TIINGG!! TIINGG!!
Beberapa notifikasi pesan masuk terdengar nyaring dari ponsel milik seorang gadis yang tengah sibuk dengan pekerjaan paruh waktunya sebagai seorang kitchen staff di sebuah restoran cepat saji.
Namanya Mikayla Von Setiabudi, atau tertulis 'Kay' pada name tag yang dikenakannya. Gadis keturunan Indo-Jerman ini sudah mulai bekerja paruh waktu sejak berada di tahun kedua perkuliahan dimana saat itu dunianya tak pernah kembali sama seperti sedia kala. Saat ini gadis itu telah berada di semester ke lima, yang artinya ia telah bekerja selama kurang lebih satu setengah tahun.
Pekerjaan beres-beberes telah rampung, kini ia telah meletakkan apronnya di gantungan.
"Kay balik dulu!" Pamitnya pada yang lain.
Di jalan pulang Kay memeriksa ponselnya yang sedari tadi tak ia hiraukan meski tahu ada beberapa notif pesan masuk. Dibacalah satu persatu pesan masuk, sampai akhirnya ia terhenti pada pesan yang dikirimkan oleh kontak bernama 'Javis 💕'. Mencoba tak kaget, Kay hanya membalasnya dengan "okey, kalo itu yang lo mau. Gue juga udah bosen. Semoga selalu bahagia".
Saat itu jalanan ramai, banyak muda-mudi berwara-wiri bersama pasangan. Ya, namanya juga malam minggu. Atensinya kini beralih pada satu kedai mie pedas yang cukup terkenal di kota, kakinya melangkah pada sosok yang sedari tadi mencuri perhatiannya.
"Dika..."Sapanya pelan, takut-takut salah orang.
"Loh Kay, dari mana lo malem-malem gini?" Memang benar, lelaki itu benar bernama Dika, teman sekelas Kay.
"Biasa, baru balik part time, belum sempat makan malem jadi mampir kesini, lo sendiri?" Kay berbasa-basi, sejujurnya tak ada niatan ia mampir ke kedai mie. Namun setelah ia pikir lagi tak ada salahnya membeli beberapa makanan ringan sebagai tanda kebebasannya malam ini.
"Oh gitu..."Timpal Dika.
"Eh lo mau pesen apa, sini biar sekalian gue yang antri. Lo pasti capek jadi duduk aja, tunggu disini," lanjutnya. Di kelas, Dika memang dikenal sebagai seorang yang baik dan tak pernah membeda-bedakan teman. Ia selalu bersikap baik pada semua orang, termasuk Kay.
"Loh, emang gapapa? Antriannya panjang loh, entar malah ngerepotin,"
"Halah...Santai aja sama gue mah, cepet sini lo mau pesen apa aja biar gue pesenin," Kay menuliskan beberapa menu yang ia pesan di note ponsel Dika. Ada Mie Setan, Udang Rambutan, Dimsum Ayam, Lumpia Kulit Tahu, Lemon Squash, Coca-Cola. Kay mengeluarkan selembar uang serarus ribu rupiah dari dompetnya, kemudian menyodorkan ponsel milik Dika beserta selembar uang seratus ribuan tadi.
"Eh, gak usah, ini lo pegang aja. Gue lagi seneng malem ini. Tunggu disini ya," Dika mengembalikan uang itu pada Kay. Kay masih mencerna semua perkataan Dika, apa yang dimaksud dengan hati senang Dika. Kemudian ia mencoba bodo amat, itung-itung menghemat biaya bulanannya.
Sambil menunggu Dika, Kay membuka ponsel miliknya. Mengecek apakah masih ada tugas yang belum ia kerjakan. Satu-persatu ia teliti, sampai ia bertemu pada tugas mata kuliah 'Piranti Interaksi', tertulis tugas ini dikerjakan berkelompok, dan Kay mengecek siapa yang menjadi teman satu kelompoknya pada grup 'LINE' kelasnya. Di grup tertulis bahwa Kay mendapat kelompok dengan Handika Jamal Narendra atau yang tak lain dan tak bukan adalah Dika.
15 menit berlalu, Kay hanya sibuk menggulir laman instagramnya, mencari meme sebagai hiburannya malam ini. Saking seriusnya ia bahkan tak menghiraukan suasana ramai kedai mie itu. Pikirannya berisik. Kay merasa pundaknya ter-toel, ia mengarahkan pandangannya pada seplastik makanan yang sedang dibawa Dika. "Nih, punya lo,"
"Eh kok cepet, BTW makasih traktirannya, besok-besok lagi ya hehe," ujar Kay cengengesan.
"Iya dong, kan gue gans...yee bisaan lo,"Dika kini membalas perkataan Kay dengan mencubit-cubit kedua pipi Kay.
"Aduuhh....Sakit...Dikk..." Erang Kay, Dika hanya bisa tertawa melihat wajah lucu kesakitan Kay.
"Anyway, makasih ya Dik, gue balik dulu," pamitnya. Namun langkah kaki Kay terhenti karena Dika mengenggam pergelangan tangannya. "Lo balik naik apa?"
"Ya, jalan lah, apalagi?" ujar Kay polos.
"Udah malem, ayo gue anter balik," Kini Dika menggenggam tangan Kay menuju tempat parkir.
"Eh, tapi kosan lo kan gak searah sama gue," Kay mencoba menolak. Ia tak enak hati karena tadi Dika sudah mentraktirnya.
"Udah, diem. Gue gak tega liat cewe pulang malem-malem sendiri,"
Kay akhirnya mengiyakan. Kini mereka sedang dalam perjalanan menuju tempat kosan Kay. Tak butuh waktu lama, hanya 5 menit mereka telah sampai. Di tengah perjalanan Kay merasa ada yang mengganjal, ia mecoba mengingat kembali apa hal tersebut. Kemudian ia teringat pada tugas mata kuliah Piranti Interaksi. "Oh ya Dik, gue baru inget. Kita sekelompok tugas matkul Piranti Interaksi, lo bisa ngerjain kapan?"
"Oh iya anjiir...bisa-bisanya lupa, emang deadlinenya kapan sih? Kalo ngerjain besok lo bisa nggak?" Dika mengusap-usap kepalanya. Untung saja Kay mengingatkan.
"Besok? Bisa kok, kenetulan gue juga lagi libut part time"
"Yaudah gue besok gue jemput ya, gue balik dulu, buruan masuk sono!" Pamit Dika sambil memutar balikkan motornya.
"Oke Dik, hati-hati ya," Kay sambil melambaikan tangan.
Kay masuk kedalam kamar kosnya. Menyalakan lampu dan AC serta tak ketinggalan membawa laptopnya untuk melihat video mukbang sambil memakan beberapa makanan yang ia beli tadi. Sebelumnya mulai makan, Kay membersihkan seluruh tubuhnya di bawah shower. Penat, hanya itulah yang ia rasa. Terdengar senandung sumbang dari kamar mandi, Kay berkhayal menjadi seorang Idol yang ia saksikan tiap hari.
Kegiatan bebersih diri telah usai, kini Kay bersiap melahap semua makanannya. Sesuap demi Sesuap, akhirnya semua makanan itu telah habis. Kay hanya termenung, dirinya merasa seperti ada yang kurang. Dibukanya kembali pesan dari kontak 'Javis 💕'. Kay baca perlahan-lahan mencoba mencari kesempatan. Namun akhirnya ia tersadar, tak seharusnya ia berharap kembali pada seseorang yang tak pernah menghargai dirinya, tak seharusnya ia menjadi si paling pengalah dalam hubungannya bersama Javis.
Matanya kian menyempit, menandakan ia sudah tak kuat menahan kantuk. Ditekanlah tombol lockscreen tanpa keluar dari Roomchat milik 'Javis 💕'. Kay beranjak menuju kasurnya dan meletakkan ponselnya dengan sembarang di atas lantai. Matanya sepenuhnya terpejam, Kay tertidur dengan lelapnya.
===
Javis 💕
20:05
Kay...
Lo Sibuk?
Gue mau ngomong penting sama Lo
20:30
Kay?
Kay?
Lo masih sibuk banget ya?
Oke gue ngomong sekarang
Mendingan kita udahan aja
Lo sibuk kerja, gue mau fokus KRI
Kita udah gapunya punya waktu buat bareng
Semoga lo selalu bahagia, Kay
Semoga setelah ini kita masih bisa temenan
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie ✨
Ficção GeralSelama ini Kay tak pernah sadar, berada dalam satu hubungan yang tak pernah menguntungkannya. Kay hanya bisa membohongi perasaan, menganggap semua baik-baik saja. Padahal ia lah yang selama ini paling menderita. Cerita ini tentang Kay, dan segala l...