Bab 2

19 1 0
                                    


Benarkah ini bukan cinta?

Benarkah ini bukan sayang?

Benarkah perasaanku, bukan yang sesungguhnya padamu?

Lantas apa yang harus ku sebut untuk semua yang ku rasakan padamu?

***

Suara Paula berhasil menghentikan pukulan Jackson. Yang kemudian ditanggapi Gregory dengan melepaskan diri dari kungkungan Jackson dan segera berdiri menjauh sambil sesekali menyentuh sudut bibir dan pipinya yang memar dan mengeluarkan darah setelah dihajar oleh pria aneh itu.

"Ayo pulang," ucap Jackson dan langsung menggandeng tangan Paula.

Tapi tangan Jackson segera ditepis dengan kuat dan Paula malah berjalan menuju Gregory dengan wajah yang sangat khawatir.

"Sakit ya? Maafkan aku," katanya pada Gregory.

Melihat tingkah laku tunangannya yang justru membela pria lain, Jackson jelas naik pitam. Dia kembali mencoba menarik tangan Paula, yang lagi-lagi ditepis kuat oleh gadis itu sambil menunjukkan wajah muaknya di hadapan Jackson sekaligus.

"Berhenti menggangguku, Jack!" ucap Paul.

"Mengganggu?" Jackson membuang muka dan berusaha menekan suaranya agar tak berteriak di depan Paula. "Kau tunanganku dan dia sudah menyentuhmu dengan kurangajar. Aku rasa tidak salah, kalau aku berusaha melindungimu dan membuat kau sadar bahwa semua ini salah!" seru Jackson balik.

Tapi Paula tetaplah Paula. Dia tidak menerima ucapan Jackson dan balas berdecih di depan Jackson hingga kedua tangannya naik ke pinggang.

"Tunangan?" Paula melepaskan cincin tunangan yang dia pakai di jari manisnya, dan melemparkan cincin itu ke wajah Jackson. "Kita selesai! Kau bukan siapa-siapa lagi untukku," ucap gadis itu.

"Kau mabuk Paula. Aku tahu ... kita bisa bicarakan ini baik-baik di rumah." Jackson masih mencoba mencari akal sehatnya sambil terus membujuk Paula yang dia yakini tak serius dengan ucapan dan tingkah lakunya sekarang. "Ayo pulang." Jackson menurunkan nada suaranya dan kembali mencoba meraih tangan sang tunangan.

Tapi sekali lagi juga, Paula menepis tangan Jackson dan meminta pria itu mengikutinya pergi dari keramaian itu. Dan yang membuat kesal adalah saat Jackson melihat Paula mencium bibir Gregory sekali lagi dengan sangat bergairah sebelum menuntunnya menjauh.

Mereka berhenti di sebuah lorong yang menuju ke arah toilet.

"Paula ..." Jackson masih terus mencoba menahan emosi yang sekarang sudah naik sampai ke atas kepalanya sendiri.

"Aku sudah muak, Jack. Hubungan kita, dirimu, dan semua sikap naif yang kau lakukan di depanku. Aku muak!" Tanpa basa-basi lagi, Paula langsung mengutarakan semua kejengkelannya di hadapan Jackson.

"Aku akan berubah." Jackson segera menimpali.

Tapi Paula membalasnya dengan senyum yang meremehkan. Dia bahkan menutup mulutnya sendiri karena tawa yang hampir terlepas setelah mendengar pernyataan penuh keyakinan yang dilontarkan oleh Jackson barusan.

"Kau tak bisa berubah, Jackson! Kau sangat menyebalkan, kau tahu! Hidupmu ... hanya dipenuhi dengan buku dan segala hal yang membosankan!" seru Paula.

"Aku akan berubah!" Jackson mulai agak berteriak. "Aku akan menjadi yang kau inginkan. Liar, jantan, menyenangkan dan sangat ..." Jackson menarik napasnya sebentar, "menggairahkan."

Tawa Paula akhirnya lepas dan terlihat sepertiseuah tawa ejekan yang begitu kuat menjatuhkan mental siapapun yang mendengarnya, terutama Jackson yang sudah tahu bahwa tawa itu adalah untuk menertawakan kebodohannya dengan kalimat gila yang baru saja dia ucapkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALPHA PRINCE [THE HEIR OF FINALE SEASON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang