🐩Awal yang terkesan membosankan ku harap nantinya akan menjadi memori yang tak terlupakan🐩
Bulan ini adalah bulan sibuknya para siswa dan siswi masuk ke tahun ajaran baru di sekolah mereka entah mereka naik kelas ataupun naik ke sekolah ke jenjang yang lebih tinggi tingkatannya. Begitupun Cala gadis cantik bertubuh seksi dengan tinggi yang semampai dan wajah yang bisa di bilang tegas namun baby face itu sedang berjalan di koridor sekolah dengan langkah terburu-buru.
Pasalnya waktu sudah menunjukan jam 6:30. Salah dirinya sendiri memilih santai saat pagi tadi yang bilangnya, 5 menit lagi padahal waktu sudah menunjukan 5:55 maka dari itu sekarang hampir telat masuk.
Cala kini berdiri depan jendela kelas dimana tertera disana kertas berukuran A4 dengan tulisan 'SMA MAHARAYA Kelas B' dan di bawahnya sederet nama-nama murid yang masuk ke dalam kelas tersebut. Cala menyipitkan mata sejenak menatap deretan dari nama tersebut. Ketemu! batinnya.
"Huft~" hembusan nafas gugup berhasil lolos sebelum memasuki kelas. Langkahnya berjalan pelan memasuki kelas dan berhenti sejenak untuk mengedarkan pandangan ke penjuru sudut kelas.
"Sini, cuman disini yang tersisa." Ajak gadis bermata sipit dengan gaya rambut Medium Bob. Tangannya terus melambai ke arah Cala.
Cala yang melihat hal tersebut mengangguk paham, bergegas ke arah gadis yang mengajaknya tadi. Bangku barisan paling depan pojok dekat tembok di depan meja guru disitulah Cala mendudukan diri dengan sebelah bangkunya yaitu gadis tadi.
"Siapa nama lo?" ajaknya mengawali pembicaraan.
"Nascala Tsadina, bisa panggil Cala. Kalau lu sendiri?" jawab Cala setelah meletakan tas di kaitan kursi.
"Meizoley Rania. Panggil ley atau zoley terserah deh."
Dari arah belakang seorang gadis menyahut dengan semangat sambil menepuk kedua bahu gadis di depannya. "Kenalin namaku Devita Raquel guys! panggil aja Raquel."
Keduanya menoleh ke arah belakang mendapati gadis cantik berwajah imut, polos dan menggemaskan. Cala ingin sekali mencubit pipi gembil gadis itu.
"Oh hai! Cala, lebih tepatnya Nascala Tsadina."
"Gue Meizoley Rania, dan lo yang di sebelahnya Devita Raquel. Siapa nama lo?" pandangan Zoley kini berganti ke arah sebelahnya Raquel, begitupun Cala dan Raquel mengikuti arah mata Zoley. Merasa di tatap oleh 3 orang dari berbagai sudut gadis itupun menjawab, "Elizabeth Queeny. Pangil Elizabeth."
"Salam kenal kalian semua—"
BRAK!!!
Belum sempat melanjutkan sesi perkenalan Cala dibuat diam oleh gebrakan pintu. Kelas yang awalnya seperti pasar senin itu mendadak senyap akibat gebrakan tersebut dan seorang laki-laki bertubuh tinggi dengan wajah yang rupawan dengan memakai baju muslim khas sekolah tersebut di karenakan hari ini hari jum'at. Lelaki itupun masuk ke kelas dan berhasil mengambil atensi seluru warga kelas B.
"Kalian duduk yang rapih, karena sebentar lagi akan kita mulai dan panitia pengawas dan panitia lainnya sedang berkeliling kelas." Laki-laki itu berdiri di depan kelas dengan gagah. Semua serempak menuruti laki-laki tersebut.
"Sebelumnya perkenalkan saya adalah PJ sementara dari Kelas B ini! salam kenal dan saya harap kerjasamanya. Untuk sekarang jangan berisik sampai panitia pengawas dan lainnya datang ya? Setelahnya kalian akan memulai tes psikotes."
Serempak menjawab, "iya kak!"
Tak berselang lama 4 orang masuk ke dalam kelas: 3 laki-laki dan satu perempuan, dengan 2 orang langsung menuju ke arah belakang dan beridiri di sudut pojok ruangan, 2 yang lainnya berdiri di depan bersama laki-laki yang sudah lebih dulu berdiri disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jagat Cala
Teen FictionNascala Tsadina, manusia ter-random dan aneh ini konon katanya berdarah ungu. Tetapi ini bukan tentang merah, biru dan ungunya sebuah darah atau istilah, lebih pada kehidupan Cala yang penuh dengan konflik dan drama, pembuktian dan keadilan. Lalu da...