Maaf, ketika aku menulis ini, aku belum tahu banyak tentangmu. Bahkan mungkin tulisan-tulisan ini hanya berisi narasi tentang perasaanku saja. Sedikit sekali ada percakapan. Karena kita memang jarang sekali berbincang panjang. Mungkin hanya sekali atau dua kali. Itu pun tidak membahas hal yang luar biasa. Tapi menurutku, itu sudah cukup membuatku senang karena akhirnya kamu bisa menyadari kehadiranku dalam hidupmu. Akan ada banyak hal yang akan aku ceritakan disini. Sebelum itu, kamu harus tau bahwa hanya lewat tulisan ini aku menceritakan semua tentangmu. Tanpa dihina. Tanpa ditertawakan.
Tapi, bukankah jatuh cinta memang begitu? Bagi yang merasakannya, cinta adalah hal yang menyenangkan bahkan ketika lebih banyak air mata. Namun, bagi yang melihatnya, semua hal yang dilakukan orang jatuh cinta adalah hal konyol. Pantas untuk ditertawakan. Salah satunya aku. Aku yang terlalu takut untuk mengungkapkan bahwa untuk sekedar menatapmu saja aku tak punya nyali. Aku hanya bisa menatapmu dari kejauhan. Melihatmu berjalan sendirian dengan tas yang diselempangkan di bahu kanan, kemeja coklat dan celana berwarna hitam. Sungguh mempesona. Ingin rasanya untuk menyapa. Sekedar kata, "hai!" saja aku bungkam ketika sudah berpapasan denganmu. Dan pada akhirnya kita saling diam, menunduk, dan terus berjalan saling memunggungi.
Aku jatuh. Entah jatuh cinta atau jatuh hati. Aku bingung. Aku bingung apa yang membuatku berani untuk ingin mengenalmu lebih dekat. Apa karena wajah tampanmu? Tutur katamu yang menenangkan? Atau sebenarnya aku tak membutuhkan alasan untuk jatuh cinta padamu. Terlalu banyak alasan membuatku kehilangan alasan itu sendiri-alasan jatuh cinta kepadamu. Sepertinya kamu tidak perlu tau. Cukup kamu tau bahwa disini ada seseorang yang menunggumu untuk menoleh ke belakang. Sejenak saja.
Dari milyaran manusia di dunia. Tidak. Dari ribuan manusia yang aku temui, kenapa aku harus menjatuhkan hatiku padamu. Kita belum pernah berjumpa apalagi saling mengenal satu sama lain. Apakah mungkin dua orang yang bahkan tak saling mengenal sebelumnya bisa bersama, bahkan mengaku rindu. Ya, mungkin ini hanya cinta sepihak, atau kalau kata anak zaman sekarang "cinta bertepuk sebelah tangan". Namun, tidak menutup kemungkinan di akhir cerita ternyata kamu menemukan tulisan ini dan kabar mengejutkannya adalah ternyata kamu pun punya perasaan yang sama. Ahh... kalau dibayangkan sepertinya menyenangkan. Persis seperti cerita di film-film yang aku tonton atau buku-buku yang aku baca. Happy ending.
Tulisan ini, akan menjadi ruang kedua tempat aku bercerita, berkeluh kesah bahkan menangis ditemani bunyi tuts keyboard yang terus beradu seiring aku menuliskan tentangmu. Kalau saja ia bisa bicara, mereka akan mengutuk diriku yang terlalu sering menekan mereka demi mengabadikanmu lewat tulisan ini. Karena beberapa orang akan kehilangan kewarasan ketika jatuh cinta. Kalau dibilang aku salah satunya, mungkin tidak juga. Aku tetap mencintaimu dengan segala akal sehat dan perasaanku. Dan aku, akan selalu menunggu waktu dimana kita akan berjumpa. Bukan hanya sekedar teman, tapi lebih dari itu. Jadi, segera balas perasaanku, ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Kedua
Romancetentang keindahan dalam diri seseorang yang tidak menyadari betapa menawannya ia ketika tersenyum.