalam rapat PBB selama ini."
"Ya, iya sih, tapi pokoknya Mbak nggak ada duanya deh. Apa aku join aja ya ke dalem fanbase 'Pengabdi La Lembah'."
Belum sempat La Lembah menjawab, Ibu dari sang kekasih sudah menghampirinya dengan senyum khas penuh kelembutan.
"Sayangnya Ibuuuuu, kok mojok ada di sini cantik? Ditinggal Teja, ya?" La Lembah berdiri dan menyapa Ibu Teja tak kalah ramah.
Kedua perempuan berbeda generasi itu terlihat memeluk satu sama lain. "Lembah kangen sekali sama Ibu."
La Lembah tidak berbohong, sudah berbulan-bulan ia tidak bertemu dengan calon mertuanya ini. Kesibukan menjadi alasa utama. Sama-sama bergelut dibidang bisnis dan entertainment membuat mereka benar-benar sangat sulit mengatur jadwal temu.
"Apalagi Ibu, cuma bisa liat kamu lewat media sosial aja. Weekend kamu free, nggak?"
"Aku nggak tahu, Ibu, tapi nanti coba tanya Mbak Astra dulu, ya."
"Aduh-aduh anak Ibu emang paling sibuk sejagat raya."
"Ibuuu jangan gitu, nanti Lembah tetap usahakan, ya."
Saraswati mengelus lengan La Lembah lembut. "Nggak papa kalo sibuk, ibu ngerti kok. Jangan dipaksa nanti kamu sakit, Ibu yang sedih."
"Oh iya, kabar Ibu gimana? Kata Teja dua minggu lalu sempat masuk RS, ya? Lembah bilang juga apa Ibu, uang Ibu itu udah banyak jangan terlalu memforsir diri."
Dijawilnya pipi tembam La Lembah dengan gemas. Ya, Saraswati selalu gemas dengan gadis yang akan dipersunting anak laki-lakinya ini. Ketika melihat La Lembah di dunia nyata, Saraswati seperti sedang mengobrol dengan seorang bayi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlalu Berisiko (New Version)
FanfictionTeja Diwangka adalah anugerah milik La Lembah Manah.