Kenan akhirnya mengambil keputusan dengan gegabah, mengapa gegabah?
Ia terlalu memikirkan perkataan dari Hendra, sehingga ia mau tak mau menginjinkan kedua adiknya untuk di adopsi.
Ya, adopsi dan hanya mereka berdua yang diadopsi. Mengapa?
Flashback
Setelah kepergian Hendra, Kenan mulai merenung dengan isak tangis lirih. Semua perjuangannya, tujuan hidupnya akan diambil secara paksa oleh orang asing.
" Ayah, ibu apa yang harus Kenan lakukan. Mereka ingin diadopsi oleh orang lain, bisa mengejar cita cita mereka. Tapi di sisi lain Kenan nggak mau mereka pergi, mereka semangat Kenan. Kalau mereka pergi apa yang harus Kenan perjuangkan lagi. "
Dengan mengumpulkan sedikit tenaga, Kenan pergi ke kamar mandi untuk membasuh mukanya yang sembab. Lalu pergi ke kamar si kembar.
Tok tok tok
" Abang masuk ya "
Disana si kembar sedang mempersiapkan pakaian yang ingin mereka bawa. Tak disangka Kenan, ternyata mereka berdua sudah menyetujui untuk diadopsi tanpa memikirkan dirinya.Kenan hanya terkekeh miris. Yah, apalagi yang mereka inginkan darinya, sekolah tidak tamat, kerja serabutan sana sini tanpa adanya waktu untuk mereka.
Yah, sepertinya merelakan mereka untuk mendapatkan kehidupan yang layak mungkin keputusan yang terbaik. Mungkin?
" Sini dulu kalian, abang ingin bicara sama kalian " panggil Kenan.
Kevan dan Kevin pun menghentikan aktivitasnya dan menuju ke samping Kenan.
" Apa yang ingin abang bicarakan "tanya Kevan.
Kenan berdiam sejenak memandang wajah wajah adiknya yang sudah tumbuh dewasa.
" Huh, abang hanya ingin bertanya kepada kalian, apakah kalian setuju dengan adopsi yang diajukan oleh pak Hendra? "
Kevan dan Kevin terlihat merenung sejenak.
" Kalau kalian setuju tak apa, abang maklum mungkin kalian merasa kurang akan apa yang selama ini abang berikan kepada kalian. Apalagi untuk figur orang tua abang gak bisa gantiin sepenuhnya. Keputusan kalian ada di tangan kalian, ambil positifnya pikir kedepannya ya "
Tangan Kenan terulur ke kepala mereka berdua." Baik baik disana jangan nyusahin pak Hendra ya, belajar yang rajin biar bisa ngebanggain orang tua kalian, abang hanya bisa berdoa yang terbaik untuk kalian. Kalau bisa kalian bisa balas budi pak Hendra setelah merawat kalian nanti ya "
" Jaga pergaulan, jangan sampe kejerumus ke pergaulan yang nggak baik. Jangan lupa sesekali mampir ke makam ayah sama ibu, mereka pasti seneng ngelihat kalian di sana "
" Jangan lupa sama abang ya " lirih Kenan.
Kevan dan Kevin hanya menatap kosong ke arah depan setelah mendengar nasihat dari sang abang.
Kenan hanya tersenyum simpul melihat si kembar, ada sedikit perasaan lega setelah mengeluarkan unek uneknya.
" Yaudah, besok kalian akan berangkat kan. Sini abang bantu siap siap, jangan sampe ada yang ketinggalan "
Kenan pun beranjak dari duduknya menuju ke lemari sang kembar. Kevan dan Kevin pun ikut beranjak untuk menyiapkan barang barang nya.
" Abang bahagia, kalau kalian bahagia juga "
☆♬○♩●♪✧♩ Tak Menentu ♩✧♪●♩○♬☆
Keesokan harinya, Kenan memasak makanan kesukaan si kembar. Yah, walau mengambil uang dari tabungan, setidaknya hari ini ia bisa membuat si kembar senang sebelum mereka meninggalkannya.
Semalam setelah membantu si kembar, Kenan langsung pergi ke kamarnya. Di sana ia menangis cukup lama, mengadu kepada orang tuanya.
Namun lihatlah sekarang ia terlihat fresh dan energic seakan akan kejadian kemarin tidak membuatnya sedih.
Kenan sudah mengikhlaskan semua demi masa depan kedua adiknya.
Setelah menata makanan di meja, Kenan pergi ke kamar si kembar.
" Kevan, Kevin sarapan sudah siap jangan lupa barang barang kalian dibawa sekalian "
" iya bang "
Tadi pagi setelah merasa baikan Kenan langsung menghubungi pak Hendra untuk masalah adopsi si kembar. Dan pak Hendra telah mengurus surat surat adopsi dan pagi ini akan menjemput si kembar.Kevan dan Kevin telah sampai di meja makan, akhirnya setelah sekian lama Kenan bisa makan semeja dengan adiknya. Walau ini adalah makan bersama untuk terakhir kalinya.
" Makan yang banyak, biar punya tenaga "
Kenan rasanya ingin melambatkan waktu untuk sebentar saja, menikmati momen langka bersama adiknya. Ingin egois, namun jika melihat ke depan tak adanya gunanya untuk menangis sekarang.
Lebih baik ia bisa melihat si kembar hidup bahagia, menjadi sarjana mungkin, atau bisa jadi mereka menjadi salah satu orang sukses di dunia ini.
Memikirkan itu membuat Kenan tanpa sadar mengembangkan senyuman tipis yang terlihat indah.
" Bagaimanapun keadaannya nanti, jika ada masalah kalian bisa cari abang. Sebisa mungkin abang akan bantu kalian "
" Bahagia selalu adik abang "
Tbc
030624
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Menentu
KurzgeschichtenKisah dari Kenan sang tulang punggung untuk kedua adiknya. Mulai : 27 Sep 2023