Chapter 02

21 2 1
                                    

Atrea, 00:00 RS. Helcona 15 April 3110

Jam mulai menunjukan pukul 00.00 malam, dan saat itu juga, Riel belum tidur, lebih tepatnya hanya berpura-pura, setelah menangis ia tidak langsung tidur melainkan menunggu kesempatan untuk melarikan diri

Riel sengaja memilih jam segini karna penjaga yang bertugas hanya datang setiap 2 jam sekali dan ini adalah waktu yang pas untuk melancarkan aksi, waktu yang diberikan juga tidak banyak, hanya tersisa 1 jam lagi sebelum pengecekan selanjutnya

Mengapa tidak menggunakan kekuatan teleportasi saja sekalian? Jawabannya hanya 1, karna kekuatan Riel disegel atau lebih tepatnya di non-aktifkan hingga akhirnya sampai di SKPT

Satu satunya jalan untuk melarikan diri dari rumah sakit ini adalah dengan cara menyusup dari arah jendela mengingat betapa ketatnya orang yang menjaga diluar, terlebih lagi saat insiden itu, mungkin jika lewat pintu depan akan langsung tertangkap oleh 3 orang yang sedang berjaga

Sebelum meninggalkan kamar, Riel membawa sedikit barang yang dibutuhkan seperti gunting dan topi, sebenarnya kue ulang tahun yang tadi Mama beli ingin Riel bawa juga, tetapi kue tersebut terlalu besar untuk dibawa

Hal pertama yang Riel lakukan adalah membuat tali dengan cara menyambungkan bagian ujung sprei dengan ujung selimut yang sudah ia minta kepada Dokter Rita beberapa jam yang lalu

Setelah dirasa mantap, Riel membuka lebar jendela secara perlahan agar tidak menimbulkan suara lalu mulai mengaitkan tali yang sudah ia gabungkan tadi ke ujung penyangga jendela

Mengapa Riel bisa tahu semua ini? Jawabannya, karena Riel sudah pernah di ajarkan oleh Papa dan teman-temannya cara menyelamatkan diri pada situasi tertentu dengan benar

Riel hanya memakai baju daster putih serta balutan cardigan biru yang melekat di tubuhnya sehingga angin malam yang lebih dingin dari biasanya menerpa kulit pucat Riel

Dengan langkah tertatih-tatih, Riel mulai turun secara perlahan agar tidak menimbulkan suara, setelah turun pada kanopi pertama, Riel mulai mengambil kembali sprei yang sudah ia ikat tadi tak lupa menutup kembali jendela yang terbuka

Beruntung Riel memiliki badan yang kecil dan lincah, karena kamar rawat inapnya berada di lantai 5, Riel terpaksa turun dengan cara menuruni 1 kanopi ke kanopi lainnya dengan cara berhati-hati

Karena kurangnya pencahayaan akibat malam hari dan barang bawaan yang lumayan banyak ditambah hari sudah semakin gelap, Riel hampir terpeleset mengingat kemarin baru saja terjadi hujan, beruntung suara yang dihasilkan tidak terlalu besar sehingga tidak menimbulkan kecurigaan apapun

Setelah sampai di atas permukaan tanah, Riel memakai topi dan membuka ikatan-ikatan sprei yang tadi dibuat untuk menyangga jendela dan mulai membalutinya di seluruh tubuh satu persatu

"Hangat"

Total ada cardigan, 1 lapis sprei dan selimut yang telah terlapisi pada tubuh Riel, dengan langkah cepat, Riel berlari tanpa menggunakan alas kaki 1 pun, rasa dingin pada kaki mulai berjalan seiring Riel berlari, bahkan terasa beku karna dinginnya udara malam

Riel mulai berjalan menuju jembatan yang berada tak jauh dari lokasi rumah sakit, untuk sampai disana Riel membutuhkan waktu sekitar 40 menit hingga akhirnya sampai di tepi jembatan, beruntung selama itu Riel belum ditemukan oleh para Dokter, Perawat maupun penjaga SKPT

Setelah sampai, Riel berjalan ke arah pinggiran jembatan dan mulai melepaskan satu per satu kain yang melilit di tubuh, Riel meringkuk dan menekuk lutut, berusaha mati-matian menahan rasa dingin yang dihasilkan oleh angin malam

Riel mulai menatap ke atas, menatap ribuan-ribuan bintang di atas sana, tanpa sadar, kelopak air mata menggeluarkan setetes air yang mulai terjatuh

"Setelah ini, Gabriel bakal nyusul Mama sama Papa disana, jadi, tunggu Gabriel ya Mama, Papa" ujar Riel dengan tatapan tulus dan senyuman tipis di wajah cantiknya

Malam ini akan menjadi malam terakhir dunia melihat nya, dan menyaksikan tubuhnya yang terjatuh di telan oleh gelapnya sang kegelapan dibawah sana

Riel mulai merentangkan ke-2 tangannya dan tersenyum lebar, saat bersiap untuk terjun ke bawah, suara seseorang mulai mengalihkan perhatiannya

Tak jauh dari mata memandang, seorang pria muncul entah datang dari mana, pria tersebut tidak datang sendiri, ia datang dengan sebuah sepeda kuno yang di dorong di sebelahnya

"Siapa disana?" Suara teriakan mulai terdengar di tengah heningnya malam, sontak Riel menghentikan aksinya dan membalikan tubuh, menatapnya dengan heran

'Apa masih ada orang yang masih berkeliaran di jam segini?'

"Aku bilang siapa di sana?!" Suara itu kembali terdengar semakin kencang menandakan sang pemilik datang mendekat

Samar-samar Riel bisa melihat sosok pria berambut hitam yang mendekat, walau tidak bisa melihat dengan jelas, Riel yakin bahwa orang di depannya memiliki mata berwarna abu muda

Apa itu... Ren?

***

Halo guys apa kabar

Semoga sehat selalu yaw

Maaf ceritanya agak pendek hwhwh

Jadi tunggu aja, stay tune yaa!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AWAKE: The Beginning of a New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang