𝐋𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫 𝟏 ~ 𝐇𝐚𝐫𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐇𝐚𝐫𝐢 𝐈𝐧𝐢

106 15 0
                                    

Kadang kala rasanya ingin menyerah, rasa ingin menghilang begitu tinggi. Namun tak hanya satu kali ia merasa putus asa. Semakin lama beban yang ia bawa terasa bertambah berat.

Tak ada hari tanpa bekerja dan bekerja, demi mencari sesuap nasi untuk keluarganya.
Kenandra nama anak yang menjadi tulang punggung keluarga.

Dia merupakan anak yatim piatu yang hanya tinggal dengan kedua adiknya Kevan dan Kevin. Karena kematian sang orang tua yang tiba-tiba membuat Kenan berusaha untuk merawat kedua adiknya.

Entah itu berkah atau beban yang diberikan, ternyata kedua orang tuanya memiliki peninggalan berupa utang. Yang membuat Kenan dan adiknya terpaksa menjual rumah satu-satunya yang merupakan aset dan peninggalan sang orang tua.

Kenan yang saat itu masih berumur 15 tahun dipaksa untuk dewasa demi menghidupi kedua adiknya. Ia putus sekolah untuk bekerja, dikarenakan utang yang dimiliki sang orang tua belum lunas. Apalagi jika dia tak tepat waktu melunasi bunga yang diberikan sang peminjam akan otomatis bertambah.

Hal itu membuat Kenan berusaha keras untuk melunasi dan menghidupi kedua adiknya.

Sekarang Kenan berada di sebuah restoran cepat saji untuk bekerja. Kenan hari ini mendapatkan shift malam, jadi ini adalah pekerjaan terakhir hari ini.

Kenan dengan tenaga yang mungkin tinggal 30% berusaha untuk bersikap profesional. Bagaimana tidak, hari ini ia telah mengambil pekerjaan 3 sekaligus dalam satu hari yang mana ia tidak memiliki jeda untuk beristirahat.

Karena itu sekarang tenaga Kenan mulai terkuras habis. Beruntung setelah ini ia tak memiliki pekerjaan lagi. Jadi ia nanti bisa langsung pulang untuk beristirahat.

Hari mulai larut, tepat jam 10 malam restoran tempat bekerja Kenan mulai tutup. Kenan mulai merapikan meja dan kursi untuk persiapan tutup. Namun tak lama bos Kenan memanggilnya.

" Kenan "

" iya bos, ada yang bisa saya bantu "

" Haha, kamu gak usah formal gitu kepada saya  panggil seperti biasa saja "

" ah baiklah kak Dev "

Devan merupakan pemilik restoran tempat bekerja Kenan. Devan itu sangat baik kepada Kenan karena dia tahu bagaimana perjuangan Kenan untuk membiayai adik adiknya.

" hari ini kamu gajian, dan ini tambahan buat kamu dari hasil lembur kamu "

" terima kasih kak "

" iya sama-sama, yaudah sekarang kamu langsung pulang aja biar restoran nanti saya tutup "

" baiklah kak, kalau begitu saya pamit ya "

" iya, hati-hati "

Kenan pun pulang membawa amplop gajian nya dengan gembira. Dia langsung merencanakan untuk membelikan ayam goreng untuk adiknya. Sudah lama dia tidak membelikan ayam goreng untuk kedua adiknya itu.

Kenan pun mempercepat langkahnya menuju warung untuk membeli ayam goreng.

Sesampainya di rumah Kenan berhenti sejenak memandang rumah sederhana yang kini menjadi tempat ia berteduh. Perlahan ia buka pintu rumah.

" abang pulang " lirih Kenan.

Suasana rumah terlihat sepi, sepertinya kedua adiknya sedang pergi ke rumah temannya. Namun ini sudah jam setengah 11, bagaimana bisa mereka belum pulang jam segini. Ia ingin menghubungi mereka, namun apa daya ia tak memiliki handphone untuk sekedar memberi kabar sang adik untuk segera pulang.

Apalagi ia juga tidak tahu siapa teman-teman adiknya. Sejak kematian sang orang tua kedua adiknya perlahan mulai bersikap memberontak, mereka yang biasanya diberi kehidupan yang serba ada membuat mereka berontak akan kejadian yang tiba-tiba.

Hingga lama kelamaan mereka mulai membenci sang abang sebab ia tidak bisa mengabulkan permintaan keduanya, sehingga mereka akan selalu memperlakukan kasar kepada Kenan.

Namun Kenan berusaha untuk sabar akan kelakuan mereka, Kenan berusaha memahami bagaimana perasaan mereka karena ditinggal oleh sang orang tua.

Kenan pun menghela napas, ia pun mulai beranjak kearah dapur dan meletakkan ayam goreng ke piring lalu ia simpan ke lemari. Lalu pergi kearah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak lama kemudian, kedua adiknya mulai pulang. Dengan langkah gontai mereka pergi kearah dapur.

Melihat adanya ayam goreng di piring membuat mata mereka berbinar, dengan semangat mereka melahap makan malam dengan nikmat.

Setelah kenyang mereka pun langsung pergi ke kamar tanpa mencuci piring yang telah mereka gunakan.

Kenan pun telah selesai mandi, ia hanya memakai kaos hitam pendek dengan celana training. Ia pun mulai beranjak ke arah dapur.

Di Sana ia melihat bekas piring yang sudah berantakan, ia pun melihat kearah piring yang berisi ayam goreng tadi. Di Sana hanya tinggal leher dan kepala ayam. Sepertinya kedua adiknya sudah pulang dan langsung makan malam tanpanya dan menghabiskan seluruh ayam goreng nya menyisakan leher dan kepala saja.

Kenan hanya bisa tersenyum pedih, ia tadi berusaha untuk mandi secepat mungkin agar bisa makan bersama dengan kedua adiknya itu. Sudah lama dia tidak makan bersama, ia berpikir jika ia hari ini membawakan ayam goreng kesukaan mereka ia bisa makan bersama dengan mereka.

Namun sepertinya harapan kali pupus sudah. Karena kedua adiknya sudah memakan dahulu tanpa menunggunya. Akhirnya Kenan hanya bisa menghela napas pelan.

Kenan pun mulai membersihkan dapur dan mencuci piring piring bekas adiknya tadi. Setelah mencuci ia menyimpan leher dan kepala ayam kedalam lemari, ia sudah tak berselera untuk makan malam. Ia berencana menyimpan leher dan kepala ayam untuk makan kedua adiknya besok.

Padahal Kenan belum makan dari siang, namun entah kenapa melihat adiknya bisa makan banyak hari ini membuat ia merasa kenyang sendiri. Ada secercah kebahagiaan melihat kedua adiknya makan banyak hari ini tak seperti hari biasanya. Walaupun ia tak bisa makan bersama mereka, ia tetap merasa bahagia melihat mereka tidak kekurangan makan seperti hari hari kemarin.

Dengan langkah pelan ia mulai mematikan lampu-lampu rumah. Setelah itu ia sempatkan untuk mampir ke kamar adiknya.

Saat membuka pintu kamar ia melihat keduanya sudah tertidur pulas dengan saling berpelukan. Kenan yang melihat itu langsung tersenyum  cerah, setidaknya jika mereka membencinya mereka masih memiliki satu sama lain untuk saling menguatkan.

Kenan pun membenarkan letak selimut untuk mereka. Dengan lembut Kenan membelai rambut mereka takut jika membangunkan mereka.

" Abang akan selalu melindungi dan menyayangi kalian. Walaupun kalian membenciku pun abang akan tetap selalu menjaga kalian hingga kalian sendiri yang menyuruh abang untuk berhenti menjaga kalian " lirih Kenan.

Harapan Kenan hari ini sama seperti sebelumnya, ia ingin kedua adiknya mendapatkan hidup yang layak dan bahagia, walau tanpa dirinya.






Tbc

270923

Tak Menentu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang