****
-Jerawat
Aku bosan dihina oleh mereka dengan julukan wajah batu, padahal ini kan hanya jerawat yang tumbuh seenaknya di wajahku. Tapi, kenapa hari ini mereka semua hanya diam, tidak seperti biasanya. Apa mungkin karena lidah mereka telah kupotong?
-Siapa Dia?
Hari ini Ibu dan kedua adikku akan pergi ke rumah kakek, karena sekolahku belum libur akhirnya aku tidak diizinkan ikut.
Setelah mereka berangkat, aku memutuskan menonton Tv untuk menghilangkan bosan. Hingga suara Ibu mengagetkanku.
"Kau sedang nonton apa, Fir?" tanya Ibu padaku.
"Entahlah Bu, aku hanya ...." kalimatku menggantung setelah aku teringat sesuatu.
-Sholat
"Hey Dani, kau tidak sholat?" tegur Alfa dari luar jendela kamarku.
"Iya-iya aku sholat, berisik banget!" balasku cuek. Meletakkan Hpku, dan segera ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Tunggu dulu, kamarku di lantai dua, lalu Dani?
-Ibu
"Siapa di dalam?" tanyaku dari luar.
"Bentar Fir, tinggal dikit lagi," jawab Ibu dari dalam kamar mandi.
Oh ternyata Ibu yang di kamar mandi, aku segera kembali ke ruang tamu, tapi di ruang tamu aku malah berpapasan dengan Ibu.
"Cepet banget Bu, keluarnya lewat mana?" tanyaku pada Ibu.
"Maksudmu?" Ibu tampak bingung. Loh?
-Sepatu baru"Selamat ulang tahun Dina, ini hadiah untukmu," ucap Afir padaku, sambil menyerahkan sekotak hadiah. Dengan bahagia aku menerimanya, namun setelah kubuka seketika hatiku menjadi sakit. Isi hadiahnya sepasang sepatu olahraga.
"Apa kau lupa? Aku tak punya kaki," ketusku.
-Mantan
"Selamat makan sayang," ujarku tersenyum memperhatikanmu yang mulai mengunyah steak daging.
"Daging apa ini? Benar-benar kenyal," tanyamu bingung.
"Daging mantanmu si Dea, dari pada jadi kenangan mending kubuat jadi makanan," jelasku padamu, seketika kau memuntahkan makanannya, apa masakanku tidak enak?
****
-The End