“Ibu..., tolong..., Belle takut....” gadis kecil itu meringkuk ketakutan dibalik tumpukan sampah. Dari penampilannya, gadis malang itu sudah melewati masa-masa yang seharusnya tidak dialami oleh gadis manis seusianya.
"Hai Nona manis, kenapa kau sendirian di sini? Apa kau tersesat? Di mana orang tuamu?" manik mata hijau terang milik gadis usia 8 tahun itu menatap pemilik manik mata coklat terang dengan perasaan takut.
Anak laki-laki yang menjadi pemilik manik mata coklat terang itu sadar jika gadis di depannya ketakutan dengan dirinya, ia melembutkan tatapannya dan mengulurkan tangannya.
"Jangan takut, saya bukan orang jahat. Nama saya Arthur, siapa namamu?" perlahan gadis itu mulai membuka diri dan menerima uluran tangan Arthur Tudor, nama anak laki-laki berusia 15 tahun itu. Arthur tersenyum lembut ketika gadis itu menerima uluran tangannya dan membuka suaranya.
"Belle, nama saya Belle, Tuan Arthur." suara gadis dengan mata hijau terang yang bernama Belle itu sedikit membuat Arthur terpesona karena suaranya yang lembut dan hangat. Tanpa berkata apa pun, Arthur langsung menarik Belle menuju ke kereta kuda yang tak jauh dari posisi mereka.
"Yang Mulia Arthur, siapa yang Anda bawa?" tanya seorang pengawal kepada Arthur. Arthur menyuruh Belle masuk ke kereta kuda terlebih dahulu sementara dirinya berbicara dengan pengawalnya.
Tentu saja Belle dan pengawal itu terkejut namun tindakan Arthur lebih cepat daripada reaksi mereka. Belle sudah berada di dalam kereta kuda hanya bisa memandang percakapan Arthur dengan pengawalnya dari dalam kereta kuda.
"Ada apa dengan Tuan Muda itu? Tiba-tiba muncul dan menarikku kemari? Lalu mata itu..., seperti mata milik Ibu." ucap gadis itu kepada dirinya sendiri dan setelah beberapa menit, Arthur menyusul masuk ke dalam kereta kuda kemudian kereta kuda itu bergerak.
Belle sebenarnya ingin bertanya kepada Arthur ke mana mereka akan pergi namun Belle bukan gadis bodoh yang akan langsung bertanya kepada seorang pangeran tanpa sopan santun yang benar.
Ya, Arthur Tudor merupakan anak pertama dari Raja Henry VII dengan Elizabeth dari York. Maknanya, Arthur adalah pangeran pertama yang akan meneruskan takhta sang ayah nantinya.
"Kita akan ke istana, Belle. Jangan khawatir, kau tidak akan menerima hukuman atau siksaan. Di sana kau akan lebih aman dan nyaman daripada di antara tumpukan sampah itu." Belle terkejut dengan pernyataan Arthur yang menjawab pertanyaan di kepalanya. Arthur yang melihat reaksi lucu Belle itu tertawa pelan dan mengalihkan pandangannya keluar.
"Kau sama lucunya dengan Margaret, adik perempuanku. Manik mata itu indah, seperti berlian. Saya heran bagaimana kamu bisa ada di antara tumpukan sampah itu, padahal kamu bisa saja berada di rumah yang nyaman bersama orang tuamu." Belle yang menundukkan kepalanya karena ia ragu untuk menceritakan masa lalunya kepada orang baru, walaupun ia seorang pangeran sekalipun.
Melihat gerak-gerik Belle yang merasa tidak nyaman langsung membuat Arthur paham jika gadis di depannya enggan menceritakan tentang masa lalunya.
'Pasti berat untuk gadis seusianya harus bertahan hidup sendiri di tengah padatnya kota. Aku penasaran kenapa aku bisa menerima permintaan Madam, padahal aku bisa saja menolak permintaannya.' Arthur menundukkan kepalanya, bertarung dengan batinnya sendiri.
Sesekali ia melirik Belle yang tampak antusias ketika mereka mulai melewati kerumunan orang. Senyuman Belle tanpa sadar membuat Arthur seperti melihat sosok cantik yang berada di sebelah Belle.
Tiada angin tiada hujan, Arthur seketika membayangkan sosok perempuan cantik yang menjadi sosok Belle nantinya ketika dewasa. 'Mirip seperti Madam..., cantik, baik, tulus, perhatian.' itulah yang ada dipikiran Arthur saat membayangkan Belle di masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Pendek (Cerpen)
Short StoryKumpulan cerpen yang menganggur di file hp Amy. Semuanya murni dari Amy tanpa ada unsur plagiat dan sebagainya.