'Sejak saat itu, saat kedua jari itu mengetuk dahi lebarku. Aku merasa, pada hari itu kami memiliki sebuah ikatan'
***
Matahari siang ini bersinar dengan terik, kedai-kedai makanan terlihat penuh sesak pengunjung. Beberapa dari mereka juga mengantri menunggu giliran, mengingat ini sudah memasuki jam makan siang. Gadis bersurai merah muda yang kini nampak mendekati sebuah kedai dango terhenti saat seseorang memanggil namanya.
"Hei, jidat!"
Itu gadis Yamanaka, surai blondenya yang panjang nampak berkilau dibawah terik matahari.
"Ku pikir kau masih bergelung dengan laporan di rumah sakit dan melewatkan makan siangmu." Keduanya berjalan beriringan memasuki kedai dango, memilih tempat duduk di pojokan yang baru saja kosong.
Gadis bersurai merah muda itu menggeleng sembari tersenyum maklum. Akhir-akhir ini dirinya memang disibukkan dengan perihal pekerjaannya di rumah sakit mental anak. Sejak perang dunia shinobi berakhir dua tahun yang lalu, dirinya mengusulkan untuk membuka tempat rehabilitasi mental khusus anak-anak. Sehingga sangat wajar bagi orang-orang melihat dirinya yang begitu sibuk setiap harinya.
"Sakura, ku dengar kau akan melakukan perjalanan bisnis ke Sunagakure. Bisnis apa yang dimaksud?" Ino-gadis itu menggerling jahil menatap sahabatnya.
Sakura tertawa, "Tentu saja tentang rumah sakit mental anak, memangnya apa lagi yang kau pikirkan?"
"Hei, ku dengar mereka memiliki tenaga medis laki-laki yang tampan. Lagi pula kazekage mereka juga masih lajang, kau tidak berminat untuk memilih salah satu dari mereka?"
Lagi, Sakura hanya tertawa menimpali. "Ku rasa kau lebih berminat pig, kenapa tidak kau coba saja?" Sakura membalas ucapannya.
"Ayolah, ku rasa itu bukan ide yang buruk untukmu. Lagipula aku sudah menyukai seseorang." Pipinya memerah layaknya gadis yang tengah jatuh cinta. "Sakura, jika ada lelaki yang menunjukkan ketertarikannya padamu tolong jangan kau tolak. Aku tahu disini adalah kau masalahnya, bukan mereka yang tidak suka padamu."
Sakura benar-benar tak habis pikir dengan sahabatnya, dia terlalu realistis. "Sudahlah. Jadi siapa lelaki itu, apa itu Sai?"
Kali ini gadis Yamanaka itu tertegun, "ba..bagaimana mungkin kau tahu?" cicitnya.
Sakura tertawa jenaka, "Hei, itu sudah terlihat jelas. Ku rasa seluruh desa sudah mulai mencium gelagat aneh kalian berdua yang sering tertangkap basah bersama."
Ino menatap gelas ocha-nya seakan ragu dan malu ia menjawab, "sebenarnya, kami sudah berkencan sejak satu bulan yang lalu. Tapi kami masih merahasiakannya."
Sakura tertegun untuk sesaat, sahabatnya sudah mendapatkan titik terang dalam hubungan asmaranya. Wajahnya menampilkan senyuman yang indah, "Itu bagus! Aku benar-benar senang mendengarnya. Tapi apa ini, kenapa kau menyembunyikannya?"
"Aku hanya sedikit malu, kau tahu? Sai sangat tampan, terkadang aku merasa tidak cocok berpasangan dengannya."
"Hei, kau cukup cantik tenang saja." Sakura memancing kepercayaan diri sahabatnya.
"Cukup? Hei, aku lebih cantik tau!"
Keduanya benar-benar menghabiskan sisa waktu makan siang dengan tertawa sembari membahas hubungan asmara teman-temannya. Yang Sakura tahu, beberapa dari teman-temannya sudah memulai kehidupan asmaranya dengan baik. Bahkan Shikamaru sudah mengambil langkah yang berani dengan Temari. Ini benar-benar lucu, mengingat keduanya yang tidak nampak akur jadi terlibat hubungan asmara.
'Semoga semuanya berakhir dengan baik', Sakura membatin.
"Hei, apa kau masih menunggu Sasuke-kun kembali?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Sasusaku by Mypaperink
Não FicçãoBeberapa potongan oneshoot yang bakal di up secara berkala. Semua cerita pendek setiap babnya adalah karangan saya sendiri, mohon untuk tidak copas maupun repost.