Prolog

10 3 1
                                    

" Jika tidak bisa menemukan orang baik dari sekumpulan manusia, maka jadilah baik untuk dirimu sendiri dan orang lain. Kamu tidak pernah tahu, kapan dunia akan berhenti bermain-main. "

~Sedikit-Cerita-Kita~

Prolog ✨

Bersantai setelah jam olahraga adalah hal yang paling menyenangkan. Bisa mengembalikan stamina, setelah di kuras habis karena beberapa kegiatan pembelajaran. Aluna dan Alea menjadi dua diantara tiga puluh lima siswa-siswi yang menikmati jam istirahat.

Kedua siswi tersebut memilih, untuk mengganti seragam olahraga terlebih dahulu. Aluna dan Alea sudah seperti botol dan tutupnya. Dimana ada Aluna disitu ada Alea, begitupun sebaliknya.

Alea terlihat kesal pada Aluna. Terlihat dari matanya yang terus melotot. Menatap tajam pada Aluna, seolah temannya itu seorang narapidana.

" Kebiasaan banget, beresin masalah orang padahal hidup sendiri berantakan parah. Kenapa sih? " Akhirnya pertanyaat itu dapat Alea utatakan. Alea merasa aneh dengan kebiasaan  temannya itu.

" Hehe. " Aluna hanya bisa tersenyum.

" Lah, malah senyum. Gajelas ah Luna!! Jawab dulu! "

" Susah di jelasinnya Leaaa ... "

" Ngomong gakk? Cepettt!!! " Alea sedikit memaksa.

" Ya gimana yah, gue cuman ga mau orang lain ngerasain apa yang gue rasain. Sakit loh gaada tempat cerita, selagi masih bisa membantu, kenapa engga?? " Gadis beralis tebal itu tersenyum.

" Gaada yang mau dengerin masalah gue Lea ... jadi, daripada nyari orang yang tepat buat dengerin masalah gue, kenapa ga gue aja yang jadi pendengar buat orang lain? " lanjutnya.

Alea paham, bagaimana kehidupan seorang Aluna Bramantio selama ini. Temannya itu terlalu pintar, sampai terlihat seperti orang yang bersih dari masalah.

" Orang mana bisa paham, kalo lo ga pernah cerita Lun. " Alea mencoba memberikan pengertian sekali lagi.

" Orang ngiranya ya lo bahagia, gaada masalah. Jadi, gimana mau ketemu pendengar yang lo maksud, kalau lo nya aja ga cerita ke siapapun " lanjutnya.

" Cerita? gue males Lea, takut ngebebani orang lain. Siapa tau masalahnya lebih gede dsri gue. "

" Udah ya Lea, jangan di bahas lagi. Gue gapapa kok, duluan yaa. " Aluna bergegas pergi, bukan karena kesal pada Alea. Hanya saja, gadis itu butuh waktu untuk sendiri.

" Gue selalu ada buat lo Lunaa, " lirih Alea.

Sedikit Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang