Happy reading!
Beberapa saat kemudian, saat menyelesaikan lembaran soal yang diberikan Darren. Ponsel Darren berbunyi. Darren pamit mengangkat telefonnya pada Azzela juga Nathaniel.
''Nama lo Azzela?'' tiba-tiba Nathaniel membuka suara setelah keheningan beberapa saat.
Azzela mengangguk tanpa menoleh ke arah Nathaniel dan lanjut mengerjakan lembaran soal yang diberikan Darren.
Darren kembali setelah menerima telefon, meminum minumannya dan berkata. ''Zel, lo mau ikut olimpiade?''
Alis Azzela terangkat, ia tertarik. ''Olimpiade apa Kak?''
''Olimpiade Geografi. Lo mau ikut? Ya, sebenernya Bu Alvi juga nyuruh lo. Mau gak mau lo harus ikut.''
Azzela berpikir sejenak. ''Oke, gue ikut Kak. Olimpiade mandiri kan? Bukan tim?''
Darren menggeleng. ''Tim. Lo satu tim sama Nathan, karena murid yang unggul di bidang geografi yang satu tingkat sama lo. Cuma Nathan.''
Nathan akan membuka mulutnya untuk protes, namun Azzela menyela. ''Kenapa harus sama dia? Gak ada yang lain gitu?''
Kali ini Nathaniel setuju dengan Azzela. ''Iya, kenapa harus sama cewe ini? Gak mau ikut.''
Darren menatap manik mata Nathaniel dengan dalam. ''Ini kesempatan buat buktiin nilai lo, Nath.''
Nathaniel tersentak dan terdiam. Darren benar, ia harus membuktikan nilai dirinya. ''Ya udah, gue ikut aja. Terserah.''
''Zel?''
''Iya, gue ikut. Sekalian healing aja.'' Setelah itu Azzela kembali menulis jawaban lembaran soal yang Darren berikan. ''Kapan lombanya?''
''Sabtu depan.''
''What? Yang bener aja anjir! Masa cuma ada waktu seminggu?'' protes Azzela. Walau tergolong murid yang cepat tangkap dalam hal pelajaran, Azzela bukanlah robot atau makhluk sempurna yang bisa bersiap-siap untuk lomba olimpiade dalan waktu seminggu.
Pada dasarnya, semua manusia yang memiliki gelar jenius. Membutuhkan proses dalam mencapai gelar itu. Tidak mungkin ada manusia sempurna yang bisa melakukan semuanya.
Jika ada manusia yang bisa melakukan semua hal sendirian, bukan berarti dia tak punya kelemahan. Dia hanya menyembunyikan kelemahannya dan menonjolkan keunggulannya.
Manusia memang makhluk hidup yang sempurna karena memiliki akal. Orang bilang, manusia tidak ada yang sempurna. Tapi mengapa manusia dituntut untuk sempurna?
''Udah makan Zel?'' tanya Darren
''Belum Kak,'' jawab Azzela.
''Gue ga ditanyain gitu?'' sinis Nathaniel.
Saat Darren akan menjawab Nathaniel, ponselnya berbunyi. Ia pun pamit ke luar restoran sebentar untuk mengangkat telefon. Beberapa menit kemudian ia kembali.
''Eh Zel, Nath. Gue pamit ya, ada urusan di perusahaan,'' ujar Darren setelah menerima telfon dari seseorang.
Azzela berkata, ''iya Kak.. Hati-hati di jalan.''
''Nanti kertas soalnya dikemanain?'' tanya Nathan, dan Darren menjawab. ''Simpen di lo dulu, ntar gue ambil.''
Setelah itu Darren memakai hoodienya, masuk ke dalam mobil dan mobil tersebut melaju menuju tempat yang Darren tuju. Hening beberapa saat, Azzela membuka suara.
''Than, Kak Darren punya perusahaan?''
Nathaniel mengangguk. Azzela kembali bertanya, ''perusahaan apa?''
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzela
Teen FictionKisah gadis Astrophile yang mencari tahu tentang orang tuanya yang hilang tanpa kabar selama bertahun-tahun.